Persiapan CIMB Niaga dan BSI Terjun ke Bisnis "Paylater"
JAKARTA, - Industri perbankan mulai menunjukkan ketertarikan yang serius terhadap bisnis buy now pay later (BNPL) atau paylater.
Beberapa bank seperti PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah lebih dahulu masuk ke dalam bisnis ini dengan penawaran untuk nasabah eksisting terlebih dahulu.
Bukan tanpa dasar, penyaluran pembiayaan melalui bisnis paylater memang masih menarik dilihat dari pertumbuhannya.
Baca juga: Bank CIMB Niaga Masih Optimistis Luncurkan Paylater Tahun Ini
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, piutang pembiayaan produk buy now pay later (BNPL) atau paylater mencapai Rp 7,24 triliun sampai Juni 2024.
Angka tersebut tumbuh 47,81 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kepala Eksekutif Pengawas Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengatakan, kinerja tersebut dibarengi dengan angka penyaluran pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) Gross sebesar 3,07 persen pada semester I-2024.
Adapun, NPF neto produk paylater ada pada kisaran 0,80 persen.
Baca juga: Bank BTPN Sebut Paylater Jenius Masih Produk Pengenalan
Melihat pertumbuhan tersebut, minat untuk masuk ke dalam bisnis paylater muncul dari dua perbankan besar yakni PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
CIMB Niaga optimistis untuk meluncurkan produk buy now pay later (BNPL) atau paylater pada 2024 ini.
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi mengatakan, terdapat dua kondisi yang memengaruhi peluncuran produk paylater CIMB Niaga.
"Ada dua hal, pertama terkait sistem yang sedang di-develop dan kedua adalah timing-nya. Jadi memang ada prioritas-prioritas yang kami jalani dulu," kata dia ketika ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2024).
Terkini Lainnya
- Kemenhub: Penumpang dan Kru Pesawat Trigana Air Selamat, Beberapa Luka-luka
- Gunakan AI, OJK Pede Kredit Macet Pinjol Bakal Turun
- Peruri: Layanan E-Meterai Sudah Berjalan Normal
- Di IDX Net Zero Incubator 2024, Sucofindo Latih Cara Hitung Karbon untuk 110 Emiten
- Faktor Potensial Pemicu Inflasi
- Menimbang Usulan Pengkajian Ulang Formulasi Anggaran Wajib Pendidikan
- Pinjol Masih Digemari Masyarakat, Nilai Pinjamannya Capai Rp 69,39 Triliun
- Harga Emas Antam Terbaru 9 September 2024, Turun Rp 7.000 Per Gram
- Ekonomi Indonesia Disebut Bisa Tumbuh 8 Persen dengan Cara Ini
- Harga Emas Terbaru di Pegadaian, Senin 9 September 2024
- Simak Daftar Kurs Rupiah Hari Ini di BCA sampai BRI
- Ketika Kepatuhan Pajak Tak Sejalan dengan Gaya Hidup
- IHSG Awal Pekan Dibuka di Zona Hijau, Nilai Tukar Rupiah Melemah
- Harga Bahan Pokok Senin 9 September 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Garam Halus Beryodium
- IHSG Diperkirakan Bakal Melemah Awal Pekan Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya
- Hadirkan Layanan Kemasan, UMKM Bandar Lampung Siap Naik Kelas
- IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi
- Strategi Pupuk Indonesia Genjot Minat Anak Muda Jadi Petani
- Bos Bulog Minta Orang Kaya Jangan Beli Beras SPHP
- Masuki Usia Ke-9, J&T Express Catatkan Prestasi dan Wujudkan Komitmen Berkelanjutan