Pemangkasan Suku Bunga Acuan BI Jadi Angin Segar bagi Ekonomi RI
JAKARTA, - Untuk pertama kalinya sejak Januari 2021, Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuannya, BI-Rate, menjadi 6 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Agustus 2024. Pelonggaran kebijakan moneter ini diyakini bakal menjadi angin segar bagi perekonomian nasional.
Dampak langsung dari penurunan BI-Rate bakal terlihat dari suku bunga kredit perbankan yang lebih rendah. Meskipun tidak langsung, pemangkasan BI-Rate bakal ditransmisikan ke penyesuaian bunga kredit perbankan.
"Bank umum tentu mempunyai peluang untuk melakukan penyesuaian suku bunga pinjaman imbas dari kebijakan Bank Indonesia yang melakukan pemangkasan suku bunga acuan," ujar Ekonom Center of Reform on Economic (Core), Yusuf Rendy Manilet, kepada , Rabu (18/9/2024).
Baca juga: Pertama Kali sejak Januari 2021, BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen
Melihat data historis, Yusuf bilang, bank umum memang secara bertahap akan melakukan penyesuaian suku bunga pinjaman, seiring dengan penyesuaian BI-Rate. Akan tetapi, penyesuaian suku bunga kredit bakal ditentukan oleh kebijakan masing-masing bank.
"Penurunan suku bunga pinjaman itu membutuhkan waktu, artinya ketika saat ini Bank Indonesia melakukan pemangkasan maka butuh waktu sampai dengan bank umum juga ikut melakukan penyesuaian suku bunga pinjaman," tutur Yusuf.
Dengan potensi penurunan suku bunga kredit, Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto bilang, penyaluran kredit berpotensi kembali meningkat. Tingkat bunga kredit bank yang lebih rendah akan menjadi katalis tersendiri bagi para pelaku usaha.
"Dengan suku bunga yang lebih rendah, kita harapkan akan terdongkrak lebih terakselerasi lagi," katanya.
Bukan hanya bagi pelaku usaha, suku bunga kredit yang lebih rendah juga menjadi menarik bagi masyarakat umum. Myrdal pun menyebutkan, daya beli masyarakat yang selama ini tertekan bisa saja kembali bergairah pasca BI memangkas suku bunga acuannya.
"Mereka yang biasanya membayar cicilan cukup mahal kini dengan suku bunga yang prospeknya akan turun kita harapkan cicilannya bisa lebih rendah, dan tentunya diharapkan ini bisa mendorong daya beli untuk barang yang lain," tutur Myrdal.
Sebagai informasi, BI memutukan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Repo Rate sebesar 25 basis points atau 0,25 persen ke level 6,00 persen. Penurunan ini menjadi yang pertama sejak Januari 2021.
Selain itu, bank sentral juga memangkas tingkat suku bunga deposit facility dan lending facility masing-masing sebesar 0,25 persen. Dengan demikian, suku bunga deposito facility tetap sebesar 5,25 persen dan lending facility sebesar 6,75 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan, salah satu alasan dipangkasnya BI-Rate ialah untuk mendongkrak kredit perbankan. Hal ini pun diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah mengerek tingkat pertumbuhan ekonomi nasional.
"Penurunan suku bunga ini kami harapkan juga disambut baik oleh perbankan," ucap dia.
Baca juga: Alasan BI Tak Tunggu The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan
Terkini Lainnya
- Kementan Ungkap Peta Jalan RI Swasembada, Target Produksi Beras 10 Juta Ton pada 2027
- Thailand Ingin Jadi Pusat Halal Dunia, Mendag: Bayangkan, Kita Jangan Ketinggalan...
- Prabowo Berencana Turunkan Tarif PPh Badan
- Hasil Temui Jokowi, Para Pengusaha Tambang Bakal Bentuk Konsorsium Investasi di IKN
- [POPULER MONEY] Indonesia Resmi Blokir Aplikasi Temu | Prabowo: Saya Sering Diejek, Apa Ini 8 Persen Pertumbuhan?
- APBN Pertama Prabowo Butuh Tambahan Rp 300 Triliun, Dipakai Buat Apa?
- Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Mandiri Tanpa ke Bank
- BNI Lakukan Pembaruan pada Aplikasi BNIDirect
- NETV Dapat Restu Pemegang Saham untuk Aksi Korporasi
- PinjamDuit dan Privy Tingkatkan Keamanan Keuangan Digital
- Daftar Gaji PPPK Sesuai Golongan Tahun 2024
- Konflik Timur Tengah Memanas, Bakal Berdampak ke Investasi RI?
- 3 Cara Cek Nomor Pelanggan IndiHome bila Lupa saat Membayar Tagihan
- Akui Deflasi Beruntun Disebabkan Daya Beli Turun, Mendag Sarankan Bansos hingga KUR untuk Kelas Menengah
- Masa Kerja PPPK, Bagaimana Aturannya?
- Hasil Temui Jokowi, Para Pengusaha Tambang Bakal Bentuk Konsorsium Investasi di IKN
- APBN Pertama Prabowo Butuh Tambahan Rp 300 Triliun, Dipakai Buat Apa?
- Pacu Kreativitas Pengusaha Muda, Bank Mandiri Gelar Wirausaha Muda Mandiri 2024
- Program Permata Borneo, Upaya Anak Usaha Pertamina Ajak Masyarakat Pulihkan Hutan di Kutai Timur
- BUMN Sang Hyang Seri Bakal Bangun Pusat Perbenihan Nasional Terbesar di Indonesia
- 1 dari 7 Pekerja di Jepang adalah Lansia, Capai Rekor Tertinggi
- Resmikan Mandiri Digital Tower, Erick Thohir: Jadi Tulang Punggung Digital Bank Mandiri