RI Alami Deflasi Beruntun, Mendagri: Hanya Terjadi di Sektor Tertentu, Daya Beli Masyarakat Masih Kuat
JAKARTA, - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian memberikan pandangannya terkait deflasi yang terjadi di Indonesia selama lima bulan berturut-turut.
Menurut Tito, deflasi hanya terjadi pada sektor tertentu saja.
Ia juga menegaskan secara umum daya beli masyarakat masih kuat.
"Pendapat para ekonom yang menyatakan adanya deflasi selama lima bulan berturut-turut karena menurunnya daya beli masyarakat atau menurunnya permintaan. Padahal, deflasi hanya terjadi pada sektor-sektor tertentu saja, seperti rekreasi, restoran, hingga perawatan pribadi," ujar Tito dalam rapat koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah sebagaimana disiarkan YouTube resmi Kemendagri, Senin (7/10/2024).
"Namun, secara umum, daya beli masyarakat masih kuat, yang dibuktikan dengan inflasi inti masih terjadi kenaikan dan permintaan masyarakat masih tetap tinggi," tegasnya.
Baca juga: Jokowi Minta Deflasi Jangan Sampai Rugikan Petani, UMKM Hingga Pabrik
Tito menjelaskan, Indonesia bukan negara konsumen seperti Singapura.
Indonesia merupakan negara produsen. "Kalau terjadi deflasi terlalu dalam yang senang adalah rakyat, pembeli konsumen, tapi bagi masyarakat di kelas produsen petani cabai misalnya itu ya mereka bisa rugi, kekurangan bahkan tidak bisa menutupi biaya cost operasional,” ungkap Tito.
Dalam rapat tersebut, Tito pun mengapresiasi capaian inflasi tahunan (Year-on-Year) pada bulan September 2024 yang mencapai 1,84 persen.
Angka ini merupakan capaian inflasi terendah sejak awal rapat koordinasi pengendalian inflasi dilakukan pada 2022.
Baca juga: Sri Mulyani Anggap Deflasi 5 Bulan Berturut-turut Berdampak Positif
Tito menggarisbawahi, prestasi ini merupakan hasil kolaborasi erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah (pemda), serta kementerian/lembaga (K/L) terkait.
“Saya juga sudah menyampaikan pers rilis dari BPS tentang inflasi di bulan September kepada Bapak Presiden dan juga presiden terpilih. Beliau-beliau menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi, karena dengan angka inflasi 1,84 persen year-on-year,” jelas Tito.
Ia menekankan pentingnya pemantauan dua komponen utama inflasi yang terdiri dari inflasi inti (core inflation) dan inflasi bergejolak (volatile inflation).
Inflasi inti tidak begitu dipengaruhi oleh dinamika dan cenderung stabil dari waktu ke waktu, seperti pendidikan, kesehatan, dan rekreasi.
Sementara inflasi bergejolak dipengaruhi oleh berbagai dinamika seperti suplai, permintaan, dan distribusi. Ini misalnya terjadi pada sektor pangan dan energi.
“Nah kita melihat komponen naik apa saja? Perawatan pribadi dan jasa lainnya [naik] 0,38 persen, itu termasuk inflasi inti core inflation. Kalau terjadi kenaikan, berarti daya beli masyarakat naik, karena demand-nya naik,” ungkapnya.
Baca juga: Deflasi 5 Bulan Berturut-turut, Mendag: Perlu Dilihat Apakah karena Daya Beli
Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada para kepala daerah dan K/L terkait atas kerja keras dalam menjaga inflasi tetap terkendali.
Mendagri juga mengapresiasi peran Pemda yang tak berhenti melakukan upaya pengendalian inflasi. Angka inflasi 1,84 persen juga masih berada dalam target pemerintah sebesar 2,5 persen plus minus 1 persen, atau berada pada rentang 1,5-3,5 persen.
Diberitakan sebelumnya, Indonesia resmi mengalami deflasi secara bulanan (month to month/mtm) selama 5 bulan berturut-turut, yakni pada Mei - September 2024.
Pada Mei 2024 lalu terjadi deflasi sebesar 0,03 persen lalu meningkat pada Juni dan Juli masing-masing sebesar 0,08 persen dan 0,18 persen. Lalu deflasi kembali ke 0,03 persen tapi melesat ke 0,12 persen pada September.
Baca juga: Zulhas Ungkap Dampak Mengerikan Deflasi: Petani-Peternak Bisa Bangkrut
Terkini Lainnya
- Bertemu Menteri Investasi, Apple Berencana Bangun Fasilitas Manufaktur di Bandung
- Jadwal Pemesanan Tiket Kereta Api Libur Nataru 2024/2025
- Bos Lion Air Bakal Jadi Dirut Garuda Indonesia? Ini Kata Irfan Setiaputra
- [POPULER MONEY] Prabowo Mulai Lawatan Luar Negeri Didampingi Menteri-menteri Ekonomi | Sekilas Mengenal Danantara
- Bangkitnya Airbus A380: Raksasa Pesawat Bakal "Reinkarnasi" Produksi?
- Sebelum Ramai Boikot, KCF Indonesia Sudah Rugi Berkali-kali Sejak 2020
- Nasib KFC: Rugi Terus, Ribuan Karyawan di-PHK, Puluhan Gerai Tutup
- Kemendag Sebut Franchise Bisa Jadi Solusi Bagi Pengusaha yang Baru Memulai Bisnis
- APBN Tekor Rp 309 Triliun di Awal Pemerintahan Prabowo
- Uang Pensiun Jokowi Sudah Cair, Berapa Nominalnya?
- Indonesia dan China Teken MoU di Bidang Keselamatan Maritim
- Ekspansi, CNMA Buka Bioskop Baru di Agora Mall Thamrin Nine
- Bagaimana Sistem Penilaian Tes SKD CPNS 2024?
- Sri Mulyani Ungkap Alasan Hapus BKF dan Tambah 2 Ditjen
- Perkuat Posisi Pasar, WINE Luncurkan Produk Baru
- Uang Pensiun Jokowi Sudah Cair, Berapa Nominalnya?
- Diskursus Kualitas Pertamax Pertamina
- Bank Artha Graha Fokus Dorong Digitalisasi Layanan Keuangan
- Aturan Kemasan Rokok Polos Disebut Bisa Sebabkan Efek Domino Negatif
- Rupiah Masih Tertekan, Dekati Rp 15.700 per Dollar AS
- Jadi Waketum Kadin, Raffi Ahmad: Setelah Pak Prabowo dan Mas Gibran Dilantik Sinergi Kita Akan Lebih Baik