Harga Emas Dunia Sentuh Level Termahal Sepanjang Masa, Kian Dekati 3.000 Dollar AS Per Ons
NEW YORK, - Harga emas dunia mencapai rekor termahal sepanjang masa pada akhir perdagangan Kamis (26/9/2024) waktu setempat atau Jumat (27/9/2024) pagi.
Kebijakan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) telah memberikan sentimen positif bagi pergerakan harga emas.
Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot ditutup di level 2.673,06 dollar AS per ons pada perdagangan kemarin, naik 0,6 persen dari hari sebelumnya, yang sekaligus menjadi rekor termahal sepanjang masa.
Kemudian untuk harga emas berjangka Comex New York Exchange untuk pengiriman Desember terpantau naik sekitar 0,4 persen ke level 2.695,8 dollar AS per ons.
Baca juga: Harga Emas Dunia Menguat ke Level Tertinggi dalam 10 Hari
Harga emas batangan sudah naik lebih dari 29 persen sepanjang 2024, dan beberapa kali memecahkan rekor harga tertinggi. Adapun dalam sebulan terakhir harga emas naik 5,82 persen, sedangkan dalam seminggu terakhir ini naik 3,28 persen.
Tren kenaikan tersebut didorong oleh kebijakan pemangkasan suku bunga AS, permintaan yang tinggi pada logam mulia sebagai instrumen safe haven, dan pembelian yang kuat oleh bank-bank sentral.
Pada pekan lalu, 18 September 2024, The Fed memutuskan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.
Pelaku pasar kini melihat masih adanya peluang 63 persen untuk The Fed kembali menurunkan suku bunga 50 basis poin (bps) pada November 2024 mendatang, menurut data CME FedWatch.
Baca juga: Kena Aksi Ambil Untung, Harga Emas Dunia Turun ke Level Terendah Dua Minggu
Ketua Fed Jerome Powell pun akan memberikan pidato pembukaan dalam sebuah konferensi di pekan ini, termasuk pula Presiden Fed New York John Williams dan Wakil Ketua Fed untuk Pengawasan Michael Barr.
Pernyataan para pejabat The Fed itu akan menjadi petunjuk bagi pelaku pasar terkait arah kebijakan moneter ke depan, terutama soal penurunan kembali suku bunga acuan.
"Komentar Powell akan dicermati untuk indikasi tentang seberapa dalam pemangkasan lebih lanjut. Sebenarnya ini hanya masalah waktu (realisasi penurunan suku bunga lebih lanjut), bukan apakah akan terjadi (penurunan suku bunga)," ucap analis independen Ross Norman.
Baca juga: Makin Mengkilap, Harga Emas Dunia Diprediksi Tembus 3.000 Dollar AS
Terkini Lainnya
- Kemendag Fasilitasi UMKM Jago
- Bank Saqu Sukses Tarik Minat Generasi Muda di Synchronize Festival 2024
- PLN Alirkan Listrik Bersih ke 224 Desa, Paling Banyak Indonesia Timur
- Produsen Sarung Tangan Karet Prediksi Penjualan Naik hingga 40 Persen hingga Akhir Tahun
- Kini Belanja di Ranch Market Farmers Market Bisa Pakai Paylater Kredivo
- ITDC Beri Penjelasan soal Kabar Sengketa Lahan di Mandalika
- Siasat BCA Syariah Jaga Pembiayaan Konsumer di Tengah Pelemahan Daya Beli
- Tegaskan Uang Rp 75.000 Masih Berlaku sebagai Alat Pembayaran, BI: Masyarakat Tidak Seharusnya Menolak
- Tegaskan iPhone 16 Belum Bisa Beredar di Indonesia, Kemenperin: Kalau Ada yang Sudah Jual, itu Ilegal
- Deflasi 5 Bulan Beruntun, Menperin: Karena Barang Impor Banyak Masuk ke Indonesia
- Jadi Role Model Sektor Petrokimia, Pupuk Kaltim Raih The Best State Owned Enterprise di TOP BUMN Awards 2024
- PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya
- OJK Cabut Izin Usaha Perusahaan Pembiayaan Rindang Sejahtera Finance
- Jadi Ketua Dewan Pertimbangan Kadin, Arsjad Rasjid Tak Hadiri Pengumuman Pengurus
- Umumkan Separuh Pengurus Baru Kadin Indonesia, Anindya: 50 Persennya Setelah 20 Oktober
- Ini Modus WNA China Bikin Tambang Emas Liar di Kalbar yang Rugikan Negara Rp 1 Triliun
- Harga Bahan Pokok Jumat 27 September 2024, Harga Ikan Kembung Naik
- KPPU Mulai Selidiki Dugaan Monopoli Avtur, Pertamina Beri Klarifikasi
- Capaian Pembangunan Infastruktur dalam 10 Tahun Pemerintahan Jokowi
- IHSG Diproyeksikan Naik Terbatas, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Jumat