pattonfanatic.com

Keluar dari Vietnam, GOTO Berpeluang Memperkuat Posisi di Pasar Terbesar

Ilustrasi ojek online Gojek.
Lihat Foto

JAKARTA, - Pengamat ekonomi digital dari Institute for Development and Economics and Finance (INDEF), Izzudin Al Farras, menilai aksi korporasi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang memilih untuk keluar dari pasar Vietnam merupakan strategi keunggulan komparatif untuk fokus pada keunggulan yang sudah dimiliki.

GoTo, melalui Gojek, saat ini merupakan pemimpin pasar di Indonesia. Menurut Farras, Indonesia memiliki ruang pertumbuhan yang masih sangat besar di sektor ekonomi digital lainnya.

Berbagai studi menunjukkan, Indonesia senantiasa menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di kawasan. Bonus demografi dan potensi pertumbuhan ekonomi ke depan mendorong sejumlah korporasi global berlomba-lomba masuk ke Indonesia, tak terkecuali perusahaan teknologi.

Baca juga: Gojek Tutup Bisnis Ojol di Vietnam, Kalah Saing?

Ilustrasi logo GoTo. SHUTTERSTOCK/WIRESTOCK CREATORS Ilustrasi logo GoTo.

"Artinya, aksi korporasi GoTo yang memilih untuk keluar dari pasar Vietnam merupakan strategi keunggulan komparatif yang umum digunakan oleh berbagai perusahaan untuk lebih fokus pada keunggulan yang sudah dimiliki di Indonesia," kata Farras dalam keterangannya, Kamis (5/9/2024).

Dari sisi pasar, Farras mengatakan, Indonesia jelas lebih menjanjikan dibandingkan Vietnam karena memiliki pangsa pasar yang jauh lebih besar.

Potensi ke depan juga masih terbuka lebar karena masih banyak daerah di sub urban dan rural area yang belum tergarap oleh berbagai perusahaan teknologi.

"Daerah-daerah tersebut menjadi peluang untuk penetrasi perusahaan teknologi seperti Gojek ke depannya," jelas Farras.

Baca juga: GOTO Tutup Layanan Gojek di Vietnam

Menurut laporan Google, hingga tahun 2025, ruang pertumbuhan industri transportasi dan pengantaran makanan secara online di Indonesia masih lebih besar dibandingkan Vietnam.

Nilai transaksi kedua layanan itu di Indonesia diprediksi akan tumbuh hingga 2 miliar dollar AS, sedangkan di Vietnam hanya akan tumbuh sebesar 1 miliar dollar AS.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat