Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Prabowo Dinilai Perlu "Batu Loncatan"
JAKARTA, - Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Drajad Wibowo mengatakan, pemerintahan Prabowo Subianto perlu batu loncatan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Batu loncatan itu menurutnya berupa pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen ke atas yang harus dicapai pada 2025.
Drajad menyebut untuk mencapai angka 8 persen diperlukan awalan yang baik sehingga pertumbuhan ekonomi terus bergerak naik.
Baca juga: Sri Mulyani Temui Prabowo, Alokasi Anggaran Kementerian dan Lembaga Naik
"Pertumbuhan tahun 2025 itu kita harus bisa start antara 5,7 persen ke atas. Supaya kita punya batu loncatan untuk naik ke 6 persen dan lebih tinggi lagi," ujar Drajad saat ditemui , di Palmerah Selatan, Jakarta, Selasa (10/9/2024).
"Kalau tahun 2025 nanti kita stuck (stagnan) di 5 persen, apalagi turun, ya sudah lupakan saja (pertumbuhan 8 persen). Karena batu loncatannya tidak ada. Kan perlu batu loncatan. Tidak bisa langsung," kata dia.
Drajad menegaskan pertumbuhan sebesar 5,7 persen perlu direalisasikan oleh Prabowo dan jajarannya. Sebab jika tidak bisa mengejar momentum itu, target pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat akan sulit dicapai.
Baca juga: Apa Strategi Jitu Prabowo Mengokohkan Kedaulatan Energi?
Salah satu caranya, lanjut Drajad, yakni dengan melakukan perubahan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang rancangannya sudah disepakati.
"Target (pertumbuhan ekonomi) yang sekarang kan di APBN relatif rendah. Ya mudah-mudahan sih saya berharap nanti pak Prabowo akan melakukan APBN perubahan," katanya.
"Di dalam APBN perubahan itu target pertumbuhan ditinggikan dan belanja negara disesuaikan dengan pertumbuhan yang lebih tinggi. Kalau sekarang kan ya, karena Menteri Keuangan (Menkeu)-nya bukan Menkeu Pak Prabowo kan. Ya kita ya wajarlah kita kompromi," jelas Drajad.
Meski begitu, Drajad juga mengingatkan ada berbagai hal yang perlu diwaspadai bisa menggagalkan target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Antara lain menurunnya kelas menengah, penyesuaian suku bunga oleh Amerika Serikat (AS), target penerimaan negara yang belum maksimal hingga faktor situasi geopolitik.
Sehingga Drajad menyarankan pada tahun pertama pemerintahannya, Prabowo dan jajaran menteri-menteri ekonomi bekerja secara spartan.
"Di tahun pertama, Pak Prabowo harus spartan. Enggak bisa relatif santai-santai. Tidak bisa. Karena kalau enggak ya janji makan siang, janji pembagunan perumahan ya nanti orang akan mempertanyakan," kata Drajad.
Baca juga: Targetkan Penerimaan Pajak Rp 2.189 Triliun, Keponakan Prabowo Ungkap Strateginya
"Kalau engga bisa start di angka segitu (pertumbuhan 5,7 persen) ya berat, naiknya nanti berat," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden terpilih Prabowo Subianto meyakini bisa mewujudkan pertumbuhan ekonomi sampai 8 persen pada usia 2 sampai 3 tahun pemerintahannya kelak.
Menurut Prabowo, ia sudah berbicara dengan para pakar dan mempelajari sejumlah hal agar target itu bisa terlaksana.
"Saya sangat yakin. Saya sudah dialog dengan para pakar. Saya mempelajari angka-angkanya. Saya sangat yakin kami akan dengan sangat mudah meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, dan saya akan berusaha keras melampauinya," kata Prabowo dalam dialog di ajang Forum Ekonomi Qatar di Doha, Qatar pada 16 Mei 2024.
"Saya memperkirakan itu terjadi dalam 2 sampai 3 tahun," sambung Prabowo.
Prabowo mengatakan, fokus pertamanya dalam pemerintahannya kelak adalah soal ketersediaan bahan pangan buat masyarakat. Setelah itu, kata Prabowo, pemerintah akan fokus kepada ketahanan dan swasembada energi.
Baca juga: Prabowo Ingin Ekonomi Tumbuh sampai 8 Persen, Mendag Zulhas: Fokus Kita Harus Genjot Ekspor
Terkini Lainnya
- Mentan Targetkan Merauke Jadi Laboratorium Raksasa Pertanian Modern
- Sido Muncul Gelar Operasi Katarak Gratis untuk 150 Masyarakat di Banjarnegara
- Daftar Kereta Api Paling Laris Sepanjang 2024, Siapa Juaranya?
- Rencana Kemendag: UMKM RI Bisa Jualan ke Filipina Nebeng Amazon
- Kabar Gembira untuk Warga Solo, Simpang Joglo Beroperasi 1 November
- Eks Gubernur BI Soedrajat Dwiwandono Dapat Penghargaan Wirakarya Adhitama FEB UI
- BNI dan Garuda Indonesia Tebar Bonus hingga 25.000 GarudaMiles
- RI Berpeluang Jadi Produsen Elektronik Rumah Tangga Terbesar Kedua Setelah China
- Prodia StemCell Gandeng BRIN Kembangkan Terapi Regeneratif
- Respons Para Menteri Jokowi saat Ditanya Kans Masuk Kabinet Prabowo
- Bus Wisata Monas Explorer 2 Baru Diresmikan, Cek Rute dan Jadwalnya
- Mentan Amran Klaim RI Sudah Bisa Swasembada Pangan 3 Tahun Lagi
- Dalam Sepekan Emas Antam Naik Rp 17.000, Ini Rinciannya
- Shopee 10.10 Brands Festival Catat Peningkatan Transaksi 7 Kali Lipat di Shopee Mall
- Kimia Farma Buka Lowongan Kerja hingga 18 Oktober 2024, Cek Syaratnya
- Mentan Targetkan Merauke Jadi Laboratorium Raksasa Pertanian Modern
- Respons Para Menteri Jokowi saat Ditanya Kans Masuk Kabinet Prabowo
- Sri Mulyani Temui Prabowo, Alokasi Anggaran Kementerian dan Lembaga Naik
- IHSG Ditutup di Zona Hijau, Nilai Tukar Rupiah di Pasar Spot Menguat
- Pertamina Kaji Rencana Ubah Minyak Jelantah Jadi Avtur
- Bank Mega dan PT SMI Gelontorkan Pembiayaan Rp 2,1 Triliun ke PT INKA
- Laporan ICDX: Kontrak Emas Masih Jadi Primadona Selama Agustus 2024