pattonfanatic.com

Percepat Produksi Hidrogen Hijau, PGE-Pertamina NRE Gandeng Perusahaan Prancis

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT PLN Indonesia Power (PLN IP) akan membentuk joint venture untuk mengintegrasikan teknologi co-generation, dalam proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) dengan total kapasitas mencapai 230 Megawatt (MW).
Lihat Foto

JAKARTA, - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) bersama PT Pertamina Power Indonesia (Pertamina NRE) menggandeng Genvia, perusahaan asal Prancis dalam mempercepat pengembangan produksi hidrogen hijau di Indonesia.

Kerja sama ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh ketiga pihak dalam event Indonesia-France Business Forum yang dilaksanakan di Paris, Prancis pada 26 September 2024.

MoU ini mengatur kerja sama antara PGE, Pertamina NRE, dan Genvia untuk studi bersama terkait pengembangan hidrogen rendah karbon dengan memadukan teknologi Solid Oxide Electrolyzer (SOEL) dari Genvia dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) combined heat and power (CHP) milik PGE.

"Kemitraan ini adalah langkah nyata dalam memperkuat kolaborasi lintas negara untuk memajukan pengembangan dan pengadopsian energi hijau secara menyeluruh," ujar Direktur Utama PGE Julfi Hadi dalam keterangannya, Rabu (2/10/2024).

Baca juga: PLN EPI Gandeng Pupuk Indonesia dan ACWA Power Bangun Ekosistem Hidrogen Hijau

Adapun studi pengembangan hidrogen rendah karbon ini bermula dari kesepakatan yang dijalin Pertamina NRE dan Genvia pada Juli 2024 untuk studi awal integrasi energi panas bumi dengan teknologi SOEL.

Hasil studi awal penerapan teknologi SOEL itu akan diimplementasikan di salah satu Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PGE.

Skema teknologi ini diharapkan dapat menjadi model keekonomian bisnis hidrogen hijau berbasis listrik panas bumi yang menarik dan kompetitif di pasar.

Julfi bilang, PGE terus mendorong pemanfaatan energi panas bumi dengan mempercepat produksi hidrogen hijau skala komersial.

Maka pemilihan teknologi yang tepat pada rantai produksi hidrogen hijau menjadi sangat penting untuk menurunkan Levelized Cost of Green Hydrogen (LCOGH) sehingga meningkatkan keekonomian hidrogen hijau yang memanfaatkan listrik panas bumi.

Penerapan teknologi SOEL ini diharapkan mampu mengurangi penggunaan listrik dalam proses produksi hidrogen hingga 30 persen.

"Nilai strategis pengembangan hidrogen hijau bukan hanya menciptakan sumber pendapatan baru, tetapi sebagai inisiatif pemanfaatan potensi panas bumi yang melimpah di Indonesia secara non-konvensional," kata Julfi.

Baca juga: Kemenperin Susun Peta Jalan Pengembangan Hidrogen Hijau untuk Industri

 


Direktur Utama Pertamina NRE John Anis menambahkan, kolaborasi ini tidak hanya menambah portofolio praktik terbaik (best practice) Pertamina Group dalam produksi energi hijau, tetapi juga memperkuat upaya dekarbonisasi global.

“Kolaborasi ini menegaskan komitmen kami untuk mengeksplorasi solusi inovatif guna mencapai produksi hidrogen yang efisien dan memaksimalkan potensi energi hijau Indonesia, seperti panas bumi,” ucapnya.

Untuk diketahui, Genvia merupakan sebuah usaha patungan publik-swasta yang dibentuk oleh beberapa perusahaan dan organisasi, yaitu CEA (Komisi Energi Alternatif dan Energi Atom Prancis), Schlumberger, Vinci Construction, Vicat, dan pemerintah daerah Occitanie di Prancis dengan tujuan mempercepat pengembangan teknologi hidrogen bersih.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat