pattonfanatic.com

Ekonom soal Kriteria Menkeu Baru: Harus Berani Katakan Tidak pada Prabowo-Gibran

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono menemui presiden terpilih Prabowo Subianto pada Senin
Lihat Foto

JAKARTA, - Pengamat ekonomi buka suara terkait kriteria yang harus dimiliki menteri meuangan (menkeu) di era pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, sosok menkeu baru haruslah yang dapat mengerem penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk program pemerintahan yang tidak mendesak atau tidak realistis.

Terutama pada tahun pertama dan kedua pemerintahan Prabowo-Gibran karena pada masa ini menjadi tahun-tahun mereka berupaya menepati janji politik saat kampanye kemarin.

Baca juga: Bertemu Prabowo, Sri Mulyani Bakal Jadi Menteri Lagi?

"Kriteria menkeu yang ideal itu, dia berani berkata tidak terhadap program-program dari Prabowo-Gibran yang membutuhkan anggaran besar tapi belum terlalu urgent atau kurang realistis," ujarnya kepada , Kamis (12/9/2024).

Menurut dia, menkeu baru harus dapat mengingatkan pemerintah agar bijak menggunakan APBN dan menjaga defisit APBN di bawah 3 persen.

Selain itu, menkeu baru juga harus bisa menjaga rasio utang tetap terkendali karena dalam tiga tahun ke depan, rata-rata utang jatuh tempo yang harus dibayar pemerintah mencapai Rp 800 triliun dan belum termasuk bunga utang.

"Nah ini sosok yang berani untuk berkata tidak, bahkan harus berbeda dalam beberapa hal teknis dengan Prabowo," ucapnya.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto. Eko menyebut, Menkeu baru harus obyektif dalam melihat kapasitas APBN dalam menjalankan kebijakan atau program pemerintah.

"Tidak hanya mengakomodasi kepentingan politik anggaran untuk memaksimalkan budget APBN," ujar Eko kepada , Kamis.

Untuk itu, diharapkan menkeu baru tidak berasal dari partai politik manapun serta tidak memiliki perusahaan atau bisnis apapun agar tidak menimbulkan konflik kepentingan dan korupsi.

Baiknya, sosok yang akan menjadi menkeu baru berlatarbelakang akademisi, birokrat karier, dan memiliki wawasan yang mumpuni dalam kebijakan fiskal.

"Harapannya menteri keuangan tidak berasal dari partai politik, tidak berasal dari kepentingan politik jangka pendek. Tapi memang sosok yang punya integritas dan tidak punya catatan korupsi," ucap dia.

Dia juga sosok yang memiliki kredibilitas terutama di forum internasional karena Kementerian Keuangan akan berkaitan dengan berbagai negosiasi pendanaan transisi energi dengan negara-negara mitra dan bertugas meyakinkan investor untuk membeli surat utang pemerintah.

"Jadi dia mainnya harus jauh ke forum-forum internasional," tuturnya.

Baca juga: Bertemu Prabowo, Sri Mulyani Bakal Jadi Menteri Lagi?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat