pattonfanatic.com

RI Ekspor Listrik Bersih ke Singapura 3,4 GW, Nilainya Rp 308 Triliun

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberikan keterangan usai menghadiri Indonesia Internasional Sustainability Forum (IISF) di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Indonesia akan mengekspor listrik ke Singapura sebesar 3,4 gigawatt (GW) yang berasal dari pembangkit berbasis energi baru terbarukan. Besaran ekspor listrik itu bertambah dari awalnya hanya sebesar 2 GW.

Kerja sama kedua negara ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Announcement on Cross Border Electricity Interconnection yang dilakukan dalam acara Indonesia International Sustainability Forum 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Kamis (5/9/2024).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, nilai proyek ekspor listrik dari Indonesia ke Singapura sebesar 3,4 GW itu mencapai 20 miliar dollar AS atau berkisar Rp 308 triliun (asumsi kurs Rp 15.400 per dollar AS).

Baca juga: Luhut: Indonesia Siap Ekspor Listrik Ramah Lingkungan ke Singapura

Ia menyebut, kemitraan antara Indonesia dan Singapura ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam komitmen bersama untuk masa depan yang berkelanjutan. Menurutnya, baik Singapura maupun Indonesia akan diuntungkan dari perjanjian jual-beli listrik bersih ini ini.

"Bagi Singapura, kerja sama ini akan mengamankan pasokan listrik bersih, yang didukung oleh sistem penyimpanan energi baterai dan solar PV yang diproduksi di Indonesia," ujar Luhut.

"Sedangkan bagi Indonesia, ini menandai perubahan penting dalam landscape ekspor energi kita. Jadi, menurut saya, ini menguntungkan bagi kedua negara. Ini yang penting," imbuh dia.

Baca juga: Kementerian ESDM Intip Peluang Ekspor Listrik ke ASEAN

Sementara itu, Minister for Manpower & Second Minister for Trade and Industry of Singapore, Tan See Leng mengatakan, kerja sama ini merupakan kelanjutan dari MoU yang sudah diteken tahun lalu terkait pengembangan proyek komersial dan interkoneksi untuk perdagangan listrik lintas batas Singapura dan Indonesia.

Energy Market Authority (EMA), otoritas pasar energi Singapura, saat ini sudah memberikan persetujuan bersyarat kepada 5 perusahaan untuk mengimpor listrik rendah karbon sebesar 2 GW dari Indonesia ke Singapura yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Kelima perusahaan itu sudah melakukan studi kelayakan, yang terdiri dari konsorsium Pacific Medco Solar Energy Medco Power with Consortium partners, PacificLight Power Pte Ltd (PLP) and Gallant Venture Ltd, Salim Group Company, Adaro Green, dan TBS Energi Utama.

Baca juga: Potensi RI Cuan dari Program Tangkap-Simpan Karbon Besar, Jangan Sampai Disalip Malaysia

 


"Dengan senang hati saya mengumumkan bahwa tahun ini EMA akan menerbitkan lisensi bersyarat kepada lima perusahaan ini. Selamat. Ini bukanlah pencapaian yang kecil, karena hal ini mengakui bahwa proyek-proyek tersebut berada pada tahap pengembangan lanjutan," papar Tan.

Pihak EMA pun akan memberikan persetujuan bersyarat tambahan kepada dua perusahaan yakni Total Energies RGE dan Shell Vena Energy Consortium untuk mengimpor listrik rendah karbon dari Indonesia ke Singapura dengan total 1,4 GW.

"Jika sudah siap, kedua proyek ini akan mengekspor tambahan listrik rendah karbon sebesar 1,4 GW dari Indonesia ke Singapura," kata dia.

Baca juga: Ekosistem EBT RI Akan Ditopang Pembangkit Hidro dan Geothermal

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat