pattonfanatic.com

Industri Petrokimia di Cilegon Beroperasi Tahun Depan, Bakal Serap 10 Ribu Tenaga Kerja Lokal

Tangkapan layar dari video yang menampilkan Menteri Investasi Indonesia/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan Roeslani dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan, industri petrokimia di Cilegon, Banten, siap beroperasi pada tahun 2025.

Industri tersebut merupakan milik PT Lotte Chemical Indonesia (PT LCI) dengan nilai investasi sebesar Rp 59,37 triliun.

"Pembangunan pabrik petrokimia ini sudah hampir selesai, kurang lebih 98,7 persen. Diharapkan bulan Maret (2025) nanti sudah mulai produksi dan bulan Mei sudah mulai ekspor,” ungkap Rosan dilansir dari siaran pers di laman resmi Kementerian Investasi pada Jumat (13/9/2024).

Rosan sendiri telah meninjau perkembangan pembangunan PT LCI pada Rabu (11/9/2024).

Baca juga: Jurus Kemenperin Tekan Impor Bahan Baku untuk Petrokimia

Ia menyebut pembangunan fasilitas produksi di atas lahan seluas 110 hektar tersebut sudah mencapai 98,7 persen.

Rosan menjelaskan, proyek PT LCI mencakup pembangunan fasilitas petrokimia untuk memproduksi polypropylene serta produk hilir lainnya seperti butadiene, dan BTX (benzene, toluene, xylene).

Produk-produk itu akan menjadi bahan baku penting bagi berbagai industri seperti pembuatan botol, ban, cat, peralatan medis, hingga pengusir serangga.

"Industri ini sangat penting untuk hilirisasi di Indonesia. Tentunya di saat yang bersamaan, perusahaan juga menyerap 14 ribu tenaga kerja," kata Rosan.

"Hanya 4 persen tenaga kerja dari Korea. Dari segi penyerapan tenaga kerja, teknologi, industrialisasi, dan ekspor, ini memberi dampak positif bagi Indonesia, terutama di daerah Cilegon," jelasnya.

Baca juga: Pengetatan Impor dan Kebijakan Bea Masuk Diyakini Bisa Topang Industri Petrokimia Hulu

 


Adapun PT LCI merupakan salah satu proyek investasi yang berhasil difasilitasi pemerintah pasca pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Investasi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2021.

Setelah menghadapi berbagai kendala perizinan dan tumpang tindih lahan, proyek ini berhasil dimulai kembali konstruksinya pada April 2022.

Presiden Jokowi sendiri sebelumnya sudah mengunjungi proyek pembangunan PT LCI pada 12 September 2023 lalu.

Saat itu, Presiden mengatakan pembangunan pabrik industri bahan kimia tersebut ditargetkan selesai pada 2025.

Selain itu, kata Presiden, hasil produksi PT LCI nantinya akan menjadi substitusi atau pengganti dari sejumlah bahan kimia yang selama ini diimpor oleh Indonesia.

Baca juga: Sederet Tantangan Pengembangan Industri Petrokimia di Tanah Air

Menurut Jokowi, nantinya substitusi produk kimia impor bisa mencapai 70 persen. Sisanya yakni sebanyak 30 persen akan diekspor ke luar negeri.

"Yang saya senang ini akan menjadi subtitusi impor 70 persen untuk lokal, 30 untuk ekspor. Dua duanya baik. Karena yang dipakai untuk di dalam negeri itu menjadi subtitusi dari barang barang impor petrokimia yang kita lakukan," ucap Jokowi kala itu.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, investasi PT LCI tercatat sebagai penanaman modal asing (PMA) asal Malaysia, karena mayoritas pemegang saham (51 persen) adalah Lotte Chemical Titan Holding Bhd, yang berbasis di Malaysia.

Selama 10 tahun terakhir, Malaysia menempati peringkat kelima sebagai negara asal Foreign Direct Investment (FDI) terbesar di Indonesia, dengan total investasi mencapai 21,86 miliar Dolar Amerika Serikat (AS).

Korea Selatan, sebagai negara asal pemegang saham minoritas di PT LCI, menempati peringkat ketujuh dengan total investasi sebesar 18,20 miliar Dolar AS.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat