pattonfanatic.com

Strategi Menaker Ida untuk Dongkrak Kelas Menengah Indonesia

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI Ida Fauziyah dan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemenaker, Indah Anggoro Putri usai rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengungkapkan langkah-langkah strategis pemerintah untuk mendorong pertumbuhan masyarakat kelas menengah di Indonesia.

Langkah pertama adalah mempertahankan kelas menengah dengan memastikan jaminan sosial kepada mereka.

“Kami juga sudah punya program, saya kira teman-teman sudah tahu, Jaminan Kehilangan Pekerjaan,” kata Ida usai rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2024).

Baca juga: Pulihkan Kelas Menengah, Prabowo-Gibran Larang Kontraktor Konglomerat Garap 2 Juta Rumah di Pedesaan

Ida menyebutkan, pemerintah juga masih memiliki Peraturan Menaker Nomor 4 Tahun 2022 terkait pembayaran jaminan hari tua (JHT). “JHT itu juga sebagai pilihan juga, (bagi) teman-teman yang menggunakan jalan JHT untuk kondisi darurat. Ini masih terus kami lakukan,” ujarnya.

Di luar itu, program perluasan kesempatan kerja terus dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan. “Kami dorong agar mereka yang memilih untuk menjadi pelaku usaha, wiraswasta, itu diperlebar ruangnya,” kata Ida.

“Tahun ini kami akan memberikan kesempatan kepada calon pekerja, calon entrepreneur itu 142.000. Ini jadi pilihan-pilihan,” tambah dia.

Selain itu, Kementerian Ketenagakerjaan juga memiliki program Tenaga Kerja Mandiri atau TKM. “Ini adalah salah satu upaya kami agar jangan sampai kelas menengah ini turun kelas, malah justru naik kelas,” katanya.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkakan bahwa jutaan masyarakat tergolong kelas menengah "turun kelas" setiap tahunnya pada periode 2019-2024.

Fenomena ini dinilai dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari fundamental perekonomian nasional, kebijakan pemerintah yang membebani, hingga minimnya jaring pengaman sosial.

Dari sisi fundamental, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, kinerja industri manufaktur yang melemah menjadi salah satu pemicu maraknya fenomena kelas menengah yang kian menyusut. Tertekannya kinerja industri manufaktur memicu pelaku usaha melakukan efisiensi secara masif, sehingga berdampak terhadap pemangkasan tenaga kerja.

"Deindustrialisasi prematur atau menurunnya porsi industri terhadap PDB juga berimbas ke PHK massal," kata Bhima, kepada , Kamis (29/8/2024).

Pada saat bersamaan, jumlah serapan tenaga kerja sektor informal tercatat cenderung meningkat. Data BPS menunjukan, porsi tenaga kerja sektor informal meningkat dari 38,29 persen terhadap total tenaga kerja pada 2019, menjadi 40,64 persen pada 2024.

Baca juga: Satu dari Tiga Penduduk Kelas Menengah Indonesia Adalah Gen Z dan Gen Alpha

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat