Impor Beras Berpotensi Naik jika Program Harga Gas Murah Disetop
JAKARTA, - Direktur Utama (Dirut) PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi khawatir jumlah kuota impor beras Indonesia bisa semakin bertambah jika program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) tak dilanjutkan.
Dia menyebut jika HGBT tak dilanjutkan, bisa membuat konsumsi urea turun 13 persen. Imbasnya, hal itu bisa membuat produksi pertanian turun setengah ton per hektar.
“Artinya Indonesia harus mengimpor beras 2 juta ton (beras) kalau harga pupuk naik Rp 1.000,” ujarnya dalam diskusi Menuju Indonesia Hijau di Jakarta, Selasa (17/9/2024).
Baca juga: Kepastian Bahan Baku Gas Jadi Tantangan Terbesar Hilirisasi Sektor Pupuk
Selain itu, Rahmad mengatakan dengan adanya kenaikan harga pupuk, diperkirakan bisa membuat pendapatan petani menurun menjadi Rp 3,1 juta per hektar.
Oleh sebab itu dia berharap, pemerintah bisa tegas dalam mengambil keputusan mengenai HGBT. Adapun Program HGBT akan berakhir pada Desember 2024
Pemerintah sudah memberikan lampu hijau untuk melanjutkan program HGBT. Namun pemerintah masih mengkaji aturan mainnya.
Baca juga: Pupuk Indonesia dan Kejagung Bantu Genjot Produktivitas Urban Farming di Jakarta
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, Presiden Jokowi sudah setuju melanjutkan program HGBT saat rapat terbatas (ratas) di Istana Negara pada Senin (8/7/2024).
Dia pun membeberkan, program HGBT berpotensi diperluas ke sektor industri lainnya.
Saat ini, program HGBT berlaku untuk 7 jenis sektor industri. Itu terdiri dari industri pupuk, petrokimia, baja, oleokimia, keramik, kaca, dan sarung tangan karet. Artinya ke depan, 7 sektor ini kembali bisa memanfaatkan program gas murah.
"Alhamdulillah dalam ratas kemarin, bahwa Bapak Presiden bukan hanya menyetujui perpanjangan HGBT, bapak presiden menyetujui untuk penambahan sektor-sektor di luar 7 sektor itu harus dikaji lebih dalam," ujarnya dalam acara Launching Peraturan Pemerintahan 20/2024 di Kantor Kemenperin, Selasa (9/7/2024).
Baca juga: Anggota DPR Sebut Petani Masih Sulit Dapat Pupuk Subsidi
Terkini Lainnya
- PMI Manufaktur Kontraksi 5 Bulan Berturut-turut, Kemenperin: Kami Tidak Heran...
- Emisi Gas Rumah Kaca Industri Terus Naik, Menperin: Penggunaan Energi Penyumbang Terbanyak
- Mentan Hentikan Sementara Impor Daging Domba, Ini Alasannya
- Inflasi November 2024 0,30 Persen karena Bawang Merah dan Tomat
- Catat, Ini Harga Pertamax di Pertashop dan SPBU Pertamina Se-Indonesia pada Desember 2024
- Serial TV Termahal di Dunia dengan Anggaran Fantastis, Rp 6,33 Triliun Per Musim
- Turun Rp 5.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam 2 Desember 2024
- KAI Group Siapkan 44,7 Juta Tempat Duduk untuk Libur Nataru 2024/2025
- TransNusa Turunkan Harga Tiket Pesawat untuk Liburan Nataru
- Tips Mengenali Lowongan Kerja Palsu dan Cara Menghindarinya
- 3 Fitur Canggih DANA yang Cocok buat Anak Muda Aktif
- Link dan Cara Daftar Barcode Pertamina untuk Beli Pertalite
- Harga Tiket Pesawat Turun 10 Persen, Pengamat: Perlu Kajian Lebih Dalam Untuk Keselamatan
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 2 Desember 2024 di Pegadaian
- Kapan Kartu Ujian SKB CPNS 2024 Bisa Dicetak? Ini Penjelasan BKN
- Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
- Hasil Seleksi Administrasi CPNS Diumumkan, 2.855.597 Pendaftar Memenuhi Syarat
- Satu Per Satu Bank Asing Cabut dari RI, OJK Buka Suara
- Bangun Rumah Sendiri Kok Kena Pajak? Ini Penjelasan Kemenkeu
- Kepastian Bahan Baku Gas Jadi Tantangan Terbesar Hilirisasi Sektor Pupuk