Transaksi Emas Digital Belum Curi Perhatian Anak Muda, Simak Alasannya
JAKARTA, - Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) menjelaskan, transaksi emas digital belum mendapat perhatian yang besar dari kaum muda.
Head of Business Unit Emas Digital ICDX Revandra Aritama mengungkapkan, pada dasarnya anak muda cenderung menyukai instrumen investasi dengan imbal hasil yang itnggi, seperti kripto. Sementara itu, kenaikan harga emas cenderung tumbuh dengan moderat.
Kenaikan harga emas juga cenderung lebih lambat dibandingkan harga komoditas lain seperti saham.
"Kasarnya, kalau investasi emas itu kasarnya tidak bisa bikin kaya, tapi itu menjaga nilai asetnya," kata dia dalam ICDX Journalist Class, Rabu (4/9/2024).
Baca juga: Seberapa Besar Potensi Investasi Emas Digital?
Ia menambahkan, hal tersebut yang membuat pertumbuhan transaksi emas digital masih konservatif.
Namun demikian, harga emas dalam setahun belakangan mengalami pertumbuhan yang lebih signifikan dibandingkan aset investasi lain seperti saham dan kripto yang sedang dalam tren penurunan.
Pria yang karib disapa Revan itu juga mengungkapkan, industri perdagangan emas digital tersebut juga cenderung baru, atau baru mendapatkan izin resmi pada 2021.
"Selama dua tahun itu, pertumbuhan transaksinya sangat baik," imbuh dia.
Padahal, instrumen emas merupakan salah satu investasi yang palng dikenal masyarakat Indonesia.
Baca juga: Lakuemas Elite Bikin Investasi Emas Digital Jadi Lebih Cuan
Head of Corporate Secretary and Academy ICDX Anang Wicaksono mengatakan, secara umum instrumen emas membuat masyarakat memiliki kepercayaan diri lebih.
"Pertama, orang paham (investasi emas), dan masalah doktrin bahwa emas adalah safety haven. Kalau punya uang sisa belilah emas, wisdom-wisdom dari zaman dulu, itu membantu meningkatkan rasa percaya orang untuk bertransaksi emas," ujar dia.
Ia berujar, dalam sepuluh tahun terakhir di Indonesia, komoditas yang paling banyak ditransaksikan adalah emas. Komoditas emas memiliki pangsa pasar kurang lebih senilai 60-70 persen dari total volume derivatif. Pada posisi berikutnya baru disusul dengan forex.
"Kalau di pasar dunia yang paling besar transaksinya adalah forex, tapi kalau di pasar Indonesia itu agak unit. Masyarakat sangat peka dengan yang namanya trust dan apa yang dipercaya sejak dahulu, maka emas jadi salah satu komoditas yang paling sering ditransaksikan sampai sekarang," tutup dia.
Terkini Lainnya
- Sido Muncul Berikan Bantuan kepada 100 Anak Suspect Stunting di Kota Bandung
- Mengenang Sosok Faisal Basri, Ekonom Senior yang Pernah Mencalonkan Diri Jadi Gubernur DKI Jakarta
- Transaksi Emas Digital Belum Curi Perhatian Anak Muda, Simak Alasannya
- Beda Potensi Industri Transportasi di Indonesia dan Vietnam
- Ekonom Senior Faisal Basri Meninggal Dunia karena Sakit, Dirawat Sejak Senin
- Kabar Duka, Ekonom Senior Faisal Basri Berpulang di Usia 65 Tahun, Dimakamkan Siang Ini
- Emas Bakal Jadi Pilihan Investasi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
- [POPULER MONEY] Persiapan GBK Jelang Misa Akbar Paus Fransiskus | Sri Mulyani-DPR Sepakat Pangkas Subsidi Energi 2025
- PLN Indonesia Power: Hidrogen Hijau Miliki Potensi Bisnis yang Besar
- Cara Cek e-Meterai Asli atau Palsu untuk Daftar CPNS 2024
- Harga Emas Diprediksi Naik di Tengah Ketidakpastian Global
- Sri Mulyani Usul Formulasi Anggaran Pendidikan 20 Persen dari APBN Dikaji Ulang
- Dorong Generasi Muda di Asia Hidup Lebih Aktif, Sun Life Bantu Perbaiki Lapangan Basket di 6 Negara
- Permudah Akses Pembiayaan UMKM, Teten Dorong "Innovative Credit Scoring"
- Hilirisasi dan Menjaga Kelestarian Alam, Faktor Penting untuk Pertumbuhan Ekonomi RI
- Kabar Duka, Ekonom Senior Faisal Basri Berpulang di Usia 65 Tahun, Dimakamkan Siang Ini
- Emas Bakal Jadi Pilihan Investasi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
- Beda Potensi Industri Transportasi di Indonesia dan Vietnam
- PLN Indonesia Power: Hidrogen Hijau Miliki Potensi Bisnis yang Besar
- Cara Cek e-Meterai Asli atau Palsu untuk Daftar CPNS 2024
- [POPULER MONEY] Persiapan GBK Jelang Misa Akbar Paus Fransiskus | Sri Mulyani-DPR Sepakat Pangkas Subsidi Energi 2025