pattonfanatic.com

Asa Menjaga Lingkungan Hidup dari Langkah Kecil Daur Ulang Sampah

Senior Manager Prabumulih Field Pertamina Hulu Rokan Zona 4, M Luthfi Ferdiansyah (kiri), didampingi Ketua Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Residu Anorganik (Rindu Resik) Romdoni, melihat proses cuci hasil cacahan sampah kemasan plastik di pusat daur ulang sampah di Prabumulih, Sumatera Selatan, Rabu (11/9/2024). Setiap harinya, pusat daur ulang sampah yang menjadi mitra binaan Pertamina Hulu Rokan Zona 4 ini, mampu mengolah hingga 5 ton sampah.
Lihat Foto

PRABUMULIH, - Romdoni tidak menyangka langkah kecil dia untuk mendaur ulang sampah pada 2013, berkembang dan kemudian membuka peluang bagi masyarakat sekitar. Merintis dari rumahnya, hingga kemudian pria yang akrab disapa Doni ini memiliki pusat daur ulang sampah.

Awalnya, sebagai petani karet, Doni harus pulang pergi untuk menjual hasil sadapan karet. Sepanjang perjalanan Doni melihat banyaknya sampah di pinggir jalan. Pemandangan itu membuat dia prihatin. Lalu setelah 3 tahun menjadi petani karet, Doni kemudian banting stir ke bidang daur ulang sampah.

"Tergerak dengan banyak tempat pembuangan sampah (TPS) liar, saya akhirnya mulai mencari sampah untuk didaur ulang. Namanya merintis, saya sendirian dengan modal saat itu sekitar Rp 600.000," kenang Doni, saat ditemui di Rumah Daur Ulang Sampah Residu Anorganik (Rindu Resik), di Prabumulih, Sumatera Selatan, Rabu (11/9/2024).

Baca juga: KKP: Indonesia Peringkat 5 Penghasil Sampah Plastik Terbesar di Dunia

Ketua Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Residu Anorganik (Rindu Resik) Romdoni, berpose di atas tumpukan sampah, di area pusat daur ulang miliknya, di Prabumulih, Sumatera Selatan, Rabu (11/9/2024). Setiap harinya, pusat daur ulang sampah yang menjadi mitra binaan Pertamina Hulu Rokan Zona 4 ini, mampu mengolah hingga 5 ton sampah./RODERICK ADRIAN Ketua Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Residu Anorganik (Rindu Resik) Romdoni, berpose di atas tumpukan sampah, di area pusat daur ulang miliknya, di Prabumulih, Sumatera Selatan, Rabu (11/9/2024). Setiap harinya, pusat daur ulang sampah yang menjadi mitra binaan Pertamina Hulu Rokan Zona 4 ini, mampu mengolah hingga 5 ton sampah.

Awal merintis, Doni mulai mencari sampah dari jam tujuh pagi hingga jam 10 malam. Sampah yang terkumpul kemudian dia pilah sesuai jenisnya untuk kemudian dia jual.

"Dulu itu belum ada alat cuci, jadi saya cuci sendiri. Kemudian dikeringkan, dikelompokkan dalam karung, baru kemudian dijual kepada pengepul," kata Doni.

Usaha daur ulang sampah Doni kemudian berkembang, dan mulai merekrut anggota untuk membantu. Sedikit demi sedikit sampah yang dikumpulkan menjadi banyak, dan Doni harus mencari tempat yang lebih luas.

Dilirik Pertamina EP

Usaha Doni daur ulang sampah kemudian menarik pihak lain ikut terlibat. Salah satunya PT Pertamina EP Prabumulih Field yang mengajak Doni menjadi mitra binaan kemudian diberikan pendampingan, alat, dan jaringan lebih luas untuk menjual hasil daur ulang sampah.

Rumah Daur Ulang Sampah Residu Anorganik disingkat Rindu Resik, menjadi wadah Doni dan 30 anggotanya bernaung dan mendaur ulang sampah.

Baca juga: Daur Ulang Sampah Bisa Serap 3,3 Juta Pekerja Informal

Senior Manager Prabumulih Field Pertamina Hulu Rokan Zona 4, M Luthfi Ferdiansyah (kanan), didampingi Ketua Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Residu Anorganik (Rindu Resik) Romdoni, saat meninjau pusat daur ulang sampah di Prabumulih, Sumatera Selatan, Rabu (11/9/2024). Setiap harinya, pusat daur ulang sampah yang menjadi mitra binaan Pertamina Hulu Rokan Zona 4 ini, mampu mengolah hingga 5 ton sampah./RODERICK ADRIAN Senior Manager Prabumulih Field Pertamina Hulu Rokan Zona 4, M Luthfi Ferdiansyah (kanan), didampingi Ketua Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Residu Anorganik (Rindu Resik) Romdoni, saat meninjau pusat daur ulang sampah di Prabumulih, Sumatera Selatan, Rabu (11/9/2024). Setiap harinya, pusat daur ulang sampah yang menjadi mitra binaan Pertamina Hulu Rokan Zona 4 ini, mampu mengolah hingga 5 ton sampah.

Rindu Resik merupakan inovasi sosial untuk mengatasi pengurangan sampah plastik residu di TPA Induk Kota Prabumulih.

Bantuan alat seperti mesin pencacah plastik, mesin cuci, dan mesin ball press diberikan oleh Pertamina EP untuk membantu usaha daur ulang sampah milik Doni, agar mampu meningkatkan jumlah produksi sampah daur ulang.

"Paling baru bantuan dari Pertamina itu mesin monster pemakan plastik. Saya bilang monster, karena mesin ini bisa mengolah sampah plastik apapun. Hasilnya berupa papan plastik residu, yang bisa digunakan untuk membuat barang berguna, antara lain kotak wadah karet, dan furniture," kata Doni.

Memilik mesin "monster" pemakan sampah, membuat Doni berani menerima segala jenis sampah plastik. Apalagi ternyata papan plastik residu bisa diolah menjadi barang bernilai jual.

"Sampah plastik yang di tempat lain tidak ada harganya, di Rindu Resik tetap diterima dan dibayar. Sehingga tidak heran banyak pemulung sampah yang menjual sampah ke sini dan pada saat itu juga mereka dibayar cash ataupun transfer," kata Doni.

Baca juga: Sampah di Daerah Bisa Diolah Jadi Biomassa untuk Cofiring PLTU

Pada kesempatan yang sama Senior Manager PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Prabumulih Field, M Luthfi Ferdiansyah mengatakan Pertamina akan mendampingi sampai sejauh mana Rindu Resik butuh bantuan, kemudian berkembang, dan akhirnya mandiri.

"Setiap corporate social responsibility (CSR) pasti memiliki exit program, karena gak mungkin didampingi terus oleh Pertamina. Hingga saat ini, bantuan kita sudah dari peralatan, jejaring distribusi, dan tidak menutup kemungkinan jika ada jalan untuk ekspor maka kita akan bantu sampe ekspor atau go internasional," kata M Luthfi saat kunjungan ke Rindu Resik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat