pattonfanatic.com

Pemerintah Sebut Jumlah Calon Kelas Menengah Jadi "Gemuk"

Menko PMK Muhadjir Effendy saat memberikan keterangan pers di Plaza BPJS Ketenagakerjaan, Kamis (12/9/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, terjadi penumpukan jumlah calon kelas menengah (aspiring middle class) setelah jumlah kelas menengah (middle class) mengalami penurunan.

Hal itu disebabkan bertambahnya jumlah calon kelas menengah yang berasal dari kelas menengah yang turun kelas dan warga kelas bawah yang naik kelas. Muhadjir juga menyebut kondisi ini didukung angka kemiskinan yang turun.

"Angka kemiskinan kita juga turun. Itu berarti ada (warga) miskin yang naik ke aspiring middle class. Kemudian angka kemiskinan ekstrem kita juga sudah mendekati 0 (persen). 0,8 ya. Berarti juga ada miskin ekstrem yang sekarang juga naik (naik kelas)," jelas Muhadjir di Plaza BPJS Ketenagakerjaan, Kamis (12/9/2024).

Baca juga: Kelas Menengah Rentan Turun Kelas, Pembatasan Pertalite Perlu Dipertimbangkan

"Nah ini, terjadi penumpukan yaitu semacam bottle neck di kelas aspiring middle class," katanya.

Dalam kesempatan itu, Muhadjir juga menjelaskan soal jumlah kelas menengah yang berkurang sebagaimana yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Ia menyebut, pengurangan terjadi karena mereka mengalami penurunan status menjadi golongan calon kelas menengah dan bukan naik menjadi golongan menengah ke atas.

Hal itu dinilai membuat masyarakat yang sebelumnya berstatus kelas menengah kini berubah menjadi calon kelas menengah.

Baca juga: Kemenkeu Buka-bukaan Soal Risiko Kenaikan Utang Jatuh Tempo dan Susutnya Kelas Menengah

Adapun berdasarkan data BPS, jumlah penduduk tergolong kelas menengah pada 2024 mencapai 47,85 juta jiwa. Jumlah masyarakat kelas menengah itu tercatat turun dari tahun 2023 yang mencapai 48,27 juta jiwa.

Diketahui, jumlah masyarakat kelas menengah tercatat terus menurun setiap tahunnya sejak 2019.

Jumlah penduduk kelas menengah mencapai 57,33 juta jiwa (21,45 persen) pada 2019, lalu 53,83 juta jiwa (19,82 persen) pada 2021, 49,51 juta jiwa (18,06 persen) pada 2022, 48,27 juta jiwa (17,44 persen) pada 2023, dan 47,85 juta jiwa (17,13 persen) pada 2024.

Baca juga: Penurunan Konsumsi Kelas Menengah Bisa Hambat Target Ekonomi Prabowo

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat