Investor "Serok" Saham di Harga Murah, Wall Street Melaju
NEW YORK, - Pasal saham Amerika Serikat (AS) Wall Street bergerak di zona hijau pada Senin ditopang dengan pergerakan positif tida indeks utama.
Hal ini dipengaruhi dengan aksi investor yang mencatat pembelian ketika harga saham sedang turun sejak pekan lalu.
Indeks S&P 500 melonjak 1,16 persen untuk mengakhiri empat hari kerugian dan mencatat hari kemenangan pertamanya di bulan September.
Baca juga: IHSG Masih Ditopang Sektor Keuangan dan Kesehatan, Simak Rekomendsi Saham IPOT
Nasdaq Composite juga ditutup 1,16 persen lebih tinggi, ditopang oleh lonjakan saham Nvidia. Sedangkan Dow naik 484 poin, atau setara 1,2 persen.
Dalam perdagangan yang diperpanjang, perusahaan platform cloud Oracle tumbuh hampir 9 persen setelah membukukan hasil fiskal kuartal pertama yang melampaui ekspektasi. Oracle juga mengumumkan kemitraan dengan Amazon Web Services untuk menyediakan layanan basis data.
Selain itu, pergerakan Wall Street ini juga terjadi karena investor bertaruh, pemangkasan suku bunga yang telah lama diantisipasi pada pertemuan ban sentral AS Federal Reserve alias The Fed tanggal 17-18 September dapat membantu meredakan kekhawatiran atas melemahnya ekonomi .
Laporan ketenagakerjaan AS Agustus, yang keluar Jumat lalu, menunjukkan pertumbuhan sebesar 142.000.
Nilai itu berada di bawah ekspektasi para ekonom. Hasil tersebut turut memicu aksi jual pada hari itu.
Di sisi lain, para pedagang mencermati dua laporan ekonomi utama yang kemungkinan akan menjadi katalis berikutnya bagi saham. Laporan indeks harga konsumen untuk Agustus akan dirilis pada hari Rabu, diikuti oleh indeks harga produsen pada Kamis.
Adapun, September secara historis merupakan bulan yang lemah untuk ekuitas . Investor tetap berhati-hati tentang dampak musiman terhadap kinerja saham serta ketidakpastian seputar pemilihan presiden AS yang akan datang pada tanggal 5 November.
Ahli Strategi Ekuitas dan Kuantitatif Bank of America Ohsung Kwon berpendapat, pasar kemungkinan akan tetap bergejolak setidaknya hingga pemilihan umum AS.
“Data makro telah melemah, terutama dalam manufaktur atau barang, yang mewakili 50 persen laba untuk S&P 500,” terang dia.
Baca juga: Wall Street Anjlok Tersengat Saham Teknologi
Terkini Lainnya
- Ekonom: Kebijakan Fiskal Prabowo Butuh Perubahan
- Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan, Ini Pertimbangannya
- Sri Mulyani Bakal Jadi Menkeu Lagi, Selesaikan Masalah Utang hingga Muluskan Anggaran Prabowo
- BPJS Kesehatan Buka Lowongan Kerja hingga 31 Oktober 2024, Simak Kualifikasinya
- 16 Aturan soal Wajib SNI Diluncurkan, Menperin Minta Segera Diterapkan
- Angkasa Pura Indonesia Siap Kelola Bandara IKN dengan Konsep "Multi Airport System"
- Amortisasi: Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Bedanya dengan Depresiasi
- Kilas Balik Kala Sri Mulyani "Terpental" dari Posisi Menkeu di Era SBY
- Gandeng Kredivo, Bayar Tiket MRT Jakarta Bisa Pakai "Paylater"
- Mengenal Debit dan Kredit dalam Akuntansi: Pengertian dan Perbedaannya
- Buruh Ingatkan, Rencana Aturan Kemasan Rokok Polos Bisa Matikan Industri Tembakau Nasional
- Profil Amran Sulaiman, Menteri Kesayangan Prabowo yang Berpotensi Jadi Mentan Lagi
- Pada 2029, INTI Targetkan Bangun Pemantau Frekuensi Radio di 500 Titik
- Bakal Jadi Menteri Keuangan di Tiga Presiden Berbeda, Ini Profil Sri Mulyani
- Perkara Tak Mudah Dedolarisasi bagi China
- Cara Mudah Transfer Uang dari BRI ke Bank Lain dengan BI Fast
- Pertamina dan Vale Indonesia Kerja Sama Penyediaan Bahan Bakar Ramah Lingkungan
- BFI Finance Tawarkan KPR "Fixed Rate" 10 Tahun untuk Konsumen
- [POPULER MONEY] Pinjol Masih Digemari Masyarakat | Penumpang dan Kru Pesawat Trigana Air Selamat
- Ditemani Thomas Djiwandono, Sri Mulyani Laporkan Perkembangan APBN ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto