pattonfanatic.com

Dampak 1 Dekade Program Gerai Maritim, Disparitas Harga di Luar Jawa Turun

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Moga Simatupangsaat menutup Rangkaian Puncak Program UMKM JAGO di Jakarta, Senin (7/10/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan bahwa program Gerai Maritim yang mereka gagas berhasil memperkuat konektivitas logistik nasional dan menurunkan disparitas harga.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Moga Simatupang mengatakan, program Gerai Maritim berperan vital menurunkan harga barang di luar Pulau Jawa dalam satu dekade terakhir atau sejak 2015.

“Gerai Maritim yang memanfaatkan keberadaan tol laut dan jembatan udara mampu menurunkan harga barang-barang lebih baik dibandingkan dengan jalur komersial,” kata Moga dalam siaran pers Kemendag, dikutip Kamis (10/10/2024).

Moga mengatakan, efektivitas Gerai Maritim terlihat dari pergerakan disparitas dan stabilitas harga bahan pokok (bapok) dalam 10 tahun terakhir. Ia menyebutkan, disparitas harga bapok dan stabilitas harga semakin baik.

“Bila melihat perkembangan dari 2015 hingga 2024, berdasarkan koefisien variasi sebagai indikator pengukuran untuk disparitas harga antarwilayah dan antarwaktu, disparitas harga semakin turun dan harga-harga semakin terjaga stabil. Data ini berdasarkan laporan dinas yang membidangi perdagangan di daerah yang dihimpun dalam Sistem Informasi Gerai Maritim (SIGM),” kata Moga.

Baca juga: Kemenhub Usulkan Tol Laut Dilanjutkan di Era Pemerintahan Prabowo

Moga menjelaskan, secara umum, terjadi penurunan nilai koefisien variasi harga bapok antarwaktu dan antarwilayah selama periode 2015-2024.

Meskipun, terdapat kenaikan disparitas pada 2022 dan 2023 akibat fenomena commodity supercycle usai Covid-19.

Selama 10 tahun terakhir, tren koefisien variabel antarwilayah menunjukkan disparitas harga yang semakin membaik. Hal ini terindikasi dari angka koefisien variasi antarwilayah yang terus turun dari 14,02 pada 2015 menjadi 10,15 pada Triwulan II 2024.

Lalu, angka koefisien variabel antarwaktu yang terus menurun dari 6,3 pada 2015 menjadi 3,23 pada Triwulan II 2024.

Baca juga: 10 Tahun Muatan Tol Laut Naik Signifikan, Menhub Instruksikan Terus Ditingkatkan


Menurut Moga, kinerja itu turut didukung pertumbuhan jumlah trayek tol laut dan perkembangan jembatan udara dari tahun ke tahun.

“Pada 2015, tol laut diluncurkan dengan enam trayek. Kini, pada 2024, tol laut tercatat memiliki 39 trayek yang tersebar ke Indonesia Barat, Tengah, dan Timur,” ucap Moga.

Berdasarkan data periode 2022-2024, harga bapok, barang penting, dan barang lainnya di kota-kota yang dilalui trayek tol laut menunjukkan tren penurunan yang konsisten.

Daerah dengan rata-rata persentase penurunan harga tertinggi untuk bapok adalah Kabupaten Kepulauan Tanimbar dengan 23,30 persen. Kabupaten Halmahera Timur menempati posisi kedua dengan 18,38 persen, diikuti Kabupaten Fakfak dengan 17,07 persen.

Sementara itu, penurunan harga tertinggi untuk barang penting adalah Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Rote Ndao, dan Kabupaten Kepulauan Anambas.

Kemudian, penurunan harga tertinggi untuk barang lainnya terjadi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Sumbawa, dan Kabupaten Fakfak.

Baca juga: Menhub: Tol Laut Tekan Harga Barang Pokok di Wilayah 3TP hingga 30 Persen

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat