pattonfanatic.com

Lapangan West Belut Medco di Natuna Mulai Produksi Gas, Kapasitas 55 Mmscfd

Peresmian aliran gas perdana dari Proyek West Belut di Wilayah Kerja B Laut Natuna Selatan di di Kantor Medco, Jakarta, Rabu (11/9/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Medco E&P Natuna Ltd memulai produksi gas perdana (first gas) dari Lapangan West Belut di Blok B Laut Natuna Selatan pada hari ini, Rabu (11/9/2024).

Proyek West Belut dikerjakan kurang dari dua tahun atau tepatnya selama 21 bulan setelah ditemukan pada akhir 2020. Pengerjaan proyek ini pun lebih cepat dari target awal berproduksi di Oktober 2024.

"Pengembangan ini bisa 21 bulan, kurang dari 2 tahun. Ini karena kecepatan proses yang didukung Ditjen Migas maupun SKK Migas," ujar Direktur Utama Medco E&P Ronald Gunawan dalam acara dalam peresmian di Kantor Medco, Jakarta, Rabu (11/9/2024).

Lingkup kerja Proyek West Belut meliputi pembangunan platform kepala sumur dengan kapasitas produksi gas sebesar 55 juta standar kaki kubik per hari (Mmscfd).

Selain itu, mencakup pipa bawah laut berdiameter 12 inci sepanjang 12 km yang menghubungkan platform West Belut dengan pipa South Belut yang sudah ada. Serta mencakup modifikasi pada fasilitas Central Processing Platform (CPP) di North Belut.

Baca juga: Pertamina-Medco Tambah Aliran Gas ke Kilang LNG Mini Pertama di RI

Ronald mengatakan, mulanya lapangan migas West Belut tidak ekonomis karena cadangan gas yang ditemukan oleh kontraktor sebelumnya, ConocoPhilips, belum banyak.

Namun seiring diambil alih Medco E&P, eksplorasi pun terus dilakukan sehingga cadangan gas yang ditemukan semakin banyak. Seluruh produksi gas dari lapangan ini juga akan di ekspor.

"Dulu diperkirakan gas reserve-nya cuma segini (sedikit), sesudah kita drilling lagi, kita lihat ternyata gas reserve-nya lebih besar. Kemudian bersama SKK Migas di-manage untuk bisa jual gas itu dengan harga lebih baik. Intinya dibikin lebih ekonomis," jelas Ronald.

Baca juga: Strategi Medco Genjot Produksi Migas dan Terapkan Transisi Energi

 


Pada kesempatan yang sama, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebut, produksi dari Lapangan West Belut ini merupakan bagian dari sinergi yang baik antara SKK Migas dengan Medco E&P dalam mendukung peningkatan produksi gas nasional.

"Keberhasilan ini tidak hanya menjadi bukti komitmen Medco E&P terhadap proyek ini, tetapi juga menunjukkan bahwa kerja sama erat antara SKK Migas dan KKKS dapat menghasilkan capaian signifikan dalam waktu yang relatif singkat, dan saya harap akan di ikuti dengan proyek-proyek lainnya," ucapnya.

Menurutnya, kesuksesan proyek ini akan memberikan efek positif terhadap negara. Sebab, dengan total investasi mencapai 84 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,3 triliun (kurs Rp 15.400 per dollar AS), proyek ini diharapkan bisa berkontribusi terhadap efek berganda hulu migas.

Baca juga: Pertahankan Produksi Gas di Blok Corridor, Medco E&P Bakal Bor Sumur Suban 27

Selain itu, estimasi penerimaan negara dari proyek ini sebesar 41,7 juta dollar AS atau setara dengan Rp 641,2 miliar, sehingga bakal memberikan dampak positif yang signifikan bagi pendapatan negara.

Dwi pun menekankan pentingnya inovasi dan penerapan teknologi ramah lingkungan dalam proyek ini. Fasilitas di West Belut mengadopsi teknologi ramah lingkungan dengan platform tidak berawak yang menggunakan tenaga surya 100 persen.

Ia menyebut, platform yang menggunakan tenaga surya sepenuhnya merupakan salah satu contoh inovasi yang SKK Migas dorong di industri migas.

"Inisiatif ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mendukung transisi energi menuju penggunaan energi bersih, serta mengurangi jejak karbon dalam proses produksi. Kami harap langkah ini bisa menjadi inspirasi bagi proyek-proyek migas lainnya di Indonesia," kata dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat