Pisau Bermata Dua bagi Industri Keuangan Bernama Teknologi AI
JAKARTA, - Ibarat pisau bermata dua, teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) memiliki sejumlah risiko di balik banyak kemudahan dan manfaat yang ditawarkan bagi pelaku industri.
Sejumlah risiko implementasi teknologi AI juga membayangi para pelaku industri keuangan, khususnya perbankan.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengakui, AI memiliki sejumlah manfaat bagi lembaga atau pelaku industri jasa keuangan.
Baca juga: Gunakan AI, OJK Pede Kredit Macet Pinjol Bakal Turun
Adapun saat ini, BI telah memanfaatkan teknologi AI, untuk mengolah "data besar" yang nantinya digunakan sebagai acuan perumusan kebijakan bank sentral.
Akan tetapi, Destry bilang, terdapat juga sejumlah risiko yang perlu dicermati dalam implementasi teknologi AI di industri keuangan.
"Penggunaan AI ini memang di satu sisi banyak memberikan manfaat buat kita, tapi di sisi lain memang ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian kita," kata dia dalam gelaran acara Banking AI Day, di Jakarta, Senin (9/9/2024).
Baca juga: Wacana Subsidi Tiket KRL Berbasis NIK dan AI, Sudah Sampai Mana Pembahasannya?
Risiko pertama yang perlu diwaspadai ialah terkait keamanan data pribadi, sebagai basis data yang diolah oleh teknologi AI.
Kemudian, Destry menyoroti potensi kesalahan hasil AI, apabila terdapat kesalahan pemanfaatan data yang digunakan sebagai basis penghitungan.
"Kalau datanya salah, apalagi banyak data besar, nah ini tentunya akan membuat juga interpretasi yang menjadi berbeda," ujarnya.
Selain itu, adopsi teknologi AI di industri keuangan berpotensi meningkatkan kompleksitas dari produk keuangan, yang pada akhirnya berimbas terhadap pemahaman nasabah.
Baca juga: Penerapan Tarif KRL Berbasis NIK Bakal Gunakan AI
Dengan produk keuangan yang semakin kompleks, potensi perilaku nasabah yang irasional atau biasa disebut herding behaviour dan menciptakan kerugian menjadi meningkat.
"Namun demikian, tentunya risiko semacam ini akan bisa kita mitigasi, karena kita harus cepat adjust dengan berbagai risiko yang ada," tutur Destry.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keaungan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman juga menyoroti risiko-risiko yang ditimbulkan dari adopsi teknologi AI.
Seiring dengan semakin masifnya implementasi teknologi AI di industri keuangan, Agusman menyoroti potensi kejahatan siber, utamanya terkait kebocoran data pribadi masyarakat.
Baca juga: Serapan Capex Tahun Ini, MSIN Fokus Bangun Movieland Lido dan Inovasi AI
"Banyak sekali yang merasa dirugikan karena data kita tersebar di mana-mana tanpa ada yang melindungi dan memproteksi itu," ujarnya.
Oleh karena itu, OJK bersama empat asosiasi fintech di Indonesia telah meluncurkan Panduan Kode Etik AI pada pengujung tahun lalu.
Panduan tersebut diharapkan dapat menyusun 'code of conduct' dalam rangka mengoptimalkan fungsi AI, sehingga dapat memberikan manfaat dalam pengembangan Inovasi di sektor fintech dan memitigasi risiko yang muncul di kemudian hari.
"Dengan kerangka regulasi yang kuat, pengembangan yang berkelanjutan, serta penerapan AI yang etis dan bertanggung jawab, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi pemain utama dalam AI di sektor keuangan di tingkat global," ucap Agusman.
Baca juga: AI Kini Digunakan untuk Pantau Emisi dan Inisiatif Keberlanjutan
Terkini Lainnya
- IHSG Diprediksi Bakal Bangkit di Awal Pekan, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin
- Wall Street Menguat Pekan Lalu, Pasar Asia Pasifik Tunggu Keputusan Bank Sentral
- Menurut Kadin, Ini Tahapan Sebelum Pelaksanaan Munas IX di Pemerintahan Prabowo
- [POPULER MONEY] Ini yang Suka Bikin Proyek BUMN Kena Kasus Hukum | Lowongan Kerja Freeport
- IX Indobursa Exchange Hadirkan Bursa Komoditi, Fokus pada CPO
- Hartanya Bertambah Rp 1.280 Triliun, Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Kedua Dunia
- Google Maps Versi Indonesia
- Cara Mudah Transfer dari BRI ke Bank Jateng via ATM dan BRImo
- Mengenal Apa Itu Kupon dalam Investasi Obligasi
- Keuntungan dan Risiko Investasi Saham yang Harus Diketahui
- Apa yang Dimaksud dengan Inklusi Keuangan?
- Telan Biaya Rp 2,2 Triliun, Jalur Ganda KA Bogor-Sukabumi Akhirnya Rampung
- Agresivitas PGN Kembangkan Pasar Gas Bumi di Indonesia Timur
- Sepekan Ini Dana Asing Masuk Rp 570 Miliar ke Indonesia
- Mengenal PPU dalam Kepesertaan BPJS Kesehatan
- Cerita di Balik Gagalnya Penyelundupan 49.701 Benih Lobster
- Kemenhub: Penumpang dan Kru Pesawat Trigana Air Selamat, Beberapa Luka-luka
- Gunakan AI, OJK Pede Kredit Macet Pinjol Bakal Turun
- Di IDX Net Zero Incubator 2024, Sucofindo Latih Cara Hitung Karbon untuk 110 Emiten
- Faktor Potensial Pemicu Inflasi