pattonfanatic.com

IHSG Melaju di Awal Sesi Pagi, Rupiah Melemah

Ilustrasi bursa saham.
Lihat Foto

JAKARTA, - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (30/8/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.22 WIB, IHSG bergerak pada level 7.654,87 atau naik 27,2 poin (0,36 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.627,6.

Sebanyak 234 saham melaju di zona hijau dan 179 saham di zona merah. Sedangkan 187 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,3 triliun dengan volume 2,1 juta saham.

Baca juga: IHSG Ditutup Turun, Rupiah Melemah

Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan hari ini IHSG berpotensi menguat. Dia bilang, sentimen yang membayangi pasar masih seputar kondisi ekonomi China dan suku bunga AS.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.455 – 7.675,” kata Maximilianus dalam analisisnya.

Bursa Asia hijau, dengan kenaikan Shanghai Komposit 0,43 persen (12 poin) ke posisi 2.835,12, Nikkei menguat 0,5 persen (209,6 poin) ke level 38.572,19, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,96 persen (170 poin) ke posisi 17.956,33, dan Strait Times menguat 0,51 persen (17,4 poin) ke level 3.421,93.

Baca juga: IHSG Awal Sesi Lanjutkan Kenaikan, Rupiah Menguat

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.20 WIB rupiah berada pada level Rp 15.470 per dollar AS atau turun 47 poin (0,3 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 15.423 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan, pagi ini indeks dollar bergerak di atas level 101, padahal pagi sebelumnya masih di kisaran 100. Hasil PDB ini mengindikasikan bahwa ekonomi AS masih cukup tangguh sehingga mungkin tidak perlu pemangkasan suku bunga acuan AS yang besar dalam waktu singkat.

Hasil PDB AS itu, data CME Fedwatch tool memperlihatkan penurunan peluang pemangkasan suku bunga 50 bps dari 38 persen menjadi 33 persen. Tapi di sisi lain, peluang suku bunga acuan AS untuk dipangkas di September masih 100 persen dan ini membantu penguatan rupiah terhadap dollar AS.

“Dengan sentimen tersebut, penguatan rupiah terhadap dollar AS mungkin mendapatkan sedikit perlawanan. Rupiah masih berpotensi menguat ke arah Rp 15.380-Rp 15.400, dengan potensi pelemahan ke arah Rp 15.450 per dollar AS,” kata Ariston kepada .

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat