Harga Bahan Pokok Senin 16 September 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Bandeng
JAKARTA, - Daftar harga bahan pokok hari ini, Senin 16 September 2024 di tingkat nasional mengalami kenaikan untuk beberapa bahan.
Berdasarkan data yang dihimpun dari panel harga Badan Pangan Nasional, harga cabai rawit merah per kilogram hari ini mengalami kenaikan Rp 2.200 atau 4,70 persen dibandingkan kemarin, yakni dari Rp 44.570 menjadi Rp 46.770. Papua Selatan menyumbang kenaikan tertinggi, di mana harga cabai rawit merah hari ini dipatok Rp 70.000 per kilogram.
Harga hari ini mengalami kenaikan sebesar Rp 1.170 atau 2,50 persen dibandingkan harga tertinggi minggu lalu, yakni sebesar Rp 45.600. Kemudian jika dibandingkan bulan lalu, harga cabai rawit merah hari ini mengalami penurunan sebesar Rp 17.960 atau 38,40 persen dibanding harga tertinggi bulan lalu, yakni sebesar Rp 64.730.
Harga ikan kembung per kilogram juga mengalami kenaikan sebesar Rp 2.160 atau 5,51 persen dibandingkan kemarin, yakni dari Rp 37.040 menjadi Rp 39.200. Kenaikan tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Timur, dengan banderol harga total Rp 51.300 per kilogram.
Harga hari ini mengalami kenaikan sebesar Rp 1.730 atau 4,41 persen dibandingkan harga tertinggi minggu lalu, yakni sebesar Rp 37.470. Kemudian jika dibandingkan bulan lalu, harga ikan kembung hari ini mengalami kenaikan sebesar Rp 1.690 atau 4,31 persen dibanding harga tertinggi bulan lalu, yakni sebesar Rp 37.510.
Baca juga: Harga Bahan Pokok Minggu 15 September 2024: Ikan Kembung dan Ikan Tongkol Naik
Daftar kenaikan harga pangan pokok
Berikut harga pangan yang mengalami kenaikan dalam satu hari terakhir:
- Harga cabai merah keriting naik menjadi Rp 36.580 per kilogram dari sebelumnya Rp 34.450.
- Kenaikan harga dari Rp 26.630 menjadi Rp 28.150 per kilogram terjadi pada bawang merah.
- Kenaikan harga dari Rp 39.670 menjadi Rp 40.710 per kilogram terjadi pada bawang putih bonggol.
- Harga telur ayam ras naik dari Rp 28.260 menjadi Rp 29.110 per kilogram.
- Harga daging ayam ras naik dari Rp 34.500 menjadi Rp 35.280 per kilogram.
- Kenaikan harga dari Rp 10.890 menjadi Rp 11.210 per kilogram terjadi pada kedelai biji kering (impor).
- Kenaikan harga dari Rp 15.510 menjadi Rp 15.820 per kilogram terjadi pada beras premium.
- Harga beras medium naik dari Rp 13.560 menjadi Rp 13.800 per kilogram.
- Harga jagung tk peternak naik dari Rp 6.000 menjadi Rp 6.200 per kilogram.
- Harga gula konsumsi naik dari Rp 17.770 menjadi Rp 17.930 per kilogram.
- Kenaikan harga dari Rp 31.590 menjadi Rp 31.750 per kilogram terjadi pada ikan tongkol.
- Kenaikan harga dari Rp 10.150 menjadi Rp 10.300 per kilogram terjadi pada tepung terigu (curah).
- Harga tepung terigu kemasan (non-curah) naik dari Rp 13.120 menjadi Rp 13.140 per kilogram.
- Kenaikan harga dari Rp 18.100 menjadi Rp 18.110 per liter terjadi pada minyak goreng kemasan sederhana.
Baca juga: Harga Bahan Pokok Sabtu 14 September 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni
Daftar penurunan harga pangan pokok
Sementara itu, bahan pangan lainnya mengalami penurunan. Harga ikan bandeng per kilogram mengalami penurunan paling tajam, yakni 10,08 persen atau turun Rp 2.990 dibanding kemarin, yakni dari Rp 32.660 menjadi Rp 29.670. Penurunan tertinggi terjadi di Kalimantan Timur, dengan banderol harga total Rp 23.210 per kilogram.
Harga hari ini mengalami penurunan sebesar Rp 3.870 atau 13,04 persen dibandingkan harga tertinggi minggu lalu, yakni sebesar Rp 33.540. Kemudian jika dibandingkan bulan lalu, harga ikan bandeng hari ini mengalami penurunan sebesar Rp 3.880 atau 13,08 persen dibanding harga tertinggi bulan lalu, yakni sebesar Rp 33.550.
Berikut harga pangan yang mengalami penurunan dalam satu hari terakhir:
Terkini Lainnya
- Cara Buka Rekening BRI Online 2024 dan Setoran Awalnya
- Wall Street Hijau, S&P 500 dan Dow Cetak Rekor Lagi
- BEI Beberkan Perbedaan Intraday Short Selling dan Short Selling Reguler
- Sri Mulyani hingga Airlangga Dipanggil Prabowo, Pakar Berharap Kabinet Mendatang Beri Kesempatan untuk Para Ahli
- Memahami Model Investasi Luar Negeri China dari Pengalaman KCJB
- [POPULER MONEY] Industri adalah "Kunci" | Impor Migas Gerus Devisa RI Rp 500 Triliun
- Diminta Jadi Menkeu Lagi, Ini yang Dibahas Sri Mulyani dengan Prabowo Subianto
- Asosiasi Usulkan Ada Area Khusus Rokok Elektronik di Bali
- Peruri Beri Pelatihan "Copywriting" agar UMKM Jabar Mampu "Go Global"
- Cara Mengubah Faskes BPJS Kesehatan lewat Ponsel
- Modus Penipuan Pajak: DJP Sebut Nomor dan Tautan Berbahaya
- Dukung Pembangunan IKN, KAI Logistik Pastikan Kesiapan Layanan Logistik
- Percepat Proses Izin Usaha, Kementerian Investasi Kirim Surat ke 18 Instansi
- Privy Fasilitasi Penandatanganan Dokumen “Cross Border” Perusahaan RI dan Australia
- Hampir Capai Target, PNBP Ditjen Hubla Sudah Rp 4,7 Triliun
- Diminta Jadi Menkeu Lagi, Ini yang Dibahas Sri Mulyani dengan Prabowo Subianto
- Asosiasi Usulkan Ada Area Khusus Rokok Elektronik di Bali
- Kementerian KKP: Susu Ikan Berbentuk Hidrolisat Protein, Bukan Susu Sebenarnya
- Polemik Kadin, 3 Serikat Buruh Hanya Akui Kepemimpinan Arsjad Rasjid
- Pelengseran Arsjad Rasjid sebagai Ketum Kadin: Kapitalisme Semu Masih Ada?
- [POPULER MONEY] Daratan Singapura Makin Luas Berkat Pasir Indonesia | Kubu Arsjad Rasjid "Terusir" dari Kantor Kadin
- Lowongan Kerja KBRI Den Haag Belanda untuk D4, Ini Persyaratannya