[POPULER MONEY] Indodax Diduga Kena "Hack" | Mantan Bos Gojek Kembali Jual Saham GOTO
1. Indodax Diduga Kena "Hack", CEO Buka Suara
Platform trading kripto, Indodax, diduga terkena aksi peretasan atau hack. Hal ini sebagaimana diungkapkan platform keamanan Web3, Cyvers.
Melalui unggahan akun resmi X, Cyvers mengaku menemukan adanya transaksi mencurigakan yang melibatkan akun Indodax.
Semula, Cyvers menyebutkan, akun mencurigakan telah mengenggam aset token milik Indodax senilai 14,4 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 221,98 miliar.
"Hey @Indodax, sistem kami mendeteksi sejumlah transaksi mencurigakan yang melibatkan dompet anda di jaringan yang berbeda," tulis @CyversAlerts, Rabu (11/9/2024).
Menanggapi hal tersebut, CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, pihaknya masih melakukan investigasi terkait dugaan peretasan tersebut. Ia tidak membantah dugaan hack tersebut.
Selengkapnya klik di sini.
2. Buntut Dugaan "Hack", Bappebti Panggil Indodax
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka suara terkait dugaan aksi peretasan atau hack terhadap platform perdagangan aset kripto, Indodax.
Kepala Bappebti Kasan mengatakan, pihaknya telah menerima laporan, Indodax mengalami peretasan pada sistem transaksi aset kripto. Terkait dengan laporan tersebut, Kasan memastikan, pihaknya telah memanggil Indodax untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
"Kami juga telah memanggil pihak Indodax untuk meminta klarifikasi terkait kasus tersebut," kata dia, dalam keterangannya, dikutip Kamis (12/9/2024).
"Saat ini, Indodax sedang dalam proses investigasi terhadap sistem yang diduga mengalami peretasan tersebut," sambungnya.
Selengkapnya klik di sini.
3. Pemerintah Dinilai Perlu Tinjau Ulang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios) Media Wahyudi Askar menilai pemerintah perlu meninjau ulang rencana perpanjangan proyek kereta cepat Whoosh sampai Surabaya, Jawa Timur.
Pemerintah dinilai perlu berkaca pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sejak direncanakan pembangunannya hingga kini beroperasi telah menemui banyak masalah.
"Ini perlu menjadi catatan bagi pemerintahan berikutnya, apakah benar-benar ingin membangun kereta cepat Jakarta-Surabaya? Karena kereta cepat Jakarta-Bandung saja sudah banyak masalah seperti ini," ujar Wahyudi dalam diskusi virtual, Kamis (12/9/2024)
Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios) Achmad Hanif Imaduddin mengatakan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung telah melenceng dari rencana awal pembangunannya.
Terkini Lainnya
- Gaji Hakim Tak Naik Sejak 2012, Hashim: Ini Akan Diperbaiki Prabowo
- Kemendag Fasilitasi UMKM Jago
- Bank Saqu Sukses Tarik Minat Generasi Muda di Synchronize Festival 2024
- PLN Alirkan Listrik Bersih ke 224 Desa, Paling Banyak Indonesia Timur
- Produsen Sarung Tangan Karet Prediksi Penjualan Naik hingga 40 Persen hingga Akhir Tahun
- Kini Belanja di Ranch Market Farmers Market Bisa Pakai Paylater Kredivo
- ITDC Beri Penjelasan soal Kabar Sengketa Lahan di Mandalika
- Siasat BCA Syariah Jaga Pembiayaan Konsumer di Tengah Pelemahan Daya Beli
- Tegaskan Uang Rp 75.000 Masih Berlaku sebagai Alat Pembayaran, BI: Masyarakat Tidak Seharusnya Menolak
- Tegaskan iPhone 16 Belum Bisa Beredar di Indonesia, Kemenperin: Kalau Ada yang Sudah Jual, itu Ilegal
- Deflasi 5 Bulan Beruntun, Menperin: Karena Barang Impor Banyak Masuk ke Indonesia
- Jadi Role Model Sektor Petrokimia, Pupuk Kaltim Raih The Best State Owned Enterprise di TOP BUMN Awards 2024
- PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya
- OJK Cabut Izin Usaha Perusahaan Pembiayaan Rindang Sejahtera Finance
- Jadi Ketua Dewan Pertimbangan Kadin, Arsjad Rasjid Tak Hadiri Pengumuman Pengurus
- Cara Mendapatkan Diskon Tiket Kereta Reduksi bagi Dosen dan Alumni UNY
- Berikan Layanan Terbaik, Bank Mandiri Jadi Best Bank in Indonesia Versi Euromoney
- Warga Pekanbaru Kini Bisa Mendapatkan Produk Elektronik Canggih dengan Harga Terjangkau
- Jual Anak Usaha, Adaro Energy Bakal Pisah Bisnis Batu Bara
- Bos BRI Ungkap Alasan Bank Masih Berikan Pembiayaan ke Perusahaan Batu Bara