Tanda Pelemahan Daya Beli Kian Nyata, Ini Strategi Bank Mandiri Jaga Kredit Konsumer
JAKARTA, - Bank-bank besar nasional mulai menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga laju pertumbuhan kredit konsumer, seiring dengan semakin nyatanya tanda pelemahan daya beli masyarakat.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk misalnya, yang fokus menjalankan strategi pendekatan ekosistem dan pemanfaatan sektor unggulan di masing-masing wilayah operasional untuk menjaga momentum pertumbuhan kredit konsumer perseroan.
"Di samping itu, Bank Mandiri terus berinovasi dan mengoptimalkan ekosistem Bank Mandiri untuk menghadirkan layanan yang menyeluruh sesuai dengan kebutuhan nasabah dan masyarakat," ujar Corporate Secretary Bank Mandiri, Teuku Ali Usman, kepada , Kamis (5/9/2024).
Baca juga: Program Beli Rumah Bebas Pajak Diperpanjang, BTN Pede Kinerja Kredit Moncer
Teuku mengatakan, portofolio kredit konsumer bank logo pita emas itu telah mencapai Rp 115,89 triliun pada kuartal II-2024, meningkat sebesar 9,02 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan kredit di berbagai segmen, terutama pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kartu Kredit, dan Kredit berbasis Payroll," katanya.
Untuk menjaga laju pertumbuhan kredit konsumer, Bank Mandiri pun akan memanfaatkan layanan Livin' Paylater yang telah diluncurkan pada akhir 2023.
Layanan itu disebut makin digemari oleh nasabah, terefleksikan dari jumlah nasabah Bank Mandiri pengguna Livin’ Paylater telah meningkat 2,7 kali lipat jika dibandingkan akhir 2023.
Sementara itu, jumlah sales volume pada periode yang sama turut mencatat pertumbuhan lebih 140 persen jika dibandingkan dengan posisi Desember 2023.
"Pencapaian ini tidak terlepas dari beragam strategi dan inovasi yang secara aktif dilakukan," tutur Teuku.
Baca juga: Deflasi 4 Bulan Berturut-turut karena Daya Beli Masyarakat Turun? Ini Kata BPS
Bank Mandiri pun akan mengembangkan fitur pembayaran yang lebih variatif untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah, seperti penambahan fitur pembayaran melalui Virtual Account (VA) di merchant e-commerce.
"Dengan inovasi ini diharapkan dapat memberikan alternatif pembayaran yang lebih fleksibel bagi nasabah, sehingga transaksi dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat," ucap Teuku.
Sebagai informasi, kian nyatanya tanda pelemahan daya beli terefleksikan dari data indeks harga konsumen (IHK) yang mencatatkan deflasi secara bulanan (month to month/mtm) selama 4 bulan berturut-turut sejak Mei hingga Agustus 2024.
Baca juga: BI Belum Lihat Ada Tanda-tanda Penurunan Daya Beli Masyarakat
Terkini Lainnya
- BI Turunkan Suku Bunga, Apa Dampaknya?
- Menperin Agus: Batik Indonesia Berhadapan dengan Produk-produk Impor...
- BI Luncurkan Aplikasi Kalkulator Hijau, Mudahkan Perbankan dan UMKM Hitung Emisi Karbon
- 10 Tahun Muatan Tol Laut Naik Signifikan, Menhub Instruksikan Terus Ditingkatkan
- Terus Bertambah, OJK Blokir 8.000 Rekening Terkait Judi "Online"
- Gandeng BKSDA, Pertamina Kembangkan Eduwisata Kopi di Marangkayu Kaltim
- Pemindahan ASN ke IKN, Menpan-RB: Keputusan di Pemerintah yang Baru...
- Deflasi 5 Bulan Berturut-turut, BI Nilai Bukan Tanda Ekonomi Melemah
- Lanjutan Sidang Kasus Antam Vs Budi Said, Antam: Jumlah Uang dengan Berat Emas Sudah Sesuai
- Pabrik PV SEG Solar Terbesar di Asia Tenggara Dibangun di KIT Batang
- 5 Kelebihan dan Kekurangan BUMS atau Badan Usaha Milik Swasta
- Menpan-RB Khawatir Jumlah Tenaga Honorer Kembali "Gemuk" Usai Pilkada 2024
- 30 Contoh BUMS Asing yang Ada di Indonesia
- Naik, Harga Bioetanol Oktober 2024 Jadi Rp 14.144 Per Liter
- 30 Contoh Badan Usaha BUMS: Swasta Lokal dan Asing
- BI Luncurkan Aplikasi Kalkulator Hijau, Mudahkan Perbankan dan UMKM Hitung Emisi Karbon
- Kenang Faisal Basri, Sekjen PAN: Beliau Sangat Lugas dan Teliti Analisis Data
- Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri sampai CIMB Niaga
- 7 Contoh Pajak yang Termasuk Pajak Pusat
- IHSG Awal Sesi Hijau, Nilai Tukar Rupiah Ikut Menguat
- Jokowi Minta Dunia Tak Ragukan Komitmen RI Capai "Net Zero Emission"