pattonfanatic.com

Tekan Inflasi Medis, Emiten Rumah Sakit BMHS Susun Standar Pelayanan Khusus

Bundamedik
Lihat Foto

JAKARTA, - Emiten rumah sakit PT Bundamedik Tbk atau BMHS berupaya untuk bersinergi dengan industri asuransi demi dapat mengendalikan dan menghadapi inflasi medis yang tinggi.

Chief Financial Officer PT Bundamedik Tbk Cuncun Wijaya mengatakan, dalam kaitannya menghadapi inflasi medis, BMHS menyiapkan clinical pathway atau standar pelayanan medis. Hal tersebut juga yang menjadi aspirasi dari industri asuransi terhadap rumah sakit.

"Jadi untuk sakit misalnya usus buntu itu caranya, step-nya, obatnya apa itu distandarkan. Jadi antara kami dan asuransi sama-sama paham," kata dia ketika ditemui di kantornya pada Rabu (2/10/2024).

Hal ini juga akan menyelesaikan beda persepsi yang selama ini terjadi antara rumah sakit dan pihak asuransi. Pasalnya setiap rumah sakit dan asuransi memiliki pelayanan yang berbeda pada setiap jenis klaim.

"Karena memang sakit itu tidak bisa satu ya (penanganannya), ada penyulit, misalnya tiba-tiba pasiennya punya darah tinggi, jadi yang kami standarkan itu hanya yang basic-nya," imbuh dia.

Baca juga: AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

Cuncun menerangkan, dengan adanya standar pelayanan medis asuransi juga akan memiliki gambaran utuh apa saja pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada seorang pasien.

"Mengurangi dispute yang terjadi lah," timpal dia.

Saat ini pihaknya telah menjalankan inisiatif itu sambil terus menyusun standar pelayanan medis tersebut untuk dapat segera digunakan sebagai rujukan.

"Kami harap normal lagi (inflasi medis tahun depan)," tutup dia.

Baca juga: Allianz Life Pantau Efek Inflasi Medis ke Harga Premi Asuransi


Sebagai informasi, Mercer Marsh Benefits 2024 memprediksi, inflasi medis di Asia akan mencapai 11,4 persen pada 2024. Sementara itu, inflasi medis diperkirakan dapat menembus 14,4 persen di Timur Tengah dan Afrika.

Sebelumnya, hasil riset Mercer Marsh Benefits (MMB) dalam Health Trends 2023 menyebut, Medical Trend Rate atau biaya kesehatan di Indonesia diproyeksikan meningkat hingga 13,6 persen di 2023.

Prediksi biaya kesehatan di Indonesia ini lebih tinggi dari proyeksi Asia di 11,5 persen, juga melebihi inflasi keuangan Indonesia pada 2022 sebesar 5,5 persen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat