Profil Budi Gunadi Sadikin yang Diisukan Jadi Menkeu era Prabowo
- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dikabarkan jadi kandidat kuat Menteri Keuangan (Menkeu) kabinet era Prabowo-Gibran. Namanya belakangan ini santer disebut jadi penerus Sri Mulyani Indrawati.
Budi Gunadi mengaku, dirinya memang kerap bertemu dan berkomunikasi langsung dengan Presiden RI terpilih Prabowo Subianto. Namun topik yang dibicarakan sebatas pekerjaan sebagai sesama menteri.
"Kita sama-sama temen di kabinet jadi pasti (berkomunikasi). Itu (pemilihan Menteri) yang menentukan Pak Prabowo," ungkap Budi.
Menanggapi soal dirinya yang diisukan jadi Menkeu, Budi mengaku belum tahu karena penunjukan menteri merupakan hak preogratif Prabowo sebagai Presiden RI terpilih.
"Itu kan kata situ (hanya isu beredar), yang tahu (calon Menkeu) Pak Prabowo," ucap Budi.
Baca juga: Budi Gunadi Buka Suara soal Kabar Dirinya Jadi Menkeu Prabowo
Profil Budi Gunadi Sadikin
Saat ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Kesehatan, awalnya banyak pihak yang meragukan kapabilitasnya. Ini lantaran ia tidak memiliki latar belakang dunia kedokteran atau kesehatan.
Namun demikian, Budi Gunadi bukan pemain baru dalam jajaran birokrasi pemerintahan. Sosoknya dikenal berkecimpung di perbankan selama puluhan tahun.
Mengutip laman resmi Kementerian BUMN, Sabtu (21/9/2024), profil Budi Gunadi Sadikin merupakan wajah lama di Kementerian BUMN. Ia beberapa wara-wiri menjabat berbagai posisi strategis di berbagai perusahaan pelat merah.
Berkuliah di bidang Fisika Nuklir di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lulus pada 1988, dirinya justru memilih berkarier di bidang keuangan.
Namanya mulai dikenal publik setelah didaulat menjadi Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang saat itu menjadi bank dengan aset terbesar di Indonesia. Kariernya sebagai bankir terbilang sangat senior.
Baca juga: Basuki Bertetangga dengan Budi Karya, Budi Gunadi, dan Anas di IKN
Perjalanan karier Budi Sadikin di sektor keuangan cukup berliku, dari asuransi hingga perbankan. Sempat menjadi Staf Teknologi Informasi di IBM Asia Pasifik, Tokyo, Jepang, pada 1988–1994, dia pernah menjadi General Manager Electronic Banking dan Chief GM Jakarta.
Tercatat ia pertama kali menjadi bankir saat bergabung dengan Bank Bali, Ia dipercaya memegang beberapa jabatan. Termasuk Chief General Manager Regional Jakarta.
Selepas dari Bank Bali, ia pernah menjabat sebagai Director of Consumer and Commercial Banking (Senior Vice President) untuk ABN AMRO Bank Indonesia & Malaysia.
Keluar dari ABN AMRO Bank, Budi melanjutkan karier perbankannya dengan bergabung di PT Bank Danamon Tbk. sebagai Head of Consumer Banking (Executive Vice President). Ia juga sempat menjadi Direktur Adira Quantum Multi Finance.
Budi lalu berlabuh ke Bank Mandiri dengan posisi jabatan Direktur Micro dan Retail Banking. Kariernya terus melesat hingga kemudian ditunjuk pemegang saham menjadi Direktur Utama Bank Mandiri pada tahun 2013.
Baca juga: Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat ITB
Sempat menjadi Staf Ahli Menteri BUMN Rini Soemarno di periode 2016-207, dia kemudian diangkat menjadi Direktur Utama PT Inalum (Persero) seiring terbentuknya holding BUMN tambang.
Di era Budi Gunadi Sadikin, Inalum membeli 51 persen saham PT Freeport Indonesia. Keberhasilan itu atas kerja keras pemerintah dan tentunya Inalum dalam mencari pendanaan untuk membeli saham Freeport.
Tak laman menjadi Dirut Inalum, Budi Gunadi Sadikin kembali berganti jabatan di lingkup Kementerian BUMN. Di masa Menteri BUMN Erick Thohir, ia diplot menjadi Wakil Menteri BUMN.
Ia mendampingi Erick Thohir sejak 25 Oktober 2019. Di masa pandemi Covid-19, pria kelahiran Bogor, 6 Mei 1964 ini juga dipercaya menjadi Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (Satgas PEN).
Baca juga: Hari Pertama Lebaran 2024, Sri Mulyani, Retno, Budi Gunadi, dan Basuki Datangi Kediaman Megawati
Terkini Lainnya
- ATM Bersama Potongan Berapa?
- Bapanas: Perintah Presiden Prabowo, Petani-Nelayan Jangan Sampai Menderita karena Produk Tak Terserap
- Watsons Tebar Promo 12.12, Ada Diskon hingga 70 Persen dan Voucher Rp 120.000
- Waspada Penipuan dengan Modus Jual Murah Emas Antam
- Asosiasi Logistik Dukung Kenaikan UMP 2025: Bisa Sejahterakan Pekerja
- Mengenal Opsen Pajak Kendaraan Bermotor dan Perhitungannya
- Usai Merger dengan XL Axiata, Saham FREN akan "Delisting" dari Bursa
- Penuhi Aturan "Free Float", Bank JTrust Bakal Rights Issue Tahun Depan
- Semarakkan Harbolnas 12.12, Telkom Beri Diskon Biaya Berlangganan Indibiz untuk UKM
- Kian Panjangnya Rentetan BPR "Gulung Tikar" pada 2024
- Bandara Dhoho Kediri Siap Layani Penerbangan Umrah pada Kuartal I 2025
- Apakah Tarik Tunai di ATM Bersama Kena Biaya?
- Berapa Biaya Tarik Tunai di ATM Bersama?
- Mentan Amran Pastikan Pupuk Subsidi Tersedia dari Sabang sampai Merauke mulai 1 Januari 2025
- Bank BJB Cetak Aset Rp 210 Triliun Per Kuartal III-2024
- Mengenal Opsen Pajak Kendaraan Bermotor dan Perhitungannya
- Biaya Fintech Lending AdaKami Sesuai Regulasi OJK dan Profil Risiko Debitur
- Target Besar dan "Quick Win" Menteri Koperasi Mendatang
- Siapa Diuntungkan Turunnya BI Rate?
- Cara Mengambil Uang Sisa Titipan Denda Tilang
- Budi Gunadi Buka Suara soal Kabar Dirinya Jadi Menkeu Prabowo