Pertama Kali sejak Januari 2021, BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen
JAKARTA, - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Repo Rate sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen ke level 6,00 persen.
Penurunan suku bunga acuan ini menjadi yang pertama kalinya sejak Januari 2021.
Selain itu, bank sentral juga memangkas tingkat suku bunga deposit facility dan lending facility masing-masing sebesar 0,25 persen. Dengan demikian, suku bunga deposito facility tetap sebesar 5,25 persen dan lending facility sebesar 6,75 persen.
Baca juga: Ekonom: Sudah Waktunya BI Turunkan Suku Bunga Acuan
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesis pada tanggal 17 dan 18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Rabu (18/9/2024).
"Keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi pada tahun 2024 dan 2025 yang terkendali dalam sasaran yang ditetapkan pemerintah yaitu 2,5 plus minus 1 persen, penguatan dan stabilitas nilai tukar rupiah, dan perlunya upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional," sambungnya.
Keputusan BI untuk menurunkan suku bunga acuan diambil dengan melihat perkembangan kondisi perekonomian global. Bank sentral menilai, ketidakpastian pasar keuangan global kian mereda.
Meredanya ketidakpastian pasar keuangan global ditandai dengan laju inflasi AS yang kian melambat dan mendekati target jangka panjang, yakni 2 persen secara tahunan.
Baca juga: Waspada Deflasi 4 Bulan Berturut-turut, Ekonom Dorong BI Turunkan Suku Bunga Acuan
Hal ini membuat ekspektasi penurunan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) semakin kuat, bahkan lebih cepat dan lebih besar dari proyeksi semula.
"Indeks mata uang dollar AS terhadap mata uang negara utama, atau sering disingkat DXY juga melemah," kata Perry.
Terkini Lainnya
- Panduan Gadai BPKB Motor dan Mobil di Pegadaian
- Pertamina Siapkan Ekosistem Bioetanol untuk Transisi Energi
- Apa Itu Stock Split: Pengertian dan Manfaatnya Bagi Investor
- Ekosistem Digital Makin Canggih, Bank Mandiri dan KAI Hadirkan Pembayaran Nontunai
- Kemendag Catat Mayoritas Harga Komoditas Produk Pertambangan Naik Per Oktober 2024
- LRT Buka Suara Soal Gangguan Perjalanan di Stasiun Dukuh Atas
- Cara Sampoerna Membangun Ekonomi Berkelanjutan lewat Program Pendampingan UMKM
- Harga Beras di Tingkat Eceran Maupun Grosir Naik Ketika Harga Gabah Turun
- DesktopIP dan Maju Maritim Indonesia Luncurkan MDI, Dorong Digitalisasi Maritim Nasional
- Bos OJK Sebut Sektor Keuangan Stabil di Tengah Tren Pelonggaran Kebijakan Moneter
- PMI Kembali Alami Kontraksi, Menperin Singgung Kebijakan Pemerintah yang Belum Pro Industri Dalam Negeri
- Masuk Tahap Akhir, OJK Tetap Minta Jiwasraya Tangani Nasabah Penolak Restrukturisasi
- Perusahaan Gas Samator Resmikan Pabrik di KIT Batang
- GoTo Impact Foundation Gelar “GIF Innovation Day” untuk Dorong Lahirnya Inovasi Lokal
- Tumbuhkan Investasi, PGN Dukung Akselerasi Pemanfaatan Pipa Cisem Tahap II
- Luhut Dorong Bali International Airshow 2024 Tarik Investor Transportasi Udara
- InJourney Lakukan Penataan Ulang Kawasan Candi Borobudur
- Apa Itu Obligasi: Pengertian, Jenis, Keuntungan, dan Risikonya
- UNTR Bidik Targetkan Penjualan Emas Tembus 235.000 Ounce
- Tupperware Ajukan Bangkrut, Imbas Permintaan Turun dan Rugi Membengkak