Ini UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terbaru dan Penjelasannya
- UU pajak daerah dan retribusi daerah di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD).
UU ini merupakan landasan hukum bagi pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya fiskal yang menjadi salah satu sumber penting Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Ruang lingkung UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Ruang Lingkup UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah atau juga dikenal dengan UU PDRD (UU No 28 tahun 2009) mengatur dua hal utama:
Baca juga: Apa Itu Retribusi: Definisi, Jenis, Contoh, dan Bedanya dengan Pajak
1. Pajak Daerah
Pajak daerah mencakup pajak yang dikenakan atas objek yang dimiliki atau aktivitas yang dilakukan di wilayah administrasi daerah.
Pajak Daerah Pajak daerah terdiri atas:
- Pajak Provinsi: Diatur dan dikelola oleh pemerintah provinsi, contohnya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
- Pajak Kabupaten/Kota: Diatur dan dikelola oleh pemerintah kabupaten atau kota, seperti pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, pajak bumi dan bangunan (PBB), serta pajak penerangan jalan.
2. Retribusi Daerah
Retribusi merupakan pungutan atas pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah, seperti retribusi perizinan atau penggunaan fasilitas umum.
- Retribusi Jasa Umum: Misalnya, retribusi kebersihan, parkir, dan kesehatan.
- Retribusi Jasa Usaha: Misalnya, retribusi penggunaan gedung, pasar, dan tempat wisata.
- Retribusi Perizinan Tertentu: Misalnya, retribusi IMB dan izin gangguan.
Baca juga: 7 Perbedaan Pajak dan Retribusi Paling Mendasar
Manfaat UU No 28 tahun 2009
UU pajak daerah dan retribusi daerah terbaru bertujuan untuk memberikan kemandirian fiskal kepada daerah sehingga dapat lebih mandiri dalam mengelola pembangunan dan operasional layanan publik.
Pendapatan yang diperoleh dari pajak dan retribusi daerah sangat bermanfaat dalam:
- Peningkatan kualitas infrastruktur dan fasilitas umum.
- Pengembangan ekonomi lokal melalui pemanfaatan sumber daya daerah.
- Peningkatan pelayanan publik di bidang pendidikan, kesehatan, dan transportasi.
UU pajak daerah dan retribusi daerah terbaru juga memastikan bahwa pemungutan pajak dan retribusi dilakukan dengan prinsip keadilan dan efisiensi.
Pajak dan retribusi yang dikenakan harus mempertimbangkan kemampuan masyarakat serta manfaat langsung yang diterima oleh masyarakat dari layanan atau fasilitas tersebut.
UU ini juga memberikan kewenangan bagi pemerintah daerah untuk menetapkan besaran pajak dan retribusi sesuai dengan kebutuhan lokal melalui Peraturan Daerah (Perda), sehingga memberikan fleksibilitas bagi daerah dalam mengelola sumber daya fiskal.
UU No 28 tahun 2009 ini sangat berperan dalam mendukung pembangunan di daerah yang lebih merata, terutama bagi wilayah-wilayah yang sedang berkembang.
Baca juga: Jenis Retribusi Daerah dan Masing-masing Contohnya
Dampak penerapan UU PDRD
Sejak berlakunya UU pajak daerah dan retribusi daerah ini, beberapa dampak positif yang dirasakan antara lain:
- Peningkatan pendapatan daerah: Banyak daerah yang mampu meningkatkan PAD mereka melalui pengelolaan pajak dan retribusi yang lebih efektif.
- Peningkatan kualitas layanan publik: Dengan bertambahnya pendapatan daerah, layanan publik yang diberikan pemerintah daerah juga mengalami perbaikan, baik dalam hal infrastruktur maupun pelayanan kesehatan dan pendidikan.
- Peningkatan otonomi fiskal daerah: UU ini memberikan daerah lebih banyak keleluasaan dalam mengatur anggaran mereka sesuai dengan prioritas lokal.
Dengan demikian, UU No 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berperan penting dalam mendorong otonomi daerah dan memajukan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia melalui optimalisasi sumber pendapatan asli daerah.
Baca juga: 4 Sumber Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah Jadi yang Terbesar
Terkini Lainnya
- Sri Mulyani dan Tonggak Ekonomi
- Syarat Gaji Penerima FLPP Diusulkan Naik Jadi Rp 12 Juta, Menteri Basuki: Langkah Positif
- Laporan ke Prabowo Soal Cara Tingkatkan Penerimaan Negara, Luhut: Enggak Terlalu Susah
- [POPULER MONEY] Bocoran Kabinet Prabowo, Banyak Menteri dari Kabinet Jokowi | BNI Jadi Contoh Saham Ideal Lo Kheng Hong
- Jokowi Janji Teken Kenaikan Tukin Pegawai Kementerian ESDM
- Menhub Sebut Belum Semua Pemda Mampu Optimal Kelola Angkutan Perkotaan
- Mengenal Apa Itu PNBP atau Penerimaan Negara Bukan Pajak
- Minta Lifting Minyak Naik, Jokowi: Seliter Pun Enggak Boleh Turun
- Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Hadir dengan Beragam Diskon
- Luhut: e-Katalog Bisa Kurangi Korupsi hingga Tambah Penerimaan Negara
- Strategi Pupuk Indonesia Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional
- Anak Usaha Telkom Dorong Kebangkitan Industri Gim Lokal
- Bahlil Janji Perjuangkan Tambahan Tukin PNS Kementerian ESDM
- Importir dari 20 Negara Teken Kerja sama di TEI, Nilai Transaksi 15,32 Miliar Dollar AS
- 7 Cara Cek Tagihan Listrik Bulan Lalu yang Sudah dan Belum Dibayar
- Jenis Retribusi Daerah dan Masing-masing Contohnya
- Pertamina dan Kemenhub Bahas Pengurangan Karbon di Industri Maritim lewat Kapal Otonom
- Sebanyak 21 Kadin Provinsi Tolak Munaslub karena Tak Sesuai AD/ART
- Pertamina Jajaki Kerja Sama Migas di Kawasan Amerika Latin dan Karibia
- Ada MotoGP, Penumpang Kapal Penyeberangan Lombok-Bali Diprediksi Naik 3 Kali Lipat