Deflasi adalah Apa? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya

- Kita mungkin sering mendengar istilah deflasi. Apa itu deflasi? Deflasi berkaitan erat dengan perekonomian suaru daerah, wilayah, maupun negara.
Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), deflasi adalah penambahan nilai mata uang, antara lain dengan pengurangan jumlah uang kertas yang beredar dengan tujuan mengembalikan daya beli yang nilainya turun.
Dilansir dari laman Kementerian Keuangan (Kemenkeu), deflasi adalah fenomena penurunan harga yang ada di dalam suatu wilayah, yang bisa terjadi karena kekurangan jumlah uang beredar yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun.
Sementara itu, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), deflasi adalah keadaan yang menunjukkan daya beli uang meningkat dalam masa tertentu karena jumlah uang beredar relatif lebih kecil daripada jumlah barang dan jasa yang tersedia.
Lalu, apa saja penyebab terjadinya deflasi?
Baca juga: Apa Itu Inflasi? Ini Penjelasan dan Penyebabnya
Penyebab deflasi
Pada dasarnya, deflasi adalah kebalikan dari inflasi, yang ditandai dengan kenaikan harga barang atau jasa di pasar akibat ketidakstabilan ekonomi.
Dilansir dari laman Pegadaian, deflasi disebabkan oleh beberapa faktor seperti peredaran uang, permintaan pasar, persediaan produk, dan hasil produksi.
1. Peredaran uang merunun
Penurunan jumlah uang beredar di masyarakat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya deflasi.
Berkurangnya peredaran uang diakibatkan dari peningkatan suku bunga di bank. Saat suku bunga naik, masyarakat cenderung menyimpan dibandingkan membelanjakan uangnya.
Kondisi tersebut dapat berujung pada berkurangnya ketersediaan jumlah uang di pasar, sehingga terjadi deflasi.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Inflasi, Perhitungan, dan Pengendaliannya
2. Berkurangnya perminataan barang atau jasa
Penurunan permintaan barang di pasar menjadi penyebab utama terjadinya deflasi. Kondisi ekonomi yang memburuk dapat mendorong konsumen untuk menekan pengeluaran.
Saat permintaan sedikit, barang atau jasa yang tersedia di pasar akan meningkat dan mendorong terjadinya penurunan harga secara bersamaan.
3. Ketersediaan produk meningkat
Terkini Lainnya
- Menteri Rosan Bantu Carikan Investor untuk IKN Sampai ke Singapura
- Ombudsman Bongkar Masalah Distribusi Elpiji 3 Kg: Stok Tak Merata, Masyarakat Sulit Akses
- [POPULER MONEY] Jadwal dan Cara Cek PenerimaBansos BPNT 2025 | DPR dan Ditjen Pajak Sepakati Gunakan 2 Sistem Perpajakan
- Ketika Lampu Redup dan AC Semakin Hangat di Kementerian BUMN…
- Rahasia Sukses Menurut Steve Jobs: Bukan Soal Bakat, tapi Cara Berpikir
- Muslim LifeFair Bakal Digelar di Revo Mall Bekasi, Tawarkan Diskon hingga 70 Persen
- Dana IPO Bukalapak Parkir di Instrumen Investasi, Benarkah Akan Berubah Haluan?
- PLN Pastikan Sisa Token Listrik Diskon 50 Persen Tidak Hangus Meski Periode Promo Berakhir
- Bahlil Pertimbangkan Aturan Wajibkan Eksportir Batu Bara Gunakan HBA
- Pertamina Produksi 14,5 Juta Barrel BBM Rendah Sulfur untuk Kapal
- Mengapa Orang Kaya Rela Bayar Mahal untuk Terbang dengan Jet Pribadi?
- Tol Terpeka, Tol Terpanjang di Indonesia yang Mendukung Konektivitas Sumatera
- Isu Pengurangan Karyawan Imbas Efisiensi Anggaran, Ini Penjelasan RRI
- KAI Daop 1 Tutup Perlintasan Liar di Lintas Batuceper-Tanah Tinggi
- "Upgrade" Sistem Selesai, BSI Sebut Layanan Aplikasi BYOND Telah Normal
- Ketika Lampu Redup dan AC Semakin Hangat di Kementerian BUMN…
- Rahasia Sukses Menurut Steve Jobs: Bukan Soal Bakat, tapi Cara Berpikir
- IHSG Awal Sesi Melemah, Rupiah Lesu
- Ada 1 Juta Formasi PPPK 2024, Ini Pelamar yang Bisa Daftar Periode I
- Naik Rp 2.000, Cek Harga Emas Antam Hari Ini Jumat 4 Oktober 2024
- Harga Emas Terbaru Hari Ini di Pegadaian Jumat 4 Oktober 2024
- Seleksi PPPK 2024 Periode I Dibuka sampai 20 Oktober, Daftar di SSCASN