pattonfanatic.com

Rupiah Masih Tertekan, Dekati Rp 15.700 Per Dollar AS

Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Senin (26/8/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kian melemah pada Senin (7/10/2024) hari ini. Bahkan pada hari ini, kurs mata uang Garuda melemah lebih dari 200 poin dan mendekati level Rp 15.700 per dollar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 15.687 per dollar AS pada hari ini. Posisi itu melemah 202 poin atau 1,3 persen dari posisi Jumat (4/10/2024) lalu.

Sementara mengacu Bank Indonesia (BI) Jisdor, kurs rupiah berada di level Rp 15.680 per dollar AS pada Senin. Nilai ini lebih tinggi dari posisi Jumat lalu di level Rp 15.495 per dollar AS.

Baca juga: Timur Tengah Kian Memanas, Rupiah Melemah ke Rp 15.600 Per Dollar AS

Pelemahan nilai tukar rupiah selaras dengan indeks dollar AS yang menguat. Mengacu data Investing, greenback (sebutan dollar AS) bergerak cenderung menguat ke level 102,2 poin.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penguatan indeks dollar AS utamanya dipicu oleh rilis data ekonomi Negeri Paman Sam yang positif. Salah satunya, tingkat pengangguran AS yang turun ke level 4,1 persen.

Kemudian, jumlah penciptaan lapangan kerja kecuali di sektor pertanian, pemerintahan, rumah tangga dan lembaga nirlaba juga meningkat lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Hal ini sebagaimana ditunjukan data non-farm payrolls (NFP) yang meningkat menjadi 254.000, lebih tinggi dari ekspektasi konsensus sebesar 150.000.

Berbagai data positif ekonomi tersebut membuat ekspektasi penurunan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang lebih tinggi menjadi berkurang. Sebab, kondisi ekonomi AS yang positif, membuat The Fed tidak perlu terburu-buru untuk menurunkan suku bunga acuannya.

"Pergeseran ekspektasi tersebut mendorong peningkatan permintaan global terhadap dollar AS, sehingga secara umum menguat," kata Josua, dalam keterangannya, Senin.

Selain itu, pelemahan rupiah juga didorong oleh semakin tingginya tensi konflik di kawasan Timur Tengah. Aksi saling serang Israel dengan Iran membuat investor khawatir, dan kembali memburu aset safe haven.

"Investor cenderung mengambil tindakan wait and see," ujar Josua.

Dengan berbagai sentimen tersebut, dollar AS akan bergerak cenderung menguat. Hasilnya, mata uang negara lain, termasuk rupiah, terdepresiasi.

Baca juga: Blueprint Sistem Pembayaran 2025-2030: Uji Coba Rupiah Digital

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat