Kewirausahaan Bukan Obat Mujarab Mengatasi Pengangguran
TELAH menjadi pernyataan normatif kalau tidak mau dibilang klise, tingkat pengangguran yang tinggi telah mendorong pemerintah sejumlah negara mengambil kebijakan untuk mendorong kewirausahaan terutama di kalangan muda.
Kewirausahaan bahkan telah menjadi kebijakan nasional sehingga memperoleh perhatian khusus, namun tanpa pemahaman menyeluruh mengenai makna di balik kewirausahaan.
Banyak yang hanya bicara di tataran kuantitatif mengenai jumlah wirausaha seperti persentase angka wirausaha yang menjadi indikator tingkat kemakmuran penduduk suatu negara.
Dengan persentase minimal 10 persen dari jumlah penduduk, suatu negara dapat dianggap dapat mencapai tingkat kemakmuran tertentu.
Sejumlah media mewartakan bahwa proporsi wirausaha Indonesia baru mencapai 3,6 persen. Masih jauh di bawah Singapura yang mencapai 11 persen atau Malaysia dan Thailand yang mencapai 6-7 persen.
Sejumlah penelitian di dalam latar belakang masalah juga hampir selalu membahas tingkat pengangguran yang tinggi sebagai pemicu perlunya kewirausahaan didorong lebih kuat lagi.
Kewirausahaan seolah menjadi jawaban atas permasalahan untuk menekan pengangguran dan membawa masyarakat menuju kesejahteraan.
Di balik itu, arti kewirausahaan yang sesungguhnya mungkin tidak dipahami utuh.
Hisrich (2008) mengemukakan kewirausahaan sebagai proses menciptakan sesuatu yang baru dan memiliki nilai dengan mengorbankan waktu dan tenaga, melakukan pengambilan risiko finansial, fisik, maupun sosial, serta menerima imbalan moneter serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Pengertian yang demikian lengkap menyiratkan bahwa kewirausahaan adalah sebuah proses, yang lebih pada pembentukan pola pikir entrepreneurial. Tidak melulu bicara pendirian usaha.
Kewirausahaan sejati menciptakan nilai tambah bagi kemaslatan umum. Menciptakan solusi atas masalah yang dihadapi konsumen dan masyarakat.
Sementara pemerintah fokus pada kuantitas, seolah cuma buka usaha adalah wirausaha. Jangankan memberikan solusi, usaha yang terbentuk bisa jadi menciptakan masalah baru.
Menekan angka pengangguran tidak semata buka usaha. Buka usaha tanpa dibarengi pembinaan yang tepat hanya akan menambah sektor informal yang tidak memberikan nilai tambah lebih, walau digadang-gadang sebagai penyelamat di masa krisis atau sebagai usaha yang tahan banting.
Kebijakan investasi yang efektif mendorong industri berkembang, menampung banyak tenaga kerja, bukan sebaliknya, de-indutrialisasi.
Pebisnis memilih menutup pabrik dengan beragam alasan seperti kehilangan pasar, kalah bersaing dengan produk impor yang kerannya dibuka lebar atau biaya tinggi yang mendorong harga tidak lagi terjangkau konsumen lokal.
Terkini Lainnya
- Kemendag Fasilitasi UMKM Jago
- Bank Saqu Sukses Tarik Minat Generasi Muda di Synchronize Festival 2024
- PLN Alirkan Listrik Bersih ke 224 Desa, Paling Banyak Indonesia Timur
- Produsen Sarung Tangan Karet Prediksi Penjualan Naik hingga 40 Persen hingga Akhir Tahun
- Kini Belanja di Ranch Market Farmers Market Bisa Pakai Paylater Kredivo
- ITDC Beri Penjelasan soal Kabar Sengketa Lahan di Mandalika
- Siasat BCA Syariah Jaga Pembiayaan Konsumer di Tengah Pelemahan Daya Beli
- Tegaskan Uang Rp 75.000 Masih Berlaku sebagai Alat Pembayaran, BI: Masyarakat Tidak Seharusnya Menolak
- Tegaskan iPhone 16 Belum Bisa Beredar di Indonesia, Kemenperin: Kalau Ada yang Sudah Jual, itu Ilegal
- Deflasi 5 Bulan Beruntun, Menperin: Karena Barang Impor Banyak Masuk ke Indonesia
- Jadi Role Model Sektor Petrokimia, Pupuk Kaltim Raih The Best State Owned Enterprise di TOP BUMN Awards 2024
- PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya
- OJK Cabut Izin Usaha Perusahaan Pembiayaan Rindang Sejahtera Finance
- Jadi Ketua Dewan Pertimbangan Kadin, Arsjad Rasjid Tak Hadiri Pengumuman Pengurus
- Umumkan Separuh Pengurus Baru Kadin Indonesia, Anindya: 50 Persennya Setelah 20 Oktober
- Cara Mudah Bayar QRIS di BSI Mobile
- Tingkatkan Serapan Tenaga Kerja Industri Pengolahan, PT GNI Terus Beri Peluang bagi Masyarakat
- OJK Cabut Izin Unit Syariah Allianz Life, Manajemen: Tahap Akhir Proses "Spin Off"
- Perluas Akses UMKM ke Pasar Global, Indonesia-Malaysia Kerja Sama Pembiayaan Mikro
- Kemenhub Tingkatkan Profesionalisme di Bidang Pemanduan Kapal