Harga Beras di Tingkat Eceran Maupun Grosir Naik Ketika Harga Gabah Turun
JAKARTA, - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya kenaikan harga beras di tingkat grosir dan eceran pada September 2024 baik secara bulanan (month to month/mtm) maupun secara tahunan (year on year).
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, rata-rata harga beras di tingkat grosir pada September 2024 meningkat 0,08 persen mtm dan 4,40 persen yoy. Sedangkan harga beras di tingkat eceran meningkat 0,05 persen mtm dan 5,91 persen yoy.
"Di tingkat eceran, inflasi beras sebesar 0,05 persen secara mtm dan secara year on year adalah sebesar 5,91 persen," ujarnya saat konferensi pers di kantornya, Selasa (1/1/2024).
Dia merincikan, harga beras grosir meningkat 0,08 persen secara bulanan dari Rp 13.600 per kilogram (kg) menjadi Rp 13.611 per kg dan meningkat 4,40 persen secara tahunan.
Baca juga: Jokowi Tanggapi Harga Beras RI Termahal di ASEAN dan Pendapatan Petani
Kemudian harga beras eceran meningkat 0,05 persen secara bulanan dari Rp 14.670 per kg menjadi Rp 14.678 per kg dan meningkat 5,91 persen secara tahunan.
Sementara harga beras di penggilingan pada September 2024 turun 0,32 persen secara bulanan dari Rp 12.808 per kg menjadi Rp 12.767 per kg, tapi naik 0,47 persen secara tahunan.
"Harga beras yang disampaikan di sini merupakan harga rata-rata beras ya yang mencakup berbagai jenis kualitas beras dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia," ucapnya.
Baca juga: Harga Beras Mahal, Bapanas: Biaya Produksinya Tinggi, Petani Berhak Dapat Keuntungan
Sementara itu, harga gabah kering di tingkat petani pada periode yang sama sebesar Rp 7.094 per kg atau turun 1,16 persen dari bulan sebelumnya dan turun 3,95 persen secara tahunan.
Sedangkan harga gabah kering panen di tingkat petani pada September 2024 sebesar Rp 6.478 per kg atau naik 0,87 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan turun 0,57 persen secara tahunan.
Terkini Lainnya
- Saham vs Reksadana: Mana yang Lebih Cocok untuk Investor Pemula?
- Promo dan Harga Tiket Happytopia Sleman Bulan November
- Pembangunan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta Dibatalkan, Ini Alasannya
- Daftar Lengkap Susunan Direksi dan Komisaris Baru Pertamina
- KA Ranggajati dan KA Argo Cheribon Fakultatif Pakai Rangkaian New Generation
- Mengenal Jenis-jenis Saham di Bursa Efek
- Bagaimana Cara Top Up DANA dari M-Banking BCA?
- Saham Sritex Disuspensi Sejak 2021, BEI: Bursa Memutuskan untuk Melanjutkan Penghentian Sementara
- KEK Sanur Masuk 5 Besar KEK Terbaik pada Semester I 2024
- Mendag: Indonesia Pasarnya Besar, Jangan Sampai Banyak Diisi Barang-barang Asing
- Kapan Hasil SKD CPNS 2024 Diumumkan? Cek Jadwalnya di Sini
- Serikat Pekerja: Kenaikan Upah Bisa 8 Persen jika Pemerintah Patuhi Putusan MK
- Apa Itu Pasar Modal dan Perannya bagi Perekonomian
- Indonesia Impor 86.360 Ton Anggur, Barantin Pastikan Sudah Diuji Sampel
- Cara Mencairkan JHT bagi Pekerja di Lapak Asik BPJS Ketenagakerjaan
- Profil Simon Aloysius Mantiri, dari TKN Prabowo-Gibran hingga Jadi Dirut Pertamina
- Menjadikan Sampah Bernilai Ekonomi ala Warga Balongan Jabar
- Surveyor Indonesia Dukung Percepatan Investasi di Indonesia
- Menhub Tuding BPH Migas Lindungi Produsen Avtur Lakukan Monopoli di RI
- GoTo Impact Foundation Gelar “GIF Innovation Day” untuk Dorong Lahirnya Inovasi Lokal
- Gandeng Perguruan Tinggi, Arutmin Bikin Inkubator Bisnis untuk Usaha Kecil dan Menengah