pattonfanatic.com

Wamentan Sebut Negara Asal Impor Sapi untuk Program Susu Gratis Prabowo, Mana Saja?

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menargetkan produksi sawit nasional mencapai 17 ton per hektar. Angka ini sedikit di bawah Malaysia yang mencapai 18 ton hektar. Hal ini diungkapkan Sudaryono saat menghadiri pengukuhan kepengurusan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) 2024 di Auditorium Utama Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (9/10/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menjelaskan soal asal negara impor sapi perah yang akan digunakan untuk mendukung program susu gratis pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Menurut Sudaryono, negara asal impor sapi perah bisa disesuaikan. Kementan akan menyerahkan keputusan memilih negara asal impor kepada masing-masing perusahaan pengimpor.

"Asal impornya disesuaikan, terserah perusahaannya. Ya kan tentu saja ada pertimbangan mengambil dari negara yang iklimnya sama, itu lebih baik kan, (misalnya) Meksiko, Brasil, dan seterusnya," ujar Sudaryono usai menghadiri peluncuran buku peluncuran buku "Anti-mainstream Beureucracy" di Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2024).

"Tapi juga tidak menutup kemungkinan ada beberapa yang bisa disesuaikan gitu. Jadi kita kembalikan kepada pengusahanya, kepada perusahaannya. Ya kan dia yang mau pelihara gitu. Jadi tentu saja tidak kita harus begini, harus begitu, karena itu mereka investasi, mereka mendatangkan investasi, mau mendatangkan sapi hidup di Indonesia, memelihara, memberdayakan sapi hidup di Indonesia," jelasnya.

Sehingga Kementan sifatnya hanya membantu teknis birokrasi, perizinan maupun dukungan untuk penyediaan lahan.

Baca juga: Pemerintah Gandeng 40 Perusahaan untuk Penyediaan Susu Gratis Era Prabowo

Sudaryono juga mengungkapkan, saat ini sudah ada sekitar 46 perusahaan menyatakan komitmen menjadi mitra pemerintah dalam impor sapi perah untuk program susu gratis.

Perusahaan itu terdiri dari perusahaan lokal maupun koperasi. Komitmen jumlah impor sapi pun beragam mulai dari ribuan hingga ratusan ribu ekor.

"(Ada) 46 (perusahaan) kalau enggak salah ya? Iya, ada

Ada yang komitmen ke 100.000 ekor, ada yang 50.000 ekor, ada yang 5.000. ada perusahaan lokal, kooperasi yang juga mau datangkan sekian ratus gitu. Jadi beragam, beragam," ungkap Sudaryono.

"Totalnya komitmennya sudah 1,3 juta. Komitmennya, belum ada yang datang ya, 1,3 juta ekor," tambahnya.

Baca juga: Hilirisasi Perikanan dan Alternatif Minum Susu Gratis


Diberitakan sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) membuka keran impor sapi perah sebanyak 1 juta ekor demi mendukung program pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Sapi perah tersebut didatangkan untuk mendukung produksi susu di dalam negeri untuk menyukseskan program Makan Siang Bergizi Gratis Prabowo-Gibran.

“Jumlahnya 1 juta untuk lima tahun ke depan. Itu sapinya,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Agung Suganda di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip pada Sabtu (7/9/2024).

Diketahui, program bagi-bagi susu merupakan bagian dari program Makan Bergizi Gratis.

Baca juga: Mau Bikin Program Susu Gratis, Ternyata Indonesia Masih Impor Susu  

Namun pemerintah terkendala suplai susu, mengingat 80 persen kebutuhan susu masih mengandalkan impor.

Impor sapi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minimal sapi dalam memproduksi susu, yakni sebanyak 2,5 juta ekor. Sehingga pemerintah berencana membuka impor sapi perah sebanyak 1 juta sampai 1,5 juta ekor.

Jika jadi direaliasikan, makan siang dan susu gratis akan diberikan langsung kepada siswa pra sekolah, dimulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga tingkat pesantren.

Program susu gratis direncanakan akan menyasar 82 juta anak. Dengan begitu, dibutuhkan sekitar 40 juta liter susu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat