Kinerja Wall Street Masih Dibayangi Laporan Tenaga Kerja AS
JAKARTA, - Pasar saham Amerika Serikat atau Wall Street mengalami kerugian serius pada awal minggu perdagangan pertama di September.
Secara musiman, September memang dikenal sebagai bulan yang lambat bagi pasar ekuitas.
S&P 500 anjlok 4,3 persen dan mencatat minggu terburuk sejak Maret 2023. Nasdaq Composite anjlok 5,8 persen untuk kinerja mingguan terburuk sejak 2022. Sementara indeks Dow Jones yang terdiri dari 30 saham turun 2,9 persen.
Penurunan ini terjadi setelah laporan ketenagakerjaan bulan Agustus memicu kekhawatiran akan melambatnya pasar tenaga kerja.
Baca juga: Di Luar Ekspektasi, Ekonomi AS Tumbuh 2,8 Persen pada Kuartal II-2024
Dikutip dari CNBC, data ekonomi yang dirilis hari Jumat mengungkapkan, jumlah pekerja nonpertanian hanya tumbuh sebesar 142.000, atau tidak mencapai kenaikan sebesar 161.000 yang diharapkan oleh para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.
Di sisi lain, tingkat pengangguran turun ke 4,2 persen, seperti yang diharapkan para ekonom.
Pekan ini, investor akan mencermati dua laporan inflasi utama yang dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai keputusan bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) pada rapat komite pasar terbuka berikutnya.
Laporan harga konsumen dan produsen Agustus dijadwalkan akan dirilis pada Rabu dan Kamis pagi.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat
Sementara itu, CME Group FedWatch Tool memproyeksikan pasar kini percaya peluang sebesar 71 persen untuk Fed dapat memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan berikutnya.
Sedangkan, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin hanya sebesar 29 persen.
Namun Direktur Strategi Makro global StoneX Vincent Deluard yakin, laporan harga konsumen atau produsen yang lebih lemah dari perkiraan tidak akan cukup untuk mendorong pemangkasan suku bunga yang lebih besar.
“Powell tentu ingin memangkas (suku bunga), tetapi dia orang yang masuk akal. Memotong 50 basis poin pada bulan September. Mengapa mengambil risiko?” ungkap dia.
Terkini Lainnya
- Izin Ekspor Pasir Laut Sedimen Sudah Dibuka, Kok Masih Sepi Peminat?
- Duduk Perkara Tudingan Pengusaha Sawit Ngemplang Pajak Rp 300 Triliun
- Daftar Kode Bank di Indonesia untuk Transfer Antarbank
- Cara Cetak Kartu Ujian SKD CPNS Kemenag 2024
- Sri Mulyani Dibantu Trio Suahasil, Tommy, dan Anggito, Bakal Emban Tugas Berat di Era Prabowo
- Pemerintahan Baru Punya "Pekerjaan Rumah" untuk Tingkatkan Inklusi Keuangan
- Ini Trio "Pendamping" Sri Mulyani yang Baru, Thomas Djiwandono, Suahasil Nazara dan Anggito Abimanyu
- Cara Ganti Faskes BJPS secara Online Lewat HP
- Realisasi Investasi RI Capai Rp 1.261,4 Triliun, Disebut Sudah Lampaui Target Jokowi
- Impor Migas dan Non-migas Turun, Nilai Impor RI Pada September Jadi 18,82 Miliar Dollar AS
- MIND ID Target Capai Laba Bersih Rp 30 Triliun di 2024
- Rosan Yakin Kebakaran Smelter Freeport Tak Akan Ganggu Investasi Asing ke RI
- Jumlah Nasabah Jiwasraya yang Mau Ikut Restrukturisasi IFG Life Terus Bertambah
- Lewat “Mandiri Sahabat Desa”, Bank Mandiri Berdayakan Perempuan di Desa
- KAI Commuter Tingkatkan Standar Pelayanan di Stasiun Jurangmangu: Kolaborasi Sukses Publik-Swasta
- Sri Mulyani Dibantu Trio Suahasil, Tommy, dan Anggito, Bakal Emban Tugas Berat di Era Prabowo
- Dalam 5 Tahun, Transformasi Digital Ferizy Jadi Salah Satu Pencapaian Terbesar ASDP
- PGN Incar Peluang Pemanfaatan Gas Andaman di Ajang IAF 2024
- [POPULER MONEY] Kata OJK soal Gaji Pekerja Dipotong buat Dana Pensiun | Avtur RI Termahal Se-Asia Tenggara? Ini Kata Pertamina
- Apa Itu NPL atau Non-Performing Loan?
- OJK Luruskan Kabar Dana Pensiun Tak Bisa Dicairkan 10 Tahun