Selama 2024 Negara Rugi Rp 260 Miliar Akibat Penyelundupan Benih Lobster
JAKARTA, - Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Pung Nugroho Saksono mengatakan, negara mengalami kerugian sebesar Rp 260 miliar akibat penyeludupan benih bening lobster (BBL).
Data tersebut dihitung sejak Januari hingga September 2024.
"Kerugian (negara) dari penyelundupan BBL pada 2024 sejak Januari itu Rp 260 Miliar," ujar Pung dalam konferensi pers di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Senin (9/9/2024).
Baca juga: Vietnam Diduga Jadi Tujuan Akhir Penyelundupan Benih Lobster Asal Indonesia
Ia menjelaskan, tindakan penggagalan penyelundupan BBL dengan jumlah besar baru saja dilakukan di Batam baru-baru ini. Sebanyak 975.000 ekor BBL yang disita dari penggagalan tersebut.
Sementara itu, pada penggagalan penyelundupan di Parungpanjang pada 5 September 2024 atau pekan lalu, Kementerian KKP bersama TNI AL berhasil mengamankan 49.701 benih lobster.
Merujuk dari jumlah BBL yang berhasil diamankan dan besaran kerugian negara, Pung menyebut persoalan penyelundupan mendesak untuk dituntaskan.
Sebab negara tidak akan mendapat keuntungan apa-apa jika penyelundupan BBL terus berlanjut.
Terlebih penyelundupan tersebut juga bisa merusak ekosistem udang di Tanah Air.
"Tugas dari pemerintah, aparat dan pihak terkait kaki agar bagaimana sumber daya alam ini kita jaga. Negara juga harus mendapatkan nilai tambah dari pajak pengelolaan. Untuk itu ke depannya kita upayakan tidak ada lagi bisnis (BBL) yang ilegal. Semuanya harus legal," tegas Pung.
Sementara itu, Kepala Staf Koarmada RI, Laksamana Muda TNI Didong Rio Duto Purwo Kuntjoro mengatakan, sejak Januari hingga September ini pihaknya sudah berhasil mengamankan 14 kejadian penyelundupan BBL. Mayoritas kejadian berada di Sumatera dan Jawa.
Didong menyebutkan, dampak dari penyelundupan BBL ini bukan hanya secara ekonomi. Melainkan dapat mengganggu populasi lobster di Indonesia.
"Jelas secara ekonomi akan menimbulkan kerugian cukup besar bagi negara mengingat potensi ekonomi lobster ini cukup tinggi," kata Didong.
"Dan penyelundupan ini jelas akan berdampak kepada kelestarian ekosistem, jelas akan mengancam populasi lobster yang pada akhirnya mempengaruhi keseimbangan ekosistem," tambahnya.
Baca juga: Cerita di Balik Gagalnya Penyelundupan 49.701 Benih Lobster
Terkini Lainnya
- IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Lesu di Pasar Spot
- RI Alami Deflasi Beruntun, Mendagri: Hanya Terjadi di Sektor Tertentu, Daya Beli Masyarakat Masih Kuat
- Diskursus Kualitas Pertamax Pertamina
- Rupiah Masih Tertekan, Dekati Rp 15.700 per Dollar AS
- Bank Artha Graha Fokus Dorong Digitalisasi Layanan Keuangan
- Jadi Waketum Kadin, Raffi Ahmad: Setelah Pak Prabowo dan Mas Gibran Dilantik Sinergi Kita Akan Lebih Baik
- Aturan Kemasan Rokok Polos Disebut Bisa Sebabkan Efek Domino Negatif
- Bidik Potensi 15 BBTUD di Sulawesi, PGN Teken 2 MoU Pemanfaatan Gas Bumi Industri
- Pintu Perkuat Edukasi di Tengah Meningkatnya Minat Investor Kripto
- Raffi Ahmad Jadi Waketum Kadin, Anindya Bakrie: 76 Juta Followers-nya
- Susunan Kepengurusan Kadin Indonesia Periode 2024-2029, Ada Adik Prabowo dan Raffi Ahmad
- Seleksi PPPK 2024, BKN: Waspada Hoaks!
- BEI Buka Suara soal Rencana Listing Bank Muamalat
- Jokowi Minta Deflasi Jangan Sampai Rugikan Petani, UMKM Hingga Pabrik
- Pengembangan Produk Digital Kini Bisa Dilakukan dengan Teknologi AI
- Asuransi Kesehatan AXA Health Protector, Apa Manfaatnya?
- Cerita Bos BCA Gunakan AI Buat Jaring Nasabah dan Kredit
- KKP: Pelaku Penyelundupan Benih Lobster Pindah-pindah Rumah untuk Hindari Aparat
- Obligor BLBI Marimutu Sinivasan Ditangkap, Satgas: Terima Kasih Ditjen Imigrasi
- Vietnam Diduga Jadi Tujuan Akhir Penyelundupan Benih Lobster Asal Indonesia