Pemerintah Dinilai Perlu Tinjau Ulang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
JAKARTA, - Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios) Media Wahyudi Askar menilai pemerintah perlu meninjau ulang rencana perpanjangan proyek kereta cepat Whoosh sampai Surabaya, Jawa Timur.
Pemerintah dinilai perlu berkaca pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sejak direncanakan pembangunannya hingga kini beroperasi telah menemui banyak masalah.
"Ini perlu menjadi catatan bagi pemerintahan berikutnya, apakah benar-benar ingin membangun kereta cepat Jakarta-Surabaya? Karena kereta cepat Jakarta-Bandung saja sudah banyak masalah seperti ini," ujar Wahyudi dalam diskusi virtual, Kamis (12/9/2024)
Baca juga: Cara Pesan Tiket Kereta Cepat untuk Rombongan via WhatsApp
Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios) Achmad Hanif Imaduddin mengatakan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung telah melenceng dari rencana awal pembangunannya.
Pada rencana awal, kereta cepat Whoosh akan memiliki panjang jalur mencapai 150,5 kilometer dengan 8 stasiun. Namun kini, panjang jalur yang terealisasi sepanjang 142,3 kilometer dengan 4 stasiun, itupun 1 stasiun yakni Stasiun Karawang baru akan beroperasi pada 2025.
Kemudian, target operasi kereta cepat ini juga meleset dari semula ditargetkan beroperasi pada 2019 menjadi 2023.
"Dan ini ada cost of run atau pembengkakan biaya selama pembangunan kereta cepat, karena mulanya direncanakan 5,5 miliar dollar AS, ternyata pengeluarnya mencapai 7,27 miliar dollar AS," ungkapnya.
Baca juga: Diskon Tiket Kereta Cepat Whoosh Keberangkatan 17 Agustus Sudah Bisa Dibeli, Ini Caranya
Ia juga menilai dengan harga tiket kereta cepat Whoosh yang dipatok mulai Rp 175.000 sampai Rp 600.000, moda transportasi umum ini hanya dapat dinikmati oleh kalangan masyarakat menengah atas.
Selain itu, pemerintah menargetkan kereta cepat Jakarta-Bandung bisa mengantongi pendapatan hingga 62,2 miliar dollar AS atau setara Rp 961 triliun (kurs Rp 15.455) selama 2019-2050.
Dengan rerata harga tiket dari semua kelas pelayanan yang diterapkan saat ini yaitu sebesar Rp 330.000, maka untuk mencapai target tersebut kereta cepat Whoosh harus mengangkut sedikitnya 398.000 penumpang per hari dari 2025-2045.
Baca juga: Pinjaman dari China Cair, KCIC Mulai Bayar Pembengkakan Biaya Kereta Cepat
Angka ini melebihi jumlah rata-rata orang bepergian ke Jakarta-Bandung saat ini yang hanya sekitar 19.000 orang per hari.
Selain itu, kereta cepat Jakarta-Bandung juga hanya berhenti di empat stasiun yaitu Stasiun Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar, sehingga tentu tidak mengakomodasi sepenuhnya kebutuhan destinasi setiap orang.
"Ini sangat-sangat mustahil targetnya bisa tercapai, dan apabila ingin tercapai, butuh waktu lebih lama dari 2045 supaya target yang Rp 961 triliun itu bisa benar-benar tercapai," jelasnya.
Baca juga: Berani Curi Bantal Kursi Kereta Cepat Whoosh, Siap-siap Dipidana
Berkaca pada permasalahan tersebut, Celios menilai jika proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dikerjakan sama dengan skema pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, bukan tidak mungkin proyek ini akan semakin membebani anggaran negara.
Proyek juga tidak menyelesaikan masalah transportasi publik secara lebih strategis dan hanya akan menguntungkan pengguna kelas atas daripada masyarakat ke bawah.
"Meskipun proyek kereta cepat saat ini memiliki sejumlah permasalahan serius, tampaknya pemerintah kurang ingin meninjau kembali dan justru melanjutkan proyek berikutnya dari Jakarta hingga Surabaya," tulis Celios dalam laporannya yang berjudul '10 Lubang Fiskal Warisan Pemerintahan Joko Widodo', dikutip Jumat.
Baca juga: Kereta Cepat Whoosh Bakal Dioperasikan Masinis Indonesia dalam 1-2 Tahun Mendatang
Terkini Lainnya
- Mentan Targetkan Merauke Jadi Laboratorium Raksasa Pertanian Modern
- Sido Muncul Gelar Operasi Katarak Gratis untuk 150 Masyarakat di Banjarnegara
- Daftar Kereta Api Paling Laris Sepanjang 2024, Siapa Juaranya?
- Rencana Kemendag: UMKM RI Bisa Jualan ke Filipina Nebeng Amazon
- Kabar Gembira untuk Warga Solo, Simpang Joglo Beroperasi 1 November
- Eks Gubernur BI Soedrajat Dwiwandono Dapat Penghargaan Wirakarya Adhitama FEB UI
- BNI dan Garuda Indonesia Tebar Bonus hingga 25.000 GarudaMiles
- RI Berpeluang Jadi Produsen Elektronik Rumah Tangga Terbesar Kedua Setelah China
- Prodia StemCell Gandeng BRIN Kembangkan Terapi Regeneratif
- Respons Para Menteri Jokowi saat Ditanya Kans Masuk Kabinet Prabowo
- Bus Wisata Monas Explorer 2 Baru Diresmikan, Cek Rute dan Jadwalnya
- Mentan Amran Klaim RI Sudah Bisa Swasembada Pangan 3 Tahun Lagi
- Dalam Sepekan Emas Antam Naik Rp 17.000, Ini Rinciannya
- Shopee 10.10 Brands Festival Catat Peningkatan Transaksi 7 Kali Lipat di Shopee Mall
- Kimia Farma Buka Lowongan Kerja hingga 18 Oktober 2024, Cek Syaratnya
- Mentan Targetkan Merauke Jadi Laboratorium Raksasa Pertanian Modern
- BI Tak Perlu Tunggu The Fed untuk Turunkan Suku Bunga Acuan
- Indonesia Fokus Tingkatkan Volume Ekspor Komoditas Perkebunan
- IHSG Ditutup Menguat Intip Level 7.800, Rupiah Melemah
- Dua Opsi Lahan Tambang untuk Muhammadiyah
- Indodax Diduga Diretas, Ekonom: Kepercayaan Masyarakat terhadap Kripto Berpotensi Turun