Deflasi 5 Bulan Beruntun Hampir Samai Krisis 1999, BPS Ungkap Penyebabnya
JAKARTA, - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan penyebab terjadinya deflasi selama lima bulan berturut-turut pada Mei hingga September 2024.
Selama lima bulan terakhir deflasi tercatat sebesar 0,12 persen pada September, 0,03 persen pada Agustus, 0,18 persen pada Juli, 0,08 persen pada Juni, dan 0,03 persen pada Mei 2024.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, selama lima bulan terakhir komoditas daging ayam ras masuk dalam 5 besar komoditas utama yang menyumbang andil deflasi.
Baca juga: September 2024 Deflasi 0,12 Persen, BPS: Deflasi Kelima pada 2024
Selama Mei hingga September 2024 andil harga daging ayam ras ke deflasi masing-masing sebesar 0,03 persen, 0,05 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, dan 0,02 persen.
"Dalam 5 bulan terakhir, komoditas daging ayam ras masuk dalam 5 besar komoditas utama yang menyumbang andil deflasi," ujarnya saat konferensi pers di kantornya, Selasa (1/10/2024).
BPS juga mencatat, penyumbang deflasi terbesar selama lima bulan ini berasal dari penurunan harga komoditas pangan bergejolak (volatile food).
Beberapa di antaranya adalah komoditas daging ayam ras, beras, tomat, cabai, dan bahan pangan lainnya.
Baca juga: Harga Cabai Turun, September 2024 Diprediksi Deflasi Lagi
Jika dilihat dari kelompok komoditasnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau kembali menjadi kelompok utama penyumbang deflasi dan deflasi pada 2024 terjadi dalam enam bulan berturut-turut.
Khusus pada September 2024, deflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,59 persen dan andil deflasi sebesar 0,17 persen. Deflasi ini lebih dalam dibandingkan bulan-bulan sebelumnya maupun sepanjang September 2020-2024.
Terkini Lainnya
- Gaji UMR Padang Sidempuan 2025 dan 32 Daerah di Sumut
- Gaji UMR Binjai 2025 dan Semua Kabupaten/kota di Sumut
- Ketidakpastian Global Masih Berlanjut, Sri Mulyani Tegaskan Stabilitas Sistem Keuangan RI Tetap Terjaga
- Bank DBS Gelar Forum Strategi Investasi, Dorong Penguatan Relasi Indonesia-Taiwan
- Soal Kriteria Perguruan Tinggi Bisa Kelola Tambang, ESDM Bakal Bahas dengan DPR
- Emiten Remala Abadi Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris
- Mentan Amran Minta Importir Singkong Jangan Zalimi Petani, Ada Apa?
- Diskon Tarif Listrik 50 Persen Tidak Diperpanjang, Hanya 2 Bulan
- Menteri KP: Terus Terang Kami Kaget Ada Sertifikat di Area Pagar Laut Tangerang...
- IHSG Melemah di Akhir Perdagangan, Rupiah Menguat ke Rp 16.171 Per Dollar AS
- Ini Ancaman Hukuman bagi Distributor MinyaKita Jual Tidak Sesuai Harga
- Kemendag Akan Tindak Distributor Nakal MinyaKita di Daerah-daerah “Merah”
- BUMN Sudah Terapkan 4 Hari Kerja, Dukung Aturan Serupa Diterapkan di Jakarta
- Menteri KP: Tidak Ada "Kekuatan Besar" yang Menekan soal Pagar Laut...
- Viral Hadiah dari Luar Negeri Diminta Bayar Rp 3,5 Juta, Bea Cukai: Itu Aturan Impor Barang
- Coretax Kerap Bermasalah, Sri Mulyani: Kepada Seluruh Wajib Pajak, Saya Mengucapkan Maaf...
- SMDD 2024, Menkominfo Apresiasi Sinar Mas yang Dorong Percepatan Transformasi Digital Nasional
- Pogram 3 Juta Rumah Prabowo, Bagaimana Dampaknya ke BTN?
- Digemari di Mesir, Ekspor Kulkas Produksi Indonesia Naik 87,8 Persen
- Deflasi September 2024 Lebih Dalam, Disumbang Penurunan Harga BBM
- Menteri KKP Lepas Ekspor Perdana Ikan Tuna ke Kanada