Tanda Daya Beli Lesu Kian Nyata, Perbankan Pede Kinerja Bisnis Tetap "Moncer"
JAKARTA, - Industri perbankan tetap optimis, kinerja perbankan akan semakin baik pada triwulan III-2024, meskipun saat ini kondisi perekonomian domestik dibayang-bayangi tanda pelemahan daya beli masyarakat yang semakin nyata.
Meningkatnya optimisme perbankan terefleksikan dari Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SPBO) triwulan III-2024 dengan melibatkan 93 bank responden yang hasilnya menunjukkan bahwa responden makin optimis bahwa kinerja perbankan akan semakin baik.
Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi Aman Santosa mengatakan, optimisme perbankan tercermin dari Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) pada triwulan III-2024 yang tercatat sebesar 68 (zona optimis).
Baca juga: Daya Beli Masyarakat Lesu, Pinjol Diprediksi Tetap Moncer
"Optimisme tersebut didorong oleh ekspektasi akan membaiknya kondisi makroekonomi, berlanjutnya peningkatan fungsi intermediasi perbankan dibarengi dengan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko yang dihadapi," tutur dia, dalam keterangannya, dikutip Selasa (10/9/2024).
Lebih lanjut Aman bilang, keyakinan membaiknya kondisi makroekonomi domestik menyebabkan Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) pada triwulan III-2024 berada pada level optimis yaitu sebesar 59, terutama disebabkan oleh perkiraan membaiknya ekonomi domestik, menguatnya nilai tukar dan prediksi BI-Rate yang cenderung stabil.
"Seiring dengan perkiraan membaiknya kondisi makroekonomi tersebut, PDB diperkirakan tumbuh didorong oleh konsumsi masyarakat yang diperkirakan meningkat didorong peningkatan konsumsi masyarakat," ujarnya.
Mayoritas responden juga meyakini bahwa risiko perbankan pada triwulan III-2024 masih terjaga dan terkendali, di mana Indeks Persepsi Risiko (IPR) sebesar 57, yang merefleksikan, zona keyakinan bahwa risiko cukup manageable, seiring dengan keyakinan bahwa risiko kredit dan risiko pasar yang tetap terjaga.
Oleh karenanya, ekspektasi terhadap kinerja perbankan pada triwulan III-2024 juga optimis dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 86.
Aman menjelaskan, optimisme kinerja perbankan didorong oleh ekspektasi bahwa sisi funding (DPK) akan tetap mampu menyokong meningkatnya penyaluran kredit yang berdampak pada peningkatan laba dan modal perbankan.
"Optimisme kenaikan pertumbuhan kredit pada triwulan III-2024 didorong ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut pasca Pemilu 2024 yang dapat mendorong permintaan kredit dan aktivitas usaha masyarakat," kata dia.
"Dari sisi penghimpunan dana, responden memperkirakan bahwa pada triwulan III-2024, DPK juga akan tumbuh meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang semakin membaik," sambung Aman.
Sebagai informasi, tanda-tanda pelemahan daya beli masyarakat semakin terlihat setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data IHK Agustus 2024 yang mencatatkan deflasi sebesar 0,03 persen secara mtm.
Dengan demikian, Indonesia mengalami deflasi selama 4 bulan berturut-turut pada Mei - Agustus 2024, di mana pada Mei terjadi deflasi sebesar 0,03 persen, Juni sebesar 0,08 persen, Juli sebesar 0,18 persen, dan Agustus sebesar 0,03 persen.
Bersamaan dengan itu, terdapat juga fenomena jutaan masyarakat tergolong kelas menengah "turun kelas" setiap tahunnya pada periode 2019-2024.
BPS mencatat jumlah penduduk kelas menengah mencapai 57,33 juta jiwa (21,45 persen) pada 2019, 53,83 juta jiwa (19,82 persen) pada 2021, 49,51 juta jiwa (18,06 persen) pada 2022, 48,27 juta jiwa (17,44 persen) pada 2023, dan 47,85 juta jiwa (17,13 persen) pada 2024.
Baca juga: Daya Beli Masyarakat Melemah, Sektor Jasa Keuangan Masih Melaju
Terkini Lainnya
- Tegaskan iPhone 16 Belum Bisa Beredar di Indonesia, Kemenperin: Kalau Ada yang Sudah Jual, itu Ilegal
- Deflasi 5 Bulan Beruntun, Menperin: Karena Barang Impor Banyak Masuk ke Indonesia
- Jadi Role Model Sektor Petrokimia, Pupuk Kaltim Raih The Best State Owned Enterprise di TOP BUMN Awards 2024
- PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya
- OJK Cabut Izin Usaha Perusahaan Pembiayaan Rindang Sejahtera Finance
- Jadi Ketua Dewan Pertimbangan Kadin, Arsjad Rasjid Tak Hadiri Pengumuman Pengurus
- Umumkan Separuh Pengurus Baru Kadin Indonesia, Anindya: 50 Persennya Setelah 20 Oktober
- Era Suku Bunga Tinggi Berakhir, Harga Emas Bakal Kian "Berkilau"?
- Inovasi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
- IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Lesu di Pasar Spot
- RI Alami Deflasi Beruntun, Mendagri: Hanya Terjadi di Sektor Tertentu, Daya Beli Masyarakat Masih Kuat
- Diskursus Kualitas Pertamax Pertamina
- Rupiah Masih Tertekan, Dekati Rp 15.700 Per Dollar AS
- Bank Artha Graha Fokus Dorong Digitalisasi Layanan Keuangan
- Jadi Waketum Kadin, Raffi Ahmad: Setelah Pak Prabowo dan Mas Gibran Dilantik, Sinergi Kita Akan Lebih Baik
- [POPULER MONEY] Pinjol Masih Digemari Masyarakat | Penumpang dan Kru Pesawat Trigana Air Selamat
- Ditemani Thomas Djiwandono, Sri Mulyani Laporkan Perkembangan APBN ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto
- Rombak Direksi Bulog, Erick Thohir Angkat Wahyu Suparyono Jadi Dirut
- AP I dan AP II Resmi Gabung, Jadi Angkasa Pura Indonesia
- Bertemu Peternak dan Petani Perancis di Paris, Wamentan Paparkan Program Makan Bergizi Gratis Prabowo