Dulu Terbuang, Pinang di Musi Rawas Kini Jadi Sumber Uang
MUSI RAWAS, - Sebuah mobil bak terbuka masuk ke halaman rumah, saat sedang menikmati sajian makan siang yang disajikan Suhartini warga Desa Sukakarya, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, Jumat (13/9/2024).
"Sebentar mas, kayaknya ini mau menjual pinang," kata Suhartini sembari beranjak.
Tidak lama dua orang pria keluar dari mobil, kemudian menurunkan karung yang ada di dalam mobil.
Benar saja karung besar tersebut berisikan pinang kering. Suhartini cekatan mengambil timbangan dan mencatat berat pinang dalam karung tersebut.
Baca juga: Cerita Anissa Bangun Bisnis Rempah-rempah hingga Raup Omzet Rp 500 Juta
"Di Desa Sukakarya ini, pinang dijual ke saya, dan nantinya akan dikumpulkan untuk kemudian dijual atau dieskpor ke luar negeri," kata Suhartini yang juga merupakan Ketua Kelompok Wanita Tani di Desa Sukakarya.
Aktivitas ini sudah menjadi keseharian Suhartini dalam beberapa tahun terakhir. Pinang naik daun dan memiliki nilai jual.
"Dulu itu pinang enggak ada harganya, pohonnya banyak, tapi hanya dicari pas acara lomba 17 agustus, selebihnya gak dicari lagi," kenang Suhartini.
Mitra binaan Pertamina EP Pendopo Field
Namun hal itu berubah saat covid-19 melanda. Ibu-ibu di Desa Sukakarya mencoba mencari penghasilan tambahan karena banyak pemutusan hubungan kerja.
Gayung bersambut, Pertamina EP (PEP) Pendopo Field memberikan pendampingan untuk menganalisa potensi apa yang ada di Desa Sukakarya.
Pinang kemudian dilihat memiliki potensi, lalu dikembangkan oleh warga desa. Pada awalnya pinang dibuat ekstraknya untuk bahan campuran untuk kopi hingga bandrek.
Kini, melangkah dengan inovasi baru yaitu penggunaan ekstrak buah pinang sebagai korosi inhibitor, dan mendorong ekspor pinang.
Senior Manager Pendopo Field, I Wayan Sumerta, mengungkapkan pemanfaatan ekstrak buah pinang sebagai korosi inhibitor merupakan bagian dari Creating Shared Value (CSV) atau menciptakan nilai bersama. Berkolaborasi dengan Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM), PEP Pendopo Field berhasil memformulasikan korosi inhibitor alami.
“Korosi inhibitor alami ini tidak hanya lebih ekonomis, tetapi juga lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan,” ungkap Wayan.
Berdasarkan kajian Fakultas MIPA UGM, biaya produksi cairan antikorosi dari biji pinang tua berkisar antara Rp 27.268 hingga Rp 37.555 per liter, jauh lebih murah dibandingkan dengan cairan inhibitor berbasis bahan kimia yang harganya mencapai Rp 34.000 hingga Rp 51.750 per liter. Oleh sebab itu, penggunaan korosi inhibitor alami dapat menghemat biaya sebesar 13 persen hingga 27 persen.
Baca juga: Berhasil Raih Omzet hingga Rp 1 Miliar, Madame Malla Buktikan Shopee Live Kanal Penjualan Efektif
Tidak berhenti di situ saja, PEP Pendopo Field bekerja sama dengan Pemda Kabupaten Musi Rawas, Pemerintah Kecamatan STL Ulu Terawas, dan sejumlah pemerintah desa mendorong agar pinang juga diekspor.
Terkini Lainnya
- Bank Saqu Sukses Tarik Minat Generasi Muda di Synchronize Festival 2024
- PLN Alirkan Listrik Bersih ke 224 Desa, Paling Banyak Indonesia Timur
- Produsen Sarung Tangan Karet Prediksi Penjualan Naik hingga 40 Persen hingga Akhir Tahun
- Kini Belanja di Ranch Market Farmers Market Bisa Pakai Paylater Kredivo
- ITDC Beri Penjelasan soal Kabar Sengketa Lahan di Mandalika
- Siasat BCA Syariah Jaga Pembiayaan Konsumer di Tengah Pelemahan Daya Beli
- Tegaskan Uang Rp 75.000 Masih Berlaku sebagai Alat Pembayaran, BI: Masyarakat Tidak Seharusnya Menolak
- Tegaskan iPhone 16 Belum Bisa Beredar di Indonesia, Kemenperin: Kalau Ada yang Sudah Jual, itu Ilegal
- Deflasi 5 Bulan Beruntun, Menperin: Karena Barang Impor Banyak Masuk ke Indonesia
- Jadi Role Model Sektor Petrokimia, Pupuk Kaltim Raih The Best State Owned Enterprise di TOP BUMN Awards 2024
- PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya
- OJK Cabut Izin Usaha Perusahaan Pembiayaan Rindang Sejahtera Finance
- Jadi Ketua Dewan Pertimbangan Kadin, Arsjad Rasjid Tak Hadiri Pengumuman Pengurus
- Umumkan Separuh Pengurus Baru Kadin Indonesia, Anindya: 50 Persennya Setelah 20 Oktober
- Era Suku Bunga Tinggi Berakhir, Harga Emas Bakal Kian "Berkilau"?
- Erick Thohir Angkat Jeffry Haryadi P Manullang Jadi Dirut Asabri
- Evista Buka Layanan Taksi Listrik Online di Bandara Pekanbaru
- Pupuk Indonesia dan Kejagung Bantu Genjot Produktivitas "Urban Farming" di Jakarta
- Hingga H-1 Periode Libur Panjang, 561.000 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek
- Freeport Buka Lowongan Kerja untuk D4-S2 "Fresh Graduate", Simak Persyaratannya