Inflasi Agustus 2024 Stabil karena Harga Pangan Terkendali
JAKARTA, - Inflasi tahunan pada Agustus 2024 tercatat sebesar 2,12 persen. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan Juli 2024 yang sebesar 2,13 persen.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, inflasi yang cenderung stabil ini didorong oleh penurunan sebagian besar harga pangan.
"Terkendalinya harga pangan diharapkan menjadi sinyal positif bahwa harga pangan semakin terjangkau bagi masyarakat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (3/9/2024).
Baca juga: Kementan Sebut Komoditas Cabai dan Bawang Merah Langganan Sumbang Inflasi
Meski demikian, pemerintah tetap mewaspadai potensi risiko musim kemarau yang dapat berdampak pada produksi beras dan hortikultura.
Koordinasi tim pengendali inflasi pusat (TPIP) dan tim pengendali inflasi daerah (TPID) terus dilanjutkan untuk menjaga stabilitas harga serta mengantisipasi potensi kebencanaan dan cuaca ekstrem.
Selain itu, komunikasi efektif terus dilakukan untuk mendukung terjaganya ekspektasi inflasi.
Adapun menurut komponen, inflasi inti mengalami kenaikan menjadi 2,02 persen secara tahunan (year on year/yoy) karena adanya kenaikan inflasi pada kelompok pakaian dan alas kaki, perumahan, rekreasi, dan perawatan pribadi termasuk emas.
Baca juga: BI Nilai Inflasi Agustus 2024 Masih Terjaga
Inflasi harga diatur pemerintah atau administered price juga tercatat mengalami kenaikan, yaitu menjadi sebesar 1,68 persen yoy didorong oleh kenaikan harga BBM nonsubsidi dan rokok.
Sementara itu, inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food melanjutkan tren penurunan menjadi sebesar 3,04 persen (yoy). Dia mengungkapkan, penurunan harga pangan terutama didorong oleh pasokan yang melimpah seiring dengan masa panen serta turunnya biaya pro-duksi seperti pakan jagung.
Beberapa komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga, di antaranya bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan telur ayam ras.
Terkini Lainnya
- Pasar Obligasi RI Diproyeksi Beri Imbal Hasil Positif di 2024-2025
- Apindo Sebut Thomas Djiwandono Cocok Jadi Menteri Ekonomi Prabowo
- Cara Cetak Emas Fisik di Pegadaian serta Syarat dan Biayanya
- Pengertian Daerah Otonom yang Selanjutnya Disebut Daerah Terdapat dalam Pasal Apa?
- Bank Asing Cabut dari RI, OJK: Persaingan Ritel di Indonesia Berat
- PGN Gandeng KSM Bangun 6.000 Lebih Sambungan Jargas di Semarang dan Yogyakarta
- Kolaborasi Kadin dan SRC Bersihkan Kampung Batik Laweyan Bersama 500 Relawan
- Bertemu Prabowo, Sri Mulyani Bakal Jadi Menteri Lagi?
- Terapkan Standar Lingkungan Hidup, Agrowisata Sido Muncul Semarang Raih Penghargaan Adi Niti dari Kementerian LHK
- Kemenkeu Telah Siapkan Ruang Anggaran untuk Kementerian dan Lembaga Baru Prabowo
- Soal Potongan Gaji Pekerja untuk Dana Pensiun, Pengusaha: Tapera Saja Kita Tolak ...
- 20 Organisasi Industri Tembakau Desak Jokowi dan Prabowo Tak Setujui Standarisasi Kemasan Polos Rokok
- IHSG Ditutup Turun Tipis, Rupiah Menguat
- OJK Peringatkan Bank Muamalat untuk Tetap "Listing" di Bursa Efek
- Cuma 1 Persen Orang Indonesia yang Punya Tabungan di Atas Rp 100 Juta
- Soal Potongan Gaji Pekerja untuk Dana Pensiun, Pengusaha: Tapera Saja Kita Tolak ...
- Gus Ipul Jadi Menteri Cuma 1 Bulan, Dapat Pensiun Seumur Hidup?
- Anggaran Belanja Pegawai 2025 Naik Buat Kementerian dan Badan Baru? Ini Kata Kemenkeu
- BNI Ventures Jembatani Startup dengan Perbankan
- Lowongan Kerja Perum Damri untuk Lulusan SMA/SMK, Cek Posisi dan Syaratnya
- Asosiasi Sebut PP 28 Tahun 2024 Matikan Ekonomi Petani Tembakau
- Rosan Ungkap Alasan Tesla Ogah Berinvestasi di Indonesia