pattonfanatic.com

Sistem Pembayaran 2030: Sinergi Keynes dan Klasik

Ilustrasi ekosistem pembayaran digital.
Lihat Foto

PERKEMBANGAN sistem pembayaran menjadi salah satu motor penggerak transformasi ekonomi digital di Indonesia.

Melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030 (BSPI 2030), Bank Indonesia merumuskan kebijakan guna mengantisipasi tantangan ekonomi keuangan digital yang semakin kompleks dan dinamis.

Tujuannya menciptakan sistem pembayaran inklusif, efisien, dan aman dalam rangka mendukung stabilitas moneter dan keuangan.

Dengan dasar ini, kritik dan analisis terkait kebijakan BSPI 2030 dapat dikaitkan dengan pandangan ekonomi moneter klasik dan Keynesian, terutama mengenai peran sistem pembayaran dalam mendukung kebijakan moneter dan fiskal, serta dalam menghadapi risiko dan tantangan global.

Dalam perspektif teori ekonomi moneter klasik, uang dianggap sebagai alat tukar yang netral, di mana permintaan dan penawaran uang memengaruhi harga barang dan jasa dalam jangka panjang tanpa memengaruhi variabel riil seperti output dan tingkat pengangguran.

Oleh karena itu, dalam pandangan moneter klasik, efisiensi sistem pembayaran sangat penting untuk menjaga kelancaran arus uang dalam ekonomi.

BSPI 2030 yang menekankan pada digitalisasi pembayaran secara masif melalui infrastruktur modern seperti BI-FAST, QRIS, dan Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP), adalah langkah signifikan untuk mengurangi inefisiensi dalam transaksi ekonomi.

Namun, teori moneter klasik cenderung mengabaikan dampak jangka pendek dari ketidakstabilan uang dan perubahan dalam struktur sistem pembayaran terhadap perekonomian.

Di sinilah teori Keynesian berperan, dengan menekankan bahwa uang memiliki peran penting dalam memengaruhi variabel-variabel makroekonomi seperti investasi, output, dan lapangan kerja.

Keynes menyoroti bahwa ketidakstabilan sistem pembayaran dapat memicu fluktuasi ekonomi yang signifikan, terutama selama masa krisis keuangan.

Sistem pembayaran: Pilar stabilitas moneter dan keuangan

Sistem pembayaran memiliki peran penting dalam mendukung fungsi bank sentral untuk menjaga stabilitas moneter.

Dalam teori moneter klasik, kestabilan suplai uang dan efisiensi distribusinya melalui sistem pembayaran yang efektif dianggap vital untuk menjaga stabilitas harga dan nilai mata uang.

Sistem pembayaran yang tidak efisien dapat menyebabkan dislokasi dalam distribusi uang dan memperlambat sirkulasi ekonomi, yang pada gilirannya dapat memicu inflasi atau deflasi, bergantung pada konteks perekonomian.

Dari sisi ini, BSPI 2030 memainkan peran kunci dengan menciptakan sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal (CEMUMUAH).

Tujuan ini sejalan dengan pandangan moneter klasik yang menekankan pentingnya efisiensi pasar dan distribusi uang sebagai prasyarat untuk stabilitas harga.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat