Kemenperin Berharap Perbankan Segera Turunkan Suku Bunga Kredit
JAKARTA, - Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni menyatakan, industri menanti perbankan nasional untuk menurunkan suku bunga mengikuti penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu.
Kemenperin berharap ada kebijakan penurunan suku bunga sehingga bisa mendorong lebih banyak kredit bagi industri.
"Pada rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, tanggal 17-18 September yang lalu, kembali memutuskan, suku bunga acuan BI rate turun pada level 6, Selain itu juga BI menahan, suku bunga deposit facility, sebesar 5,2 persen, suku bunga lending facility bisa 6,75 persen. Hal ini diharapkan, untuk mendorong level di masyarakat, terutama bunga kredit perbankan," ujar Febri dalam konferensi pers Indeks Kepercayaan Industri (IKI) di Kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (30/9/2024).
Baca juga: Suku Bunga BI Turun, LPS Pertahankan Bunga Penjaminan Simpanan
"Kami masih pada posisi menunggu tindakan dari perbankan apakah akan mengikuti kebijakan Bank Indonesia yang telah menurunkan suku bunga atau tidak. Dan tentu, kalau kami berharap perbankan juga bisa menurunkan suku bunganya sehingga bisa memperbanyak pemberian kredit bagi manufaktur, baik (berupa) kredit produksi," lanjutnya.
Sebelumnya, BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Repo Rate sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen ke level 6,00 persen. Penurunan suku bunga acuan ini menjadi yang pertama kalinya sejak Januari 2021.
Selain itu, bank sentral juga memangkas tingkat suku bunga deposit facility dan lending facility masing-masing sebesar 0,25 persen. Dengan demikian, suku bunga deposito facility tetap sebesar 5,25 persen dan lending facility sebesar 6,75 persen.
Dalam pemaparannya, Febri juga mengungkapkan besaran IKI pada September 2024 sebesar 52,48 poin atau cenderung stagnan jika dibandingkan pada Agustus 2024.
Yang mana pada Agustus lalu besaran IKI tercatat 52,40 poin. Meski begitu, Febri menyebut IKI pada September ini masih ada pada level ekspansif karena berada di atas 50 poin.
"Selanjutnya, untuk nilai IKI variabel produksi juga mengalami ekspansi karena (naik) sebesar 4,58 dari 46,54 pada bulan Agustus lalu, menjadi 51,12 pada bulan September 2024," ungkap Febri.
"Nah dari sisi optimisme kegiatan usaha menurut pelaku industri, secara umum masih meningkat. Sebanyak 77,4 persen pelaku usaha menyatakan kegiatan usahanya meningkat dan stabil," katanya.
Baca juga: Bank Mandiri Bakal Sesuaikan Suku Bunga Kredit
Terkini Lainnya
- Lowongan Kerja BUMN Sucofindo untuk S1, Cek Posisi dan Syaratnya
- CEO Nvidia ke Jakarta, Prabowo Videocall dari Peru: Kita Akan Jadikan Anda sebagai Peserta Penting
- Kemenhub Pastikan Pengembalian Kereta Otonom Tanpa Rel dari IKN ke China Tak Rugikan Negara
- Operasional Transjakarta Diperpanjang Saat Laga Indonesia vs Jepang
- Pintu Sebut Teknologi Web3 Mampu Beri Dampak Positif ke Masyarakat
- Pembiayaan Pertanian dan Ketahanan Pangan Desa
- Menkomdigi Sebut AI Center Bakal Didirikan di Jayapura Awal Tahun Depan
- Sritex Dikabarkan PHK Ribuan Karyawan, Ini Fakta-faktanya
- Gunakan Produk Ramah Lingkungan, Anak Usaha SMGR Revitalisasi Trotoar di Jakarta
- Pasarkan Asuransi Digital, Hanwa Life Perkenalkan Platform MyVitamine
- Simak Daftar Kurs Rupiah di Bank Mandiri sampai BCA
- IHSG Bergerak di Zona Merah, Rupiah Melemah di Pasar Spot
- KUR Bisa Gantikan Pinjol? Ini Keunggulannya Menurut Kemenko Perekonomian
- Aprindo Usul Kenaikan PPN 12 Persen Ditunda Dulu 1-2 Tahun
- Pemerintah Arahkan Penyaluran KUR untuk Dukung Program Prioritas Prabowo
- Menkomdigi Sebut AI Center Bakal Didirikan di Jayapura Awal Tahun Depan
- Soal Penerbitan Izin Usaha, Menteri Investasi: 3-5 Hari Saja, Kalau Tidak Kami yang Dikomplain Terus...
- Cara Mudah Bayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Secara Online
- Kerja Sama BRI dan PELNI: Mudahkan Reservasi Tiket Kapal Laut
- Panduan Cek Kode SWIFT Bank Mandiri untuk Transaksi Internasional
- Jasa Marga Catat Aset Rp 133 Triliun di Semester I-2024