pattonfanatic.com

Bahlil: Kondisi Lifting Minyak RI Saat Ini Berbanding Terbalik dari 1997

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat melayat ke rumah duka Faisal Basri di Kompleks Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut kondisi lifting minyak Indonesia saat ini berbanding terbalik dengan tahun 1997. Sebab, tren produksi minyak terus menurun.

Ia bercerita, pada era tahun 1996-1997, lifting minyak Indonesia mencapai 1,6 juta barrel per hari dengan konsumsi berkisar 600.000 sampai 700.000 barrel per hari. Kala itu, 40 hingga 50 persen pendapatan negara pun ditopang sektor migas.

"Pada saat itu, makanya kita masuk di negara OPEC (Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak)," ujar Bahlil dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (9/10/2024).

Baca juga: Menteri ESDM Ungkap Alasan Target Lifting Migas Turun pada 2025

Ilustrasi lokasi produksi minyak dan gas (migas).SHUTTERSTOCK/IURII Ilustrasi lokasi produksi minyak dan gas (migas).

Indonesia memang pernah bergabung menjadi anggota OPEC pada 1962, namun pada 2008 memutuskan keluar karena sudah tidak menjadi negara pengekspor minyak.

Lebih lanjut, setelah terjadi reformasi pada 1998, maka terdapat perubahan aturan, di mana posisi PT Pertamina (Persero) tidak lagi di bawah Presiden langsung, melainkan di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Menurut Bahlil, setelah perubahan tersebut, tren produksi minyak dalam negeri semakin menurun. Hal ini didorong regulasi yang kurang mendukung pengembangan industri migas, serta banyaknya sumur migas yang sudah tua.

"Apa yang terjadi (setelah reformasi) bapak-ibu semua? Lifting kita turun terus, di samping memang sumur-sumur kita sudah lama, tetapi regulasi yang memang salah satu membuat persoalan ini," kata dia.

Baca juga: Luhut: Tumpang Tindih Kewenangan Jadi Hambatan Lifting Migas RI

Ia menuturkan, pada tahun 2023-2024 tren lifting minyak Indonesia hanya berkisar 600.000 barrel per hari dengan konsumsi yang mencapai 1,6 juta barrel per hari. Artinya, tren berbalik dari era tahun 1997.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat