pattonfanatic.com

Perpeksi: Penggunaan QRIS Perlu Sosialisasi dan Edukasi Lebih Masif

Ilustrasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Kelontong Seluruh Indonesia (Perpeksi), Wahid, menekankan perlunya sosialisasi dan edukasi yang lebih masif untuk mendorong penggunaan transaksi digital QRIS di kalangan pedagang kelontong.
Lihat Foto

JAKARTA, - Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Kelontong Seluruh Indonesia (Perpeksi), Wahid, menekankan perlunya sosialisasi dan edukasi yang lebih masif untuk mendorong penggunaan transaksi digital QRIS di kalangan pedagang kelontong.

Menurut Wahid, QRIS dapat mempermudah transaksi bagi pengusaha kelontong, sehingga diharapkan penggunaannya semakin meluas.

“Dengan QRIS, tak perlu lagi mencari uang kembalian. Nominal pembayaran akan sesuai dengan jumlah pembelian,” kata Wahid dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/9/2024).

Baca juga: Harga Emas Diprediksi Naik Hingga 2025, Ini Alasannya

Namun, Wahid mengakui bahwa masih banyak pelaku usaha kelontong yang belum memahami cara menggunakan QRIS.

"Banyak pemilik toko kecil dan UMKM yang belum familiar dengan penggunaannya. Ini PR besar bagi pemerintah," jelasnya.

Ia mencontohkan salah satu anggotanya yang sempat salah mengunduh aplikasi QRIS sehingga tidak dapat digunakan.

"Banyak pemilik toko kecil dan UMKM yang belum familiar dengan penggunaannya. Ini PR besar bagi pemerintah," tambahnya.

Baca juga: Kemenhub Bentuk Pusat Integrasi Data Maritim buat Tingkatkan Keselamatan Pelayaran

Saat ini, menurut data yang dimiliki Wahid, penggunaan QRIS di kalangan anggota Perpeksi belum mencapai 10 persen.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi yang lebih gencar.

"Perpeksi siap mendukung upaya yang bertujuan memudahkan transaksi dan mengurangi penggunaan uang tunai," ujar Wahid.

Sementara itu, Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC), Indra, juga menekankan pentingnya pendidikan dan sosialisasi terkait transaksi digital, termasuk QRIS, bagi seluruh pihak.

Baca juga: Cara Mendapatkan Diskon Tiket Kereta Reduksi bagi Dosen dan Alumni UNSOED

"Bank Indonesia tidak bisa berjalan sendiri. Semua stakeholder, termasuk perusahaan yang bergerak di bidang transaksi digital, harus turut serta dalam sosialisasi ini," kata Indra.

Perusahaannya, TDC, telah melakukan beberapa inovasi, seperti aplikasi Posku Lite, yang menawarkan insentif berupa literasi keuangan, seminar, dan workshop pemasaran digital bagi komunitas UMKM.

Salah satu program tersebut bermitra dengan komunitas Tamado Group di Sumatra, serta berpartisipasi dalam kegiatan Jateng Fair dan IKAPPI FEST di Bali.

Indra menegaskan pentingnya pendampingan keuangan bagi UMKM, terutama dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas.

Baca juga: Ini Kata Anindya Bakrie Usai Terpilih Jadi Ketum Kadin Indonesia lewat Munaslub

“Laporan keuangan adalah alat utama untuk memantau kinerja dan arus kas usaha. Selain itu, laporan ini membantu pemilik usaha dalam membuat keputusan strategis dan menarik investor,” jelasnya.

Indra juga berharap perusahaan yang memberikan pendampingan keuangan dan konsultasi digital sudah memenuhi standar internasional, seperti ISO 9001:2015 (Manajemen Mutu), ISO 37001:2016 (Sistem Manajemen Anti Penyuapan), dan ISO 27001:2022 (Sistem Keamanan Informasi).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat