Menakar Potensi Bisnis Waralaba Makanan Asli Indonesia
JAKARTA, - Indonesia dinilai memiliki potensi besar untuk dapat mengembangkan bisnis waralaba atau franchise terutama di sektor makanan dan minuman. Pasalnya, Indonesia dikenal memiliki keberagaman jenis makanan dari Sabang sampai Merauke.
Ketua Kehormatan Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar mengatakan, beragam makanan di Indonesia sebenarnya dapat diubah menjadi bentuk waralaba dengan penanganan yang baik.
"Kita berpotensi untuk bisa mengembangkan (waralaba). Kita punya soto betawi, soto padang, ada rawon. Kita punya potensi yang lebih besar. Itu mestinya bisa dikembangkan," kata dia kepada , Jumat (13/9/2024).
Baca juga: Tips Memilih Bisnis Franchise agar Tak Menyesal
Ia menambahkan bisnis franchise di bidang makanan dan minuman juga masih memiliki kemampuan untuk menghasilkan profit dalam jangka panjang. Hal ini juga dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga Indonesia yang disebut tinggi dibandingkan negara lain.
Dalam pengembangan waralaba khusus makanan, terdapat beberapa cara yang dapat dipraktikkan untuk menuju profitabilitas, salah satunya dengan berinovasi pada produk yang ada.
"Makanan kita misalnya soto bandung atau rawon dijadikan seperti fast food, siap saji," ujar dia.
Selain itu, inovasi lain yang dapat dilakukan misalnya dengan mengembangkan produk ke arah keberlanjutan dan vegan.
Baca juga: Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran
Menurut Anang, franchise makanan dan minuman tidak memerlukan promosi yang besar. Pasalnya, sebagian besar makanan dan minuman tersebut pada dasarnya sudah dikenal oleh masyarakat luas.
"Biaya promosi tidak perlu tinggi. Apalagi untuk yang produknya sudah dikenal. Orang Indonesia kan biasanya mau mencoba, jadi tidak ada alasan untuk biaya promosi yang mahal," terang dia.
Ia menerangkan, produk franchise atau waralaba makanan sendiri pada dasarnya bisa berumur panjang dan tidak hanya didasari pada tren semata.
Baca juga: Franchise Street Food Taiwan Sosis mulai Rp 55 Juta, Intip Peluang Usahanya
Sebagai ilustrasi, waralaba seperti Ya Kun Kaya Toast berawal dari warung kopi di Singapura pada 1944. Jaringan waralaba tersebut masih eksis hingga saat ini pusat perbelanjaan sampai ke Indonesia.
Hal serupa sepatutnya bisa dilakukan oleh makanan khas Indonesia seperti Roti Bakar Eddy dan juga telah berusia lama dan merupakan makanan yang dikenal masyarakat Indonesia.
Lebih lanjut, Anang mengimbu pengusaha yang ingin masuk ke bisnis franchise untuk menguatkan terlebih dahulu fondasi bisnisnya.
"Ini bukan usaha 1-2 hari. Perlu mengembangkan kewirausahaan makanan. Nanti tahapan kedua baru mengenai franchising," tutup dia.
Baca juga: Biaya Franchise Minuman dan Es Krim Bingxue
Terkini Lainnya
- Jadi Role Model Sektor Petrokimia, Pupuk Kaltim Raih The Best State Owned Enterprise di TOP BUMN Awards 2024
- PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya
- OJK Cabut Izin Usaha Perusahaan Pembiayaan Rindang Sejahtera Finance
- Jadi Ketua Dewan Pertimbangan Kadin, Arsjad Rasjid Tak Hadiri Pengumuman Pengurus
- Umumkan Separuh Pengurus Baru Kadin Indonesia, Anindya: 50 Persennya Setelah 20 Oktober
- Era Suku Bunga Tinggi Berakhir, Harga Emas Bakal Kian "Berkilau"?
- Inovasi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
- IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Lesu di Pasar Spot
- RI Alami Deflasi Beruntun, Mendagri: Hanya Terjadi di Sektor Tertentu, Daya Beli Masyarakat Masih Kuat
- Diskursus Kualitas Pertamax Pertamina
- Rupiah Masih Tertekan, Dekati Rp 15.700 Per Dollar AS
- Bank Artha Graha Fokus Dorong Digitalisasi Layanan Keuangan
- Jadi Waketum Kadin, Raffi Ahmad: Setelah Pak Prabowo dan Mas Gibran Dilantik, Sinergi Kita Akan Lebih Baik
- Aturan Kemasan Rokok Polos Disebut Bisa Sebabkan Efek Domino Negatif
- Bidik Potensi 15 BBTUD di Sulawesi, PGN Teken 2 MoU Pemanfaatan Gas Bumi Industri
- Penyediaan BBM Subsidi Rendah Sulfur Dilakukan Bertahap, Dimulai dari Jakarta
- Warisan Mebel Jepara Tembus New York, Inspirasi Desain Kontemporer dari Indonesia
- LRT Jabodebek Hadirkan Inisiatif Ramah Lingkungan, Apa Saja?
- Pemerintah "Gaspol" Belanja untuk Jaga Pertumbuhan Ekonomi
- IHSG Tutup Pekan di Zona Hijau, Rupiah Menguat