pattonfanatic.com

Penurunan Suku Bunga, Pelonggaran "Ruang Bernapas" Kelas Menengah

Kelas menengah turun kelas. Para penumpang yang sebagian besar pekerja komuter memadati peron Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, saat jam pulang kerja, Jumat (10/2/2023). Pemerintah memberikan sinyal akan tetap menaikkan PPN pada 2025.
Lihat Foto

BANK Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter mengambil langkah menurunkan suku bunga acuan-BI rate sebesar 25 basis poin.

Melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada September 2024, Bank Indonesia mengumumkan pemangkasan BI Rate menjadi 6 persen dari 6,25 persen, bahkan sebelum The Fed mengumumkan penurunan FFR-nya.

Sesuai dengan mandatnya berdasarkan UU P2SK, yaitu stabilitas nilai rupiah, memelihara stabilitas sistem pembayaran, dan turut menjaga stabilitas sistem keuangan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, Bank Indonesia meluncurkan sejumlah kebijakan moneter.

Tiga kebijakan moneter yang paling sering diterapkan adalah penetapan suku bunga (BI-Rate), membeli/menjual surat berharga, dan persyaratan cadangan minimum.

Intervensi Bank Indonesia dalam berbagai bentuk tersebut berpengaruh terhadap fluktuasi sektor moneter, termasuk stabilitas sistem keuangan nasional yang tercermin pada perkembangan indikator moneter.

Indikator moneter yang mencakup antara lain BI-rate, inflasi, cadangan devisa, dan kurs.

Di sepanjang perjalanan 2024 sampai September, BI Rate cukup lama bertahan pada tingkat suku bunga tinggi.

Pada Januari – Maret 2024, BI Rate dipertahankan 6 persen. Pada lima bulan sesudahnya (April – Agustus 2024), BI-Rate bertengger pada tingkat 6,25 persen.

Kenaikan BI Rate dari 6 persen menjadi 6,25 persen merupakan respons atas meningkatnya risiko global dan menjaga inflasi sesuai sasaran, yaitu 2,5 persen plus/minus 1 persen year on year (YoY).

Tingkat inflasi selama Januari – September 2024 terjaga aman pada 1,8 persen (terendah selama periode berjalan 2024) pada September sampai dengan 3,05 persen (tertinggi selama periode berjalan 2024) pada Maret 2024.

Tingginya inflasi pada Maret didorong peningkatan harga-harga volatile food karena peningkatan permintaan musiman memasuki masa Ramadhan per 12 Maret.

Sementara itu, penurunan inflasi pada September, sebagaimana disampaikan oleh BPS adalah karena penurunan harga pangan sebagai akibat dari turunnya biaya produksi.

Kurs rupiah terhadap dollar AS di sepanjang perjalanan 2024 tercatat antara Rp 15.245,80 – Rp 16.337,33 dalam rata-rata bulanan. Rupiah paling perkasa pada September dan paling lemah pada Juni.

Secara harian, rupiah paling kuat pada 25 September 2024 dengan kurs Rp 15.092 per dollar AS dan paling lemah pada 21 Juni 2024 dengan kurs Rp 16.458 per dollar AS.

Cadangan devisa terlaporkan aman sebesar 140.390 juta dollar AS di 2024-TWI dan 140.177 juta dollar AS di TWII. Angka yang cukup untuk kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah selama lebih dari 6 bulan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat