Emas Bakal Jadi Pilihan Investasi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
JAKARTA, - Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) menjelaskan, ketidakpastian ekonomi akan membuat investor akan memilih investasi emas. Hal ini karena investasi pada instrumen seperti emas dianggap lebih aman.
Sementara itu, terdapat empat faktor yang dapat mendukung sentimen harga emas yaitu, kebijakan moneter, kebijakan eknomi global, keadaan geopolitik dunia, dan juga pasokan permintaan.
Research and Development ICDX Darren Al Taqy Megantoro mengatakan, investor emas juga akan melihat faktor yang disebabkan oleh ketegangan geopolitik dunia seperti invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 dan konflik Israel dan Hamas pada 2023.
"Itu sangat memengaruhi harga emas sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik, di mana waktu itu harganya meningkat cukup drastis," kata dia dalam ICDX Journalist Class, Rabu (4/9/2024).
Baca juga: Harga Emas Dunia Menguat ke Level Tertinggi dalam 10 Hari
Ia menambahkan, adanya proyeksi kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat juga akan berpengaruh pada harga emas.
Hal ini lantaran suku bunga tinggi sendiri merupakan katalis negatif bagi harga emas.
Berbeda, suku bunga yang turun akan turut menekan imbal hasil obligasi dan bank treasury.
Baca juga: Kena Aksi Ambil Untung, Harga Emas Dunia Turun ke Level Terendah Dua Minggu
Pada akhirnya investor akan cenderung untuk beralih untuk membeli emas sebagai aset investasi dibandingkan obligasi.
Bahkan ketika suku bunga berada pada level yang relatif stabil tahun lalu, harga emas tetap tumbuh karena mampu memberikan pertumbuhan imbal hasil secara periodik.
Selain itu, harga emas juga akan terpengaruh oleh harga dan pasokan.
"Harga emas di masa depan tidak dapat diprediksi secara pasti, tetapi kita bisa melihat dari aspek support dan resistance. Ini adalah metode untuk memperkirakan potensi level harga ketika arah perubahan emas berubah di masa depan," imbuh dia.
Terkini Lainnya
- Gunakan AI, OJK Pede Kredit Macet Pinjol Bakal Turun
- Peruri: Layanan E-Meterai Sudah Berjalan Normal
- Di IDX Net Zero Incubator 2024, Sucofindo Latih Cara Hitung Karbon untuk 110 Emiten
- Faktor Potensial Pemicu Inflasi
- Menimbang Usulan Pengkajian Ulang Formulasi Anggaran Wajib Pendidikan
- Pinjol Masih Digemari Masyarakat, Nilai Pinjamannya Capai Rp 69,39 Triliun
- Harga Emas Antam Terbaru 9 September 2024, Turun Rp 7.000 Per Gram
- Ekonomi Indonesia Disebut Bisa Tumbuh 8 Persen dengan Cara Ini
- Harga Emas Terbaru di Pegadaian, Senin 9 September 2024
- Simak Daftar Kurs Rupiah Hari Ini di BCA sampai BRI
- Ketika Kepatuhan Pajak Tak Sejalan dengan Gaya Hidup
- IHSG Awal Pekan Dibuka di Zona Hijau, Nilai Tukar Rupiah Melemah
- Harga Bahan Pokok Senin 9 September 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Garam Halus Beryodium
- IHSG Diperkirakan Bakal Melemah Awal Pekan Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya
- IHSG Masih Ditopang Sektor Keuangan dan Kesehatan, Simak Rekomendsi Saham IPOT
- PLN Indonesia Power: Hidrogen Hijau Miliki Potensi Bisnis yang Besar
- Cara Cek e-Meterai Asli atau Palsu untuk Daftar CPNS 2024
- [POPULER MONEY] Persiapan GBK Jelang Misa Akbar Paus Fransiskus | Sri Mulyani-DPR Sepakat Pangkas Subsidi Energi 2025
- Harga Emas Diprediksi Naik di Tengah Ketidakpastian Global
- Dorong Generasi Muda di Asia Hidup Lebih Aktif, Sun Life Bantu Perbaiki Lapangan Basket di 6 Negara