Triwulan III-2024, KAI Commuter Catat Peningkatan Volume Pengguna hingga 15 Persen
- Pada triwulan III-2024, KAI Commuter mencatat volume pengguna hingga 241.791.750 penumpang, meningkat 30,72 juta orang atau 15 persen dibandingkan periode sama pada 2023 sebesar 211.065.326 orang.
Vice President (VP) Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan, volume commuter line Jabodetabek menunjukkan tren positif.
"Ini membuktikan bahwa transportasi publik, khususnya commuter line, menjadi pilihan utama masyarakat dalam bermobilisasi," ujarnya melalui siaran pers, Kamis (3/10/2024).
Disebutkan bahwa rata-rata pengguna commuter line pada hari kerja selama 2024 adalah 973.280 per hari. Angkanya meningkat 14 persen dari sebelumnya 850.183 orang per hari. Pada hari libur, jumlah penumpang yang tercatat adalah 726.340 orang per hari.
Baca juga: KCI Butuh Pengadaan 37 KRL hingga 2027, Mayoritas Dipesan dari INKA
Joni menambahkan, dari pantauan persebaran pengguna commuter line Jabodetabek pada triwulan III-2024 mengalami pergeseran waktu persebaran.
“Jam sibuk pagi hari persebaran pengguna mulai pukul 05.00–09.00 WIB, sedangkan sore hari mulai pukul 16.00–19.00 WIB. Sedangkan, persebaran pengguna pada akhir minggu dan hari libur mulai pukul 07.00–20.00 WIB,” jelasnya.
Stasiun Bogor juga merupakan stasiun pemberangkatan dan stasiun tujuan dengan volume pengguna terbanyak.
Tercatat, ada 3.469.878 orang yang berangkat dan 3.482.209 orang datang di stasiun tersebut.
Baca juga: Ada Demo Kawal Putusan MK, KCI Tambah Petugas Pengamanan di Stasiun
Selain itu, Stasiun Tanah Abang mencatat 3.233.823 orang yang berangkat dan 3.120.035 orang yang datang di stasiun tersebut.
Saat ini, KAI Commuter mengoperasikan perjalanan commuter line Jabodetabek sebanyak 1.048 perjalanan dengan 87 rangkaian tiap harinya.
Perjalanan tersebut terdiri dari 379 perjalanan commuter line Bogor, 260 perjalanan commuter line Cikarang, 199 perjalanan commuter line Rangkasbitung, 124 perjalanan commuter line Tangerang, dan 86 perjalanan commuter line Tanjung Priok.
Di sisi lain, KAI Commuter juga terus mengembangkan integrasi sistem pembayaran melalui Kartu Multi Trip (KMT).
Baca juga: KCI Evaluasi Prototipe KRL Baru INKA Sebelum Diproduksi, Intip Bocorannya
Pengelola Commuter Line ini juga menyediakan banyak pilihan untuk pengguna dalam melakukan transaksi pembayaran tiket, khususnya untuk commuter line Jabodetabek.
“Pengguna Commuter Line dapat memilih dengan sistem pembayaran melalui KMT, uang elektronik bank, atau pembayaran lewat QR-code tiket melalui aplikasi Mitra yang telah bekerja sama dengan KAI Commuter,” terang Joni.
Lebih lanjut, Joni mengimbau pengguna untuk selalu mengikuti arahan petugas dengan mendahulukan pengguna yang akan keluar dari kereta.
“Selalu menjaga barang bawaan dan selalu perhatikan celah antarperon dengan kereta,” ucapnya.
Terkini Lainnya
- Gunakan Produk Ramah Lingkungan, Anak Usaha SMGR Revitalisasi Trotoar di Jakarta
- Pasarkan Asuransi Digital, Hanwa Life Perkenalkan Platform MyVitamine
- Simak Daftar Kurs Rupiah di Bank Mandiri sampai BCA
- IHSG Bergerak di Zona Merah, Rupiah Melemah di Pasar Spot
- KUR Bisa Gantikan Pinjol? Ini Keunggulannya Menurut Kemenko Perekonomian
- Aprindo Usul Kenaikan PPN 12 Persen Ditunda Dulu 1-2 Tahun
- Pemerintah Arahkan Penyaluran KUR untuk Dukung Program Prioritas Prabowo
- Pertamina Patra Niaga Pastikan Tindak Tegas SPBU Nakal di Yogyakarta
- Demi Peluang Ekonomi, Alasan Prabowo Ingin Indonesia Gabung OECD Sekaligus BRICS Plus
- Harga Emas Terbaru Hari Ini di Pegadaian Kamis 14 November 2024
- 3 Pernyataan Bahlil Usai Gelar Doktornya Ditangguhkan UI
- Harga Bahan Pokok Kamis 14 November 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni
- Direktur BRI Dukung Usulan Dana Bansos Ditambah Rp 100 Triliun untuk Dorong Daya Beli
- IHSG Bakal Kembali Melemah? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Kamis
- Wall Street Tumbuh Tipis, Efek Pemilu AS Kian Memudar
- WN China Bos Komplotan Pencuri 774 Kg Emas Kalimantan Divonis 5 Tahun
- Lakuemas Raih Penghargaan di Blibli Partner Gathering, Mudahkan Masyarakat Investasi Emas
- RI Jadi Negara Pertama Gunakan Digitalisasi dalam Aksesi OECD
- Evaluasi Pemerintahan Jokowi, KSP: Kelas Menengah Turun tapi Tak Sampai Jatuh Miskin
- KemenkopUKM Sebut Aplikasi Temu Bisa Rusak Pasar Indonesia, Harap Permendag 31 Segera Final