Bahlil: Kondisi Lifting Minyak RI Saat Ini Berbanding Terbalik dari 1997
JAKARTA, - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut kondisi lifting minyak Indonesia saat ini berbanding terbalik dengan tahun 1997. Sebab, tren produksi minyak terus menurun.
Ia bercerita, pada era tahun 1996-1997, lifting minyak Indonesia mencapai 1,6 juta barrel per hari dengan konsumsi berkisar 600.000 sampai 700.000 barrel per hari. Kala itu, 40 hingga 50 persen pendapatan negara pun ditopang sektor migas.
"Pada saat itu, makanya kita masuk di negara OPEC (Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak)," ujar Bahlil dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (9/10/2024).
Baca juga: Menteri ESDM Ungkap Alasan Target Lifting Migas Turun pada 2025
Indonesia memang pernah bergabung menjadi anggota OPEC pada 1962, namun pada 2008 memutuskan keluar karena sudah tidak menjadi negara pengekspor minyak.
Lebih lanjut, setelah terjadi reformasi pada 1998, maka terdapat perubahan aturan, di mana posisi PT Pertamina (Persero) tidak lagi di bawah Presiden langsung, melainkan di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menurut Bahlil, setelah perubahan tersebut, tren produksi minyak dalam negeri semakin menurun. Hal ini didorong regulasi yang kurang mendukung pengembangan industri migas, serta banyaknya sumur migas yang sudah tua.
"Apa yang terjadi (setelah reformasi) bapak-ibu semua? Lifting kita turun terus, di samping memang sumur-sumur kita sudah lama, tetapi regulasi yang memang salah satu membuat persoalan ini," kata dia.
Baca juga: Luhut: Tumpang Tindih Kewenangan Jadi Hambatan Lifting Migas RI
Ia menuturkan, pada tahun 2023-2024 tren lifting minyak Indonesia hanya berkisar 600.000 barrel per hari dengan konsumsi yang mencapai 1,6 juta barrel per hari. Artinya, tren berbalik dari era tahun 1997.
Terkini Lainnya
- Menhub Pastikan Sejumlah Simpul Transportasi Siap Hadapi Nataru 2024/2025
- Sampai Oktober 2024, LPS Bayar Jaminan Simpanan 15 Bank Senilai Rp 735,26 Miliar
- Ada 155.000 PMI di Hong Kong, Terbanyak dari 5 Provinsi Ini
- Mengenal Apa Itu Konsinyasi: Pengertian dan Manfaatnya dalam Bisnis
- UMKM Binaan Pertamina Catat Transaksi Rp 4,5 Miliar di Belanda
- Serial TV Termahal di Dunia dengan Anggaran Fantastis
- Simpanan Nasabah Kaya di Atas Rp 5 Miliar Naik 7,2 Persen, Apa Pemicunya?
- AirAsia Dukung Kebijakan Pemerintah Turunkan Harga Tiket untuk Nataru 2024
- Soal PPN 12 Persen, Airlangga: Jangan Tanya ke Pemerintah, Pemerintah Ikut Komisi XI
- Pemerintah Akan Bangun 800.000 Unit Awal dalam Program 3 Juta Rumah, AHY: Memang Harus "Step by Step"
- Sudah Diuji Lemigas dan LAPI ITB, Pertamax Tidak Sebabkan Mobil Rusak
- Bank Mandiri Tuntaskan Mandiri Sahabatku 2024, Sukses Lahirkan Ribuan Pengusaha Baru
- Menko Airlangga: Pemerintah Akan Buat Satgas terkait PHK
- Hashim Sebut Anggito Abimanyu Akan Jadi Menteri Penerimaan Negara
- Dukung Program 3:Juta Rumah, Perumnas Sediakan 3,4 Hektar di Pulogebang
- SILO Gandeng Lembaga Singapura untuk Bangun Kapasitas Penelitian Klinis di Indonesia
- "Bocoran" Prabowo: Banyak Menteri yang Akan Datang Berada di Kabinet Sekarang
- Pertamina International Shipping Bersihkan 14 Ton Sampah di Sungai Ciliwung
- Pemerintah Pastikan Bandara IKN Beroperasi untuk Umum Paling Lambat Januari 2025
- Daya Beli Masyarakat Melemah, Giliran "Paylater" Tumbuh