Bumiputera Kembali Jalankan Bisnis, OJK Sebut Target Penyehatan Belum Tercapai
JAKARTA, - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 terus menjalankan rencana penyehatan yang telah mendapatkan keterangan tidak keberatan sejak Juli 2024.
Namun begitu, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan, AJB Bumiputera 1912 masihi belum mencapai target-target yang telah ditetapkan.
"Ada empat inisiatif strategis terkait dengan rencana penyehatan, pertama adalah rencana pembayaran outstanding claim yang sampai dengan akhir Agustus 2024 telah dibayarkan Rp 319,53 miliar, tetapi kalau di RPK-nya itu sampai dengan akhir tahun diharapkan Rp 2,8 triliun," kata dia dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan, Selasa (1/10/2024).
Baca juga: Serikat Pekerja: Bumiputera Belum Penuhi Hak Karyawan Rp 165 Miliar
Ia menambahkan, rencana kedua adalah rencana konversi dari aset tetap menjadi aset produktif atau aset finansial itu baru mencapai Rp 181 miliar. AJB Bumiputera 1912 juga telah menjual premi baru dengan pertanggungan mencapai Rp 285,3 miliar.
Sayangnya, Ogi bilang, dua aksi tersebut belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Selain itu, AJB Bumiputera juga sedang menjalankan reorganisasi dan rasionalisasi sumber daya manusia (SDM), tetapi juga belum sesuai dengan harapan yang dicantumkan dalam RPK.
"Masih dalam tahap penyiapan perangkat kebijakan peraturan," imbuh dia.
Baca juga: AJB Bumiputera 1912 Lanjut Bayar Klaim Pemegang Polis Senilai Rp 241,05 Miliar sampai Juli 2024
OJK meminta Bumiputera untuk berupaya lebih keras dalam mencapai target tersebut. OJK yakin keberhasilan AJB Bumiputera dalam penyehatan perusahaan ini sangat tergantung pada organ manajemen dan seluruh karyawan.
Terkini Lainnya
- Cinema XXI Resmi Terima Sertifikat Halal untuk Produk Makanan dan Minuman di Bioskop
- Penerapan Responsible Financing Dipandang Bikin Saham BNI Menarik
- Judi Online: Dampak Negatif yang Merugikan Masyarakat
- 5 Pekerjaan "Hijau" Bergaji Tinggi dan Tingkat Stres Minim
- Elon Musk Peroleh Jabatan Khusus di Pemerintahan Trump, Apa Perannya?
- Ekonomi Kreatif Harus Didukung Sebagai Mesin Pertumbuhan Baru untuk Ekonomi Nasional
- Galon AMDK Terstandarisasi Dinilai Tak Perlu Pelabelan BPA
- BPJS Kesehatan Jamin Pembayaran Rumah Sakit Aman Meski Ada Risiko Defisit
- Kebijakan Bebas Bea Masuk Susu Impor Dikritisi, Wamendag: Kita Lihat Dulu...
- Tanggapi Usul Ikan Kaleng Masuk Program Makan Bergizi, Aprindo: Harus yang Sehat !
- Penyaluran KUR Capai Rp 246,58 Triliun atau 88 Persen dari Target 2024
- Bluebird Maknai Hari Pahlawan dengan Mengapresiasi Pengemudi
- Google: AI Sudah Jadi "Top of Mind" Masyarakat Indonesia
- Bos Sarana Mitra Luas (SMIL) Borong 87 Juta Saham, untuk Apa?
- InJourney Airports Manfaatkan AI untuk Kontrol Pemakaian Air dan Listik di Bandara-bandara Besar
- Respons Bahlil soal Gelar Doktornya Ditangguhkan UI
- IHT Dipandang Bisa Terpukul PP Kesehatan hingga RPMK Tembakau
- Kementan Gandeng PLN Kembangkan Sistem Biomassa, Manfaatkan 46 PLTU
- IHSG " Rebound" Ke Level Psikologis 7.600, Rupiah Lanjutkan Tren Pelemahan
- Kemenko Perekonomian dan Surveyor Indonesia Matangkan Dasbor Nasional untuk Implementasi EUDR
- Pertumbuhan Kredit Melambat, tapi Kualitasnya Membaik