pattonfanatic.com

Kunci Pengembangan Ekonomi Syariah ada di Kepemimpinan Pemerintah

Ilustrasi ekonomi syariah, keuangan syariah.
Lihat Foto

JAKARTA, - Pemerintah diharapkan menghasilkan lebih banyak kebijakan yang dapat mendorong ekonomi syariah di Indonesia.

Advisory Board of Center of Shariah Economic Development (CSED) Abdul Hakam Naja mengatakan, pemerintah kurang menaruh perhatian kepada hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi syariah.

Abdul menjelaskan, saat ini negara yang memanfaatkan ekonomi syariah untuk ekpor ke 57 negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) adalah China. Posisi berikutnya diikuti dengan India, Brasil, Amerika Serikat, dan Turki.

Baca juga: Ekonom: Aset Industri Perbankan Syariah Bakal Segera Tebus Rp 1.000 Triliun

Pada akhir 2023, aset bank umum syariah dan unit usaha syariah (UUS) mencapai Rp 868,98 triliun, tumbuh 11,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).SHUTTERSTOCK/NIALOWWA Pada akhir 2023, aset bank umum syariah dan unit usaha syariah (UUS) mencapai Rp 868,98 triliun, tumbuh 11,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Lebih spesifik ke sektor pangan, eksportir terbanyak ke negara OKI ditempati oleh Brasil, India, AS, dan Rusia. Sementara itu, Indonesia berada di posisi kelima.

"Jadi kuncinya di mana? Kuncinya adalah di kepemimpinan pemerintah. Kenapa pemerintah, karena pemerintah punya kewenangan, dana, sumber daya manusia. Pemerintah bisa memaksa. Dalam hal ini memang tampak kita Indonesia baru menyadari urusan ekonomi syariah ini menyangkut kepentingan semua," kata dia dalam Sharia Economics and Finance International Seminar dan Peluncuran Center of Shariah Economic Development (CSED), Selasa (3/9/2024).

Ia menambahkan, Indonesia dinilai kurang melembagakan dan mengembangkan praktik secara profesional.

Sebagai contoh, praktik Sarekat Dagang Islam (SDI) pada 1905 itu sudah berprinsip syariah, tetapi kemudian tidak terlembagakan untuk diwariskan sampai hari ini.

Baca juga: Wapres Sebut Potensi Ekonomi Syariah RI Besar, tetapi Ini Tantangannya

Selain itu, Indonesia menjadi salah satu negara maju di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan banyaknya program studi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat