PMI Manufaktur Agustus 2024 Turun, Kemenkeu Ungkap Penyebabnya
JAKARTA, - Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan penyebab Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia bulan Agustus 2024 yang mengalami penurunan menjadi 48,9 dari 49,3 pada Juli 2024.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan, penurunan PMI manufaktur Indonesia ini karena menurunnya kinerja sektor manufaktur global di tengah tekanan permintaan.
"Pelemahan pertumbuhan ekonomi Tiongkok, Kawasan Eropa, dan Amerika harus semakin diantisipasi ke depannya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (3/9/2024).
Baca juga: PMI Manufaktur Turun Lagi, Menperin: Akibat Belum Ada Kebijakan Signifikan...
Kendati demikian, aktivitas manufaktur negara mitra dagang dan kawasan ASEAN juga mengalami tantangan yang sama, antara lain Amerika Serikat dan Jepang yang masing-masing PMI manufakturnya sebesar 48 dan 29,8.
Negara tetangga seperti Malaysia dan Australia juga kembali mencatatkan PMI manufaktur yang terkontraksi masing-masing pada level 49,7 dan 48,5.
Dia melanjutkan, di tengah perlambatan PMI Indonesia, optimisme masih terjaga dengan kinerja sejumlah leading industri di Tanah Air.
Industri makanan dan minuman serta kimia farmasi hingga kuartal II 2024 konsisten tumbuh di atas 5 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Baca juga: Kemenperin Dorong Aspek Keberlanjutan di Sektor Manufaktur lewat Industri 4.0
Bahkan industri logam dasar tumbuh hingga 18,1 persen seiring proses hilirisasi yang semakin menunjukkan hasil.
Kendati demikian, perhatian terus diberikan untuk lagging industry yang menghadapi tantangan berat.
Misalnya, industri padat karya seperti Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dan Alas Kaki tengah menghadapi tantangan tidak hanya dari sisi kinerja ekspor, tetapi juga daya saing di pasar domestik yang tergerus produk impor.
Terkini Lainnya
- ICA-CEPA dengan Kanada Rampung secara Substantif, Ini Keuntungannya bagi RI
- AirAsia Akan Turunkan Harga Tiket Pesawat 10 Persen
- 3 Pekerjaan "Entry-Level" dengan Potensi Penghasilan 100.000 Dollar AS
- Soal Proyek Gasifikasi Batu Bara Pengganti LPG, PTBA Tunggu Penugasan Pemerintah
- Menteri KP Targetkan Ikan Nila Karawang Jadi Sumber Protein Makan Bergizi Gratis
- Banggar DPR Setujui Tambahan Anggaran Rp 5 Triliun untuk 7 Kemenko
- PMI Manufaktur Kontraksi 5 Bulan Berturut-turut, Kemenperin: Kami Tidak Heran...
- Emisi Gas Rumah Kaca Industri Terus Naik, Menperin: Penggunaan Energi Penyumbang Terbanyak
- Mentan Hentikan Sementara Impor Daging Domba, Ini Alasannya
- Inflasi November 2024 0,30 Persen karena Bawang Merah dan Tomat
- Catat, Ini Harga Pertamax di Pertashop dan SPBU Pertamina Se-Indonesia pada Desember 2024
- Serial TV Termahal di Dunia dengan Anggaran Fantastis, Rp 6,33 Triliun Per Musim
- Turun Rp 5.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam 2 Desember 2024
- KAI Group Siapkan 44,7 Juta Tempat Duduk untuk Libur Nataru 2024/2025
- TransNusa Turunkan Harga Tiket Pesawat untuk Liburan Nataru
- Bank Mandiri Bagikan Rahasia Sukses Transformasi Digital di IAF 2024
- Anggaran Belanja Pegawai 2025 Naik Buat Kementerian dan Badan Baru? Ini Kata Kemenkeu
- BNI Ventures Jembatani Startup dengan Perbankan
- Lowongan Kerja Perum Damri untuk Lulusan SMA/SMK, Cek Posisi dan Syaratnya
- Asosiasi Sebut PP 28 Tahun 2024 Matikan Ekonomi Petani Tembakau